Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bandung Banjir Bencana Dedi Mulyadi Featured Lintas Peristiwa Spesial

    Bandung Diterjang Banjir, Dedi Mulyadi Ungkap 3 Langkah Strategis untuk Mengatasinya, Pemprov Jabar Akan Lakukan ini - Grid id

    4 min read

     

    Bandung Diterjang Banjir, Dedi Mulyadi Ungkap 3 Langkah Strategis untuk Mengatasinya, Pemprov Jabar Akan Lakukan ini

    Minggu, 7 Desember 2025 | 06:50 WIB

    Penulis:



    Bandung Diterjang Banjir, Dedi Mulyadi Ungkap 3 Langkah Strategis untuk Mengatasinya, Pemprov Jabar Akan Lakukan ini (TribunJabar.id)

    Grid.ID - Dedi Mulyadi kini beberkan tiga langkah strategis untuk mengatasi banjir di Bandung. Pemprov Jabar ternyata akan lakukan ini.

    Banjir kembali merendam kawasan Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, sejak hujan deras mengguyur wilayah itu pada Kamis (4/12/2025) siang hingga sore.

    Bandung diterjang banjirDedi Mulyadi ungkap tiga langkah strategis untuk atasinya. Pemprov Jabar ternyata akan lakukan ini.

    Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan tiga langkah utama untuk menangani banjir yang hampir setiap tahun terjadi di Kabupaten Bandung. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa persoalan banjir di Kabupaten Bandung tidak bisa ditangani secara terpisah, melainkan harus diselesaikan melalui penataan ruang dan pengelolaan lingkungan secara komprehensif.

    Langkah pertama, Pemprov Jabar berencana memulihkan kembali tata ruang kawasan hulu dengan memperluas area ruang terbuka hijau. Menurut Dedi, kebijakan ini kemungkinan akan memunculkan penolakan dari pihak-pihak yang telah lama memanfaatkan wilayah hulu

    “Tetapi ini harus dilakukan. Tata ruangnya harus dikembalikan agar fungsi ekologisnya berjalan kembali,” ujar Dedi, Jumat (5/12/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Langkah kedua, menghentikan perubahan fungsi lahan, terutama dari kawasan perkebunan teh dan hutan menjadi lahan sayuran seperti kentang dan komoditas lain. Dedi menyebut aktivitas tersebut menjadi penyebab utama meningkatnya sedimentasi yang masuk ke Sungai Citarum.

    “Perkebunan yang berubah harus dikembalikan menjadi perkebunan teh atau tanaman keras lainnya yang tidak menambah beban sedimentasi,” katanya.

    Langkah ketiga, membangun bendungan di Kertasari sebagai bagian dari pengendalian air dari wilayah hulu. Upaya ini, kata Dedi, akan dijalankan secara simultan dan keberhasilannya membutuhkan dukungan berbagai pihak.

    “Saya meminta semua pihak tidak hanya berteriak ketika banjir. Mari bersama menyelesaikan hulunya,” katanya.

    Selain itu, Dedi mengkritisi pemberian izin pembangunan perumahan yang menimbun area sungai dan rawa. Ia menegaskan bahwa praktik tersebut harus dihentikan dan dievaluasi ulang.

    Dedi juga meminta Pemerintah Kabupaten Bandung dan Pemerintah Kota Bandung untuk bekerja sama menata kembali tata ruang, termasuk menghidupkan kembali danau-danau kecil dan cekungan alami yang kini telah berubah menjadi permukiman dan kawasan komersial.

    “Penanganan banjir tidak bisa hanya fokus pada hilir. Kita harus berani mengembalikan fungsi-fungsi alam. Jika tidak, banjir akan terus berulang setiap tahun,” ucapnya.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung melaporkan bahwa sebanyak 34.497 warga terdampak banjir yang melanda wilayah tersebut. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Wahyudin, menjelaskan bahwa sejumlah kecamatan mengalami banjir cukup serius hingga Jumat (5/12/2025).

    “Data kecamatan terdampak banjir parah adalah Dayeuhkolot dengan warga terdampak sekitar 25.918 jiwa, Baleendah 5.579 jiwa, dan Bojongsoang sekitar 3.000 jiwa," kata Wahyudin di Bandung, Jawa Barat, Jumat, dikutip dari Antara.

    Ia menambahkan, banjir di Kabupaten Bandung membuat 162 kepala keluarga (KK) atau kurang lebih 457 orang harus dipindahkan ke tempat pengungsian. Menurut Wahyudin, BPBD terus bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan proses penanganan korban banjir berlangsung optimal.

    Selain itu, pihak BPBD mengimbau masyarakat agar tetap siaga menghadapi potensi cuaca ekstrem dan segera menyampaikan laporan apabila terjadi perkembangan situasi di lapangan guna mempercepat penanganan. (*)

    Komentar
    Additional JS