Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Juara Opsi Spesial

    Atasi Luka Akibat Diabetes, Madalyn dan Matthew Si Kembar yang Berhasil Raih Emas di OPSI 2025 - SindoNews

    3 min read

     

    Atasi Luka Akibat Diabetes, Madalyn dan Matthew Si Kembar yang Berhasil Raih Emas di OPSI 2025

    Kamis, 27 November 2025 - 17:09 WIB

    Siswa SMAK PENABUR Gading Serpong Madalyn Wilona Elyssa Sibarani dan Matthew William Elya Sibarani meraih medali emas dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2025. Foto/Istimewa.
    A
    A
    A
    JAKARTA - Madalyn Wilona Elyssa Sibarani dan Matthew William Elya Sibarani, siswa kembar dari SMAK PENABUR Gading Serpong Program Brilliant Class, berhasil meraih medali emas dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2025.

    Tahun ini, sebanyak 9.856 pelajar SMA ikut berpartisipasi, termasuk Madalyn dan Matthew yang telah mendaftarkan diri serta mengunggah proposal penelitian sejak 19 Maret hingga 30 April 2025. OPSI dihelat di Universitas Surabaya, Jawa Timur pada 10-15 November 2025 lalu.

    “Kami berpartisipasi dalam kompetisi ini karena sudah menyukai dan menekuni sains sejak SD,” ujar Madalyn, melalui siaran pers, Kamis (27/11/2025).

    Baca juga: Olimpiade Madrasah Indonesia 2025 Ditutup, Berikut Daftar Pemenangnya

    Kecintaan mereka pada sains berawal dari orang tua yang memperkenalkan dunia ilmu pengetahuan melalui komik, buku, majalah, serta berbagai alat pendukung seperti mikroskop.

    “Setiap komik yang dibaca membuka pandangan kami tentang dunia sains dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Berbagai perlombaan di bidang sains juga kami ikuti sejak SD meskipun belum menang. Pengalaman itulah yang menambah keinginan kami untuk terus tekun mendalami ilmu sains,” cerita Matthew.

    Ia menambahkan bahwa lingkungan rumah mereka begitu kental dengan sains karena sang ibu berprofesi sebagai dokter gigi.

    Pada OPSI 2025, keduanya mengangkat penelitian berjudul “Pengaruh Nanoemulsi Gel Ekstrak Kulit Pisang Tanduk (Musa acuminata Var. Typica) Terhadap Penyembuhan Luka Pada Tikus Diabetes Melitus.”

    “Kami terdorong mengangkat topik tersebut berangkat dari fenomena tingginya jumlah pasien diabetes di Indonesia bahkan dunia, yang sering mengalami luka diabetes dan sulit disembuhkan. Itu berisiko menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian,” ungkap Madalyn.

    Mereka melihat bahwa pisang merupakan salah satu buah yang paling banyak diproduksi di Indonesia, sehingga memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi solusi potensial untuk mengatasi masalah luka diabetes.

    “Tujuannya adalah untuk melihat efek nanoemulsi gel ekstrak kulit pisang tanduk terhadap luka diabetes pada tikus wistar, sehingga dapat memberikan solusi alternatif yang efektif bagi penderita diabetes dengan bahan yang mudah didapat dan terjangkau,” jelas Matthew.

    Sejak Januari 2025, Madalyn dan Matthew mulai membuat perencanaan waktu dan berbagi tugas agar proposal, pelaksanaan penelitian, serta laporan dapat selesai tepat waktu. “Kami mulai melakukan riset awal, mengumpulkan bahan, melakukan penelitian, membuat laporan, mendesain poster dan bahan presentasi, serta menyiapkan booth pameran untuk kompetisi,” tutur Madalyn.

    Selama proses persiapan, guru-guru di sekolah memberikan dukungan penuh, mulai dari bimbingan teknis dan akademis, masukan untuk meningkatkan kualitas penelitian, hingga motivasi yang bermakna. “Terima kasih kepada Kepala Sekolah Ibu Kristina, Ibu Indri, Ibu Dewi, Bapak Andre, Kak Azhar, dan Kak Eko yang selalu memperhatikan kami dan memberikan ide-ide, bimbingan teknis bahkan emosional saat menghadapi kesulitan,” ujar Madalyn.

    Berbagai tantangan sempat mereka temui, mulai dari kendala penelitian hingga masalah teknis. Namun, semuanya dapat teratasi berkat dukungan guru. “Teman-teman di sekolah juga membantu kami ketika terlewat mengikuti mata pelajaran karena harus mengikuti lomba,” tambah Matthew. Berkat bantuan tersebut, persiapan mereka berjalan lancar.

    “Saat perlombaan, kemampuan kami diuji mulai dari presentasi penelitian, kejelasan ide, inovasi, hingga booth yang kami rancang juga dinilai,” kata Madalyn. Meskipun melelahkan, keduanya merasa senang karena mendapatkan pengalaman baru. “Kami bisa melihat berbagai penelitian hebat dari teman-teman di seluruh Indonesia sekaligus berkenalan dengan mereka. Selain itu, belajar mengenai animal research juga menjadi pengalaman baru bagi kami,” tutur Matthew.

    Si kembar ini sangat bersyukur karena perjuangan mereka berbuah manis dengan perolehan medali emas. “Kami merasa sangat senang dan bangga karena usaha keras kami akhirnya membuahkan hasil. Meskipun perjalanan menuju kemenangan tidak mudah, medali ini sangat berarti bagi kami, keluarga, dan sekolah. Terima kasih Tuhan,” ucap Madalyn dan Matthew.

    Ke depan, mereka berencana terus mengikuti lomba penelitian dan mempersiapkan diri memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN). “Kami berharap bisa melanjutkan studi di bidang yang lebih dalam mengenai sains dan teknologi untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,” ujar Madalyn.

    Madalyn dan Matthew juga berpesan kepada siswa BPK PENABUR Jakarta agar terus tekun belajar dan tidak mudah menyerah. “Jadikan setiap kesulitan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Kerja keras akan membuahkan hasil. Jangan takut mencoba dan selalu berpikir kreatif,” pesan Matthew.
    (nnz)
    Komentar
    Additional JS