4 Lokasi Rawan Begal di Jakarta, Terbaru di Marunda Pelaku Bersenjata Airsoft Gun - Tribunnews
4 Lokasi Rawan Begal di Jakarta, Terbaru di Marunda Pelaku Bersenjata Airsoft Gun - Tribunnews.com

Ringkasan Berita:
- Begal di Marunda nekat melukai sekuriti dengan tembakan dan celurit.
- Dua begal di Tambora kritis setelah dihajar warga usai melepaskan tembakan.
- Remaja 16 tahun, warga Baduy, dibegal, kehilangan dagangan madu dan uang Rp 3 juta.
- Siswa SMP di Cakung nyaris dibegal, video dramatis heboh di Instagram.
- Guru Besar UNIMED: begal erat kaitan dengan narkoba, perlu strategi perang ganda.
TRIBUNNEWS.COM - Begal menyasar pengendara sepeda motor kembali terjadi di Jakarta.
Begal adalah perampok yang melakukan aksi merampas di jalan, biasanya dengan kekerasan atau ancaman.
Pembegalan sering terjadi di jalanan sepi atau lokasi rawan, dengan modus menghentikan pengendara lalu merampas barang berharga.
Terbaru, pelaku beroperasi di wilayah Marunda, Jakarta Utara. Pelaku membawa senjata air soft gun nekat melukai korban pada bulan November lalu.
Aparat Polres Pelabuhan Tanjung Priok telah menangkap pelaku. Meskipun begitu, kasus di Marunda ini menambah doftar aksi begal di ibu kota.
Berikut 4 Lokasi Rawan Begal di Jakarta
Marunda
Pelaku berinisial DF, laki - laki (25) bersama dengan rekannya beraksi di wilayah Marunda, Jakarta Utara.
Mereka menyasar seorang sekuriti perumahan pada Selasa (25/11/2025) pukul 03.00 WIB.

Saat itu korban hendak pulang ke rumah setelah bekerja. Namun pada saat perjalanan pulang, di Jalan Sungai Kendal, Marunda, Cilincing, korban dipepet oleh dua orang pelaku yang berboncengan motor.
"Tiba-tiba di pukul setelah menjelang subuh, ada seseorang yang mengendarai sepeda motor, dua orang, itu mepet dia sehingga akhirnya mencegat," Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP I Gusti Ngurah Putu Krisnha Narayana di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (1/12/2025).
Setelah berhasil memberhentikan korban, pelaku kemudian mengancam dengan celurit dan senjata api airsoft gun.
Saat melawan, korban sempat ditembak oleh pelaku yang mengenai bagian perut sebelah kanan.
Pelaku juga sempat melayangkan tebasan celurit ke arah korban dan mengenai bagian dada sebelah kanan.
Korban yang ketakutan kemudan berlari menjauh dari motornya.
Kemudian korban melaporkan kejadian pembegalan yang dialaminya ke Polres Pelabuhan Tanjung Priok.
Berdasarkan laporan dan informasi ciri pelaku yang didapat dari korban, polisi memburu kedua begal ini.
Pada Kamis, 27 November 2025, polisi berhasil menciduk salah seorang pelaku yang bertugas sebagai driver atau pengemudi. Satu rekannya masih berstatus DPO.
Dari tangan pelaku, polisi mengamankan satu buah airsoft gun dan kunci letter L.
"Jadi, dua orang pelaku ini berperan sebagai pengendara, driver yang berhasil kita amankan, inisial atas nama DF, itu usia 25 tahun, berhasil kita amankan, perannya sebagai pengendara atau driver," kata AKP Krisnha.
Pelaku DF berperan menentukan sasarannya. Sedangkan pelaku DPO bertugas memegang celurit dan melakukan pengancaman kepada targetnya. Pelaku DPO juga yang menembak korban.
Modusnya adalah beroperasi pada dini hari atau menjelang subuh dan mengincar pengendara roda dua yang berkendara sendirian.
Untuk melancarkan aksinya, para pelaku sengaja membawa senjata tajam dan airsoft gun.
Hasil profiling dari pelaku, pelaku DPO dan DF ternyata adalah spesialis begal yang kerap beroperasi di wilayah Marunda dan Muara Gembong Bekasi.
"Ya, jadi di sekitar Marunda dan Bekasi perbatasan di daerah Cilincing Jakarta Utara itu," katanya.
Korban sendiri berdasarkan hasil visum mengalami luka di bagian perut sebelah kanan dan luka lecet akiba tbenda tajam di bagian dada. Korban juga mengalami guncangan psikologis.
Polres Pelabuhan Tanjung Priok berhasil menangkap DF, sedangkan rekannya masih diburu dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Atas aksinya, pelaku dijerat Pasal 365 KUHP tentang tindak pidana pencurian dengan kekerasan.
Jembatan Lima Tambora
Dua pria diduga begal beraksi di Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (23/10) malam.
Pelaku sempat melepaskan tembakan ke udara, namun peluru memantul dan mengenai seorang warga yang masih dalam kondisi sadar.
Kedua pelaku berhasil ditangkap warga dan menjadi sasaran amukan massa.
Kapolsek Tambora Kompol Muhammad Kukuh Islami menyebut keduanya kini dalam kondisi kritis dan dirawat di rumah sakit, sehingga belum bisa dimintai keterangan.
Polisi telah mengamankan senjata api rakitan yang digunakan pelaku dan masih melakukan pendalaman atas kasus tersebut.
Cempaka Putih
Seorang remaja Baduy Dalam bernama Repan (16) menjadi korban pembegalan di Jalan Pramuka Raya, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2025) dini hari.
Ia mengalami luka sobek di tangan akibat diserang empat pelaku, yang kemudian merampas 10 botol madu dagangan, sebuah ponsel, dan uang tunai Rp 3 juta.
Ketua Relawan Jaga Banten, Bahroji, mengecam aksi tersebut dan mendesak Mabes Polri segera bertindak.
Ia menilai kasus ini mencoreng citra keamanan ibu kota, apalagi korbannya berasal dari komunitas adat yang seharusnya mendapat perlindungan hukum.
Menanggapi peristiwa ini, LBH Bapeksi menyatakan siap memberikan pendampingan hukum bagi korban.
Ketua LBH Bapeksi Banten, Abdul Malik Fajar, menegaskan korban harus memperoleh hak keadilan tanpa diskriminasi.
Ia juga mengkritik dugaan penolakan rumah sakit terhadap korban karena tidak memiliki KTP, menyebut hal itu melanggar hukum dan kemanusiaan.
Namun, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membantah adanya penolakan layanan medis.
Menurutnya, kendala yang terjadi bukan soal izin pelayanan, melainkan hambatan komunikasi antara pihak rumah sakit dan korban akibat perbedaan bahasa.
Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan hukum dan akses layanan dasar bagi masyarakat adat, serta menegaskan perlunya tindakan cepat aparat dalam menangani tindak kriminal di ibu kota.
Cakung
Seorang siswa SMP di Cakung, Jakarta Timur, nyaris menjadi korban begal. Kejadian ini viral setelah videonya diunggah akun Instagram @infopenggilingan.
Dalam rekaman terlihat dua pelaku memepet korban; satu mencoba membawa motor, sementara lainnya mengawasi sekitar.
Aksi sempat berhasil, namun digagalkan warga yang menendang motor hingga terjatuh. Para pelaku kemudian kabur menggunakan motor lain.
Kapolsek Cakung Kompol Widodo Saputro membenarkan peristiwa tersebut. Polisi sudah mengecek TKP dan tengah menyelidiki pelaku. Namun, korban tidak membuat laporan karena tidak ada barang yang hilang.
Guru Besar UNIMED: Perang Melawan Begal Harus Dibaringi Perang terhadap Narkoba
Guru Besar Antropologi Sosial Universitas Medan (UNIMED), Prof. Ibrahim Gultom, menegaskan fenomena begal tidak bisa dilepaskan dari penyakit sosial lain, terutama narkoba.
Menurutnya, hanya orang yang terpapar narkoba yang sanggup melakukan tindakan di luar akal sehat, seperti aksi pembegalan.
“Perlu disadari bahwa perilaku begal tidak bisa dilepas dari penyakit masyarakat lainnya seperti fenomena narkoba. Keduanya selalu beririsan. Oleh karena itu perang terhadap begal harus juga dibarengi dengan perang terhadap narkoba,” ujar Prof. Ibrahim saat diwawancara Tribun Medan
Ibrahim menjelaskan, fenomena begal adalah bentuk kriminalitas yang nyata dan ada di setiap negara.
Namun, di Medan, kasus ini belakangan marak dan menimbulkan keresahan. Ia menilai, perilaku begal dapat diminimalisasi melalui pendidikan moral dalam keluarga, serta perhatian dan pengawasan orang tua.
Selain faktor keluarga, kata Ibrahim, kondisi ekonomi dan politik yang kacau juga bisa memicu lahirnya perilaku menyimpang.
“Bisa karena kurangnya perhatian keluarga, pendidikan dan pengawasan. Bisa juga disebabkan kekacauan psikologi masyarakat akibat kondisi ekonomi dan politik kekinian,” tuturnya.
Ibrahim menambahkan, maraknya begal yang berujung tindakan sadis seringkali terkait dengan warga yang terpapar narkoba.
Karena itu, ia menekankan perlunya kajian mendalam dari berbagai pakar, termasuk aparat kepolisian, untuk mengetahui latar belakang, target, dan tujuan komunitas begal.
Ia bahkan menilai polisi perlu menelusuri kemungkinan adanya muatan politik atau kepentingan lain di balik fenomena begal.
“Begal sebagai perilaku menyimpang yang dilakukan sekelompok organisasi tanpa bentuk perlu dicurigai siapa di belakang yang menungganginya,” katanya.
Dalam penanganan, Ibrahim mengingatkan agar kepolisian tetap berpegang pada SOP, tidak terpancing opini publik, serta menjunjung tinggi prinsip hukum dan HAM.
Ia juga menyoroti pentingnya strategi komunikasi Polda Sumut dalam meluruskan berita miring dan menangkal hoaks yang viral di media sosial.
Ibrahim menekankan bahwa fenomena begal harus dibedakan dengan konvoi remaja maupun keberadaan preman.
Menurutnya, konvoi sepeda remaja biasanya dilakukan anak keluarga elit yang ingin tampil beda, sementara preman adalah oknum yang meresahkan masyarakat, meski kadang berafiliasi dengan ormas kepemudaan.
Untuk menumpas begal, Ibrahim menyarankan adanya gerakan formal dan serius yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Ia mendorong Kapolda Sumut bersama Pemprov, Kodam I BB, Polres, tokoh masyarakat, ulama, pendeta, ormas, hingga akademisi duduk bersama membahas langkah konkret.
“Menumpas kejahatan bukanlah semata-mata tugas kepolisian melainkan tugas bersama semua komponen masyarakat,” tegasnya.
BERITA TERKAIT