Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat China Dunia Internasional Featured Spesial Taiwan

    AS akan Jual Senjata Besar-besaran ke Taiwan, China Tak Terima - Tribunnews

    7 min read

     

    AS akan Jual Senjata Besar-besaran ke Taiwan, China Tak Terima - Tribunnews.com

    Editor: Nanda Lusiana Saputri

    Facebook The White House
    PRESIDEN AS TRUMP - Foto diambil dari Facebook The White House, Selasa (16/12/2025) memperlihatkan Presiden AS Donald Trump dalam unggahan pada 6 Desember 2025. -- AS akan menjual senjata besar-besaran senilai senilai 11,1 miliar dolar AS ke Taiwan. China mengecam dan tidak terima dengan keputusan AS. 
    Ringkasan Berita:
    • AS mengumumkan rencana penjualan paket senjata besar-besaran ke Taiwan, yang didukung oleh pemerintahan  Presiden Trump.
    • China mengecam keputusan AS, menyebutnya pelanggaran terhadap perjanjian China-AS.
    • Taiwan berupaya meningkatkan kemampuan pertahanannya di tengah ketegangan dengan China yang mendukung prinsip "satu-China".

    TRIBUNNEWS.COM - China mengecam keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menjual senjata besar-besaran ke Taiwan.

    Paket senjata itu senilai 11,1 miliar dolar AS, menjadi paket senjata terbesar untuk Taiwan yang berada di bawah tekanan yang meningkat dari China.

    Pemerintah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana tersebut pada hari Rabu (17/12/2025).

    Usulan penjualan senjata AS mencakup Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), howitzer, rudal anti-tank Javelin, drone amunisi jelajah Altius, dan suku cadang untuk peralatan lainnya.

    Taiwan telah meningkatkan pengeluaran untuk pertahanan negaranya di tengah ancaman China yang mendukung prinsip "satu-China".

    Taiwan berterimakasih kepada AS yang membantunya meningkatkan kemampuan pertahanan.

    "Amerika Serikat terus membantu Taiwan dalam mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai dan dalam membangun kekuatan pencegahan yang kuat dengan cepat serta memanfaatkan keunggulan perang asimetris, yang menjadi dasar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

    Taiwan mengatakan paket senjata itu berada pada tahap pemberitahuan kepada Kongres AS, yang memiliki wewenang untuk memblokir atau mengubah penjualan tersebut.

    China Tidak Terima

    Kementerian Luar Negeri China menyatakan kemarahannya setelah AS mengumumkan rencana penjualan paket senjata terbesar dengan Taiwan.

    China mengatakan hal itu sangat merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan menuntut diakhirinya kesepakatan semacam itu.

    "Dengan membantu 'kemerdekaan Taiwan' dengan senjata, pihak AS hanya akan mendatangkan malapetaka bagi diri mereka sendiri; menggunakan Taiwan untuk membendung China pasti akan gagal," kata juru bicara kementerian Guo Jiakun di Beijing, Kamis (18/12/2025).

    Sementara itu, juru bicara Kantor Urusan Taiwan (TAO), Chen Binhua mengatakan penjualan paket senjata itu sama dengan campur tangan dalam urusan internal China.

    Ia mengatakan keputusan itu melanggar prinsip satu-China dan ketentuan dalam perjanjian China-AS pada tahun 1982 di mana AS berjanji akan mengurangi penjualan senjata ke Taiwan secara bertahap.

    “(Keputusan itu) sangat merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan China serta mengirimkan sinyal yang salah kepada kekuatan separatis,” katanya, dikutip dari South China Morning Post.

    China kemudian mendesak AS untuk menghentikan kebijakannya.

    “Kami mendesak Amerika Serikat untuk segera menghentikan kebijakan mempersenjatai Taiwan dan berhenti mentolerir serta mendukung kekuatan separatis yang menganjurkan kemerdekaan Taiwan," ujarnya.

    Chen juga mengecam Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan dan menilai Taiwan mengandalkan AS untuk mengubahnya menjadi "gudang senjata".

    Penjualan Paket Senjata AS ke Taiwan

    Perjanjian penjualan senjata yang diumumkan AS mencakup 82 sistem roket artileri mobilitas tinggi, atau HIMARS, dan 420 sistem rudal taktis angkatan darat, atau ATACMS senilai lebih dari 4 miliar dolar AS.

    Paket senjata ini serupa dengan yang telah diberikan AS kepada Ukraina selama pemerintahan Joe Biden untuk mempertahankan diri dari Rusia.

    Perjanjian tersebut juga mencakup 60 sistem howitzer swa-gerak dan peralatan terkait senilai lebih dari 4 miliar dolar AS serta drone senilai lebih dari 1 miliar dolar AS, seperti diberitakan CBC News.

    Penjualan lain dalam paket tersebut mencakup perangkat lunak militer senilai lebih dari 1 miliar dolar AS, rudal Javelin dan TOW senilai lebih dari 700 juta dolar AS, suku cadang helikopter senilai 96 juta dolar AS, dan perlengkapan perbaikan untuk rudal Harpoon senilai 91 juta dolar AS.

    Dalam pernyataan terpisah, Departemen Perang AS mengatakan bahwa penjualan senjata tersebut melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan Taiwan untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    anies-di-tt-fest.jpg
    Komentar
    Additional JS