Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Dunia Internasional Featured Kucing

    443 Hari Terpisah, Kucing yang Hilang Saat Badai Helene Terjang AS Kembali ke Pelukan Keluarga - Tribunnews.com

    8 min read

     

    443 Hari Terpisah, Kucing yang Hilang Saat Badai Helene Terjang AS Kembali ke Pelukan Keluarga - Tribunnews.com

    Editor: Bobby Wiratama
    Facebook/Avery Humane Society
    KUCING DITEMUKAN - Dalam foto: Kucing liar yang diserahkan ke penampungan hewan Avery Humane Society, North Carolina, Amerika Serikat, Minggu (13/12/2025). Ternyata, Gabby adalah kucing berwarna kecokelatan yang hilang ketika Badai Helene (Hurricane Helene) menerjang wilayah Tenggara Amerika Serikat (AS) pada 2024 lalu. 
    Ringkasan Berita:
    • Seekor kucing akhirnya kembali ke keluarga pemiliknya setelah lebih dari satu tahun terpisah alias 443 hari.
    • Awalnya, Gabby yang dikira sebagai kucing liar dan tersesat diserahkan ke penampungan hewan di North Carolina, AS pada Sabtu (13/12/2025).
    • Setelah diketahui ada microchip, terungkap bahwa Gabby merupakan kucing peliharaan sudah dilaporkan hilang sejak Badai Helene melanda North Carolina pada September 2024.

    TRIBUNNEWS.COM - Kisah haru dialami oleh seekor kucing bernama Gabby yang akhirnya kembali ke keluarganya setelah lebih dari satu tahun terpisah.

    Gabby adalah kucing berwarna kecokelatan yang hilang ketika Badai Helene (Hurricane Helene) menerjang wilayah Tenggara Amerika Serikat (AS) pada 2024 lalu.

    Awalnya, Gabby yang dikira sebagai kucing liar dan tersesat diserahkan ke organisasi nirlaba yang merawat hewan-hewan telantar, Avery Humane Society, di negara bagian North Carolina pada Sabtu (13/12/2025).

    Kemudian, para staf Avery mendapati bahwa Gabby bukanlah kucing liar, melainkan merupakan kucing peliharaan alias kucing rumah.

    Hal ini terungkap ketika mereka menemukan microchip yang terpasang pada tubuh Gabby.

    Belakangan diketahui, Gabby sudah dilaporkan hilang sejak Badai Helene melanda North Carolina pada September 2024.

    Setelah identitas pemiliknya terungkap lewat microchip, Gabby pun dipertemukan lagi dengan keluarga yang sangat menyayanginya.

    Rekomendasi Untuk Anda
    Gisel dan Gading Marten Rujuk, Hidup Baru Bersama Buah Hati Mereka

    Total, 443 hari Gabby hilang sejak Badai Helene terjadi dan akhirnya kembali ke pemiliknya.

    Kisah Gabby pun dituangkan Avery Humane Society lewat unggahan di media sosial Facebook, Minggu (14/12/2025) atau sehari setelah Gabby diserahkan ke penampungan yang terletak di Kota Newland tersebut.

    Unggahan itu pun dilengkapi dengan foto Gabby yang bermata bulat, dengan bulu cokelat pasir serta nuansa sedikit gelap pada bagian punggung dan ekornya.

    "Kemarin, seekor kucing manis dibawa kepada kami sebagai kucing liar,” tulis Avery Humane Society, dikutip dari New York Post.

    “Ketika kami memindainya, kami menemukan bahwa ia memiliki microchip."

    "Dengan sedikit penyelidikan, kami mengetahui bahwa ia telah hilang setelah Badai Helene — 443 hari yang lalu."

    "Hari ini, setelah sekian lama, ia akhirnya kembali ke tempat dia yang seharusnya — dipertemukan kembali dengan keluarganya.”

    Menilik kisah Gabby, Avery Humane Society juga menegaskan pentingnya pemasangan microchip pada binatang peliharaan.

    Saat terjadi bencana alam, kericuhan, atau bahkan kecelakaan sehari-hari, microchip dapat menjadi satu hal yang bisa menuntun hewan piaraan yang hilang untuk kembali pulang.

    Microchip adalah chip RFID kecil seukuran beras yang ditanam di bawah kulit kucing (biasanya di antara tulang belikat) untuk identifikasi permanen, sehingga fungsinya mirip kartu identitas digital.

    Dalam microchip, ada kode unik yang terdaftar, jadi jika kucing tersesat dan ditemukan, microchip bisa dipindai untuk mengetahui data pemiliknya.

    Di luar negeri, seperti Amerika Serikat (AS) atau Inggris, pemasangan microchip pada binatang peliharaan (misalnya, anjing dan kucing) adalah hal yang lumrah, bahkan ada yang diwajibkan.

    Berikut bunyi unggahan lengkap Avery Humane Society:

    This is why microchipping your pets matters

    Yesterday, a sweet cat was brought to us as a stray. When we scanned her, we discovered she had a microchip.
    With a little digging, we learned she had gone missing after Hurricane Helene - 443 days ago.
    Today, after all that time, she is finally back where she belongs - reunited with her family.
    Microchips are more than just a number; they are a lifeline. In times of chaos, natural disasters, or even everyday accidents, they can be the one thing that brings a lost pet home.
    But, a microchip only works if the information attached to it is kept up to date.
    Please take a moment to check your pet's microchip registration and make sure your contact information is current.
    That small step can make the difference between heartbreak and a happy reunion.

    After 443 days apart, this family got their miracle - and it all started with a microchip. Congratulations! Kieran (Gabby)

    Sekilas tentang Badai Helene

    Dikutip dari laman Britannica, Badai Helene adalah siklon tropis besar dan dahsyat yang dikenal dengan intensifikasinya yang begitu cepat.

    Badai ini mendarat di Florida barat laut pada 26 September 2024, lalu meluas ke negara bagian lain seperti North Carolina dan South Carolina, serta Tennessee dan Georgia.

    Dalam waktu kurang dari 10 jam, Badai Helene bertransformasi dari badai hurikan Kategori 2 menjadi Kategori 4, dengan kecepatan yang berkembang dari 155 kilometer per jam menjadi 215 kilometer per jam.

    Angin kencang dan banjir yang ditimbulkan Helene menewaskan lebih dari 250 orang.

    Sehingga, Badai Helene menjadi badai paling mematikan yang melanda AS sejak Badai Maria menerjang Puerto Rico pada 2017.

    Selain itu, Badai Helene juga merupakan badai dengan kerugian materiil termahal dalam sejarah AS, sebab dampak ekonomi yang mencakup kerusakan properti dan infrastruktur, mencapai 200 miliar US dollar atau setara Rp3,5 triliun.

    Transformasi Helene dari area badai petir dan hujan yang tersebar menjadi badai Kategori 4 hanya dalam waktu dua hari lebih sedikit dipicu oleh perairan yang sangat hangat di Laut Karibia dan Teluk Meksiko, yang oleh para ahli meteorologi telah dikait-kaitkan dengan pemanasan global.

    (Tribunnews.com/Rizki A.)

    di-Mississauga-Ontario-Kanada-2.jpg
    Komentar
    Additional JS