Bangunan di Gaza Berisiko Runtuh saat Musim Dingin Ekstrem - SindoNews
2 min read
Bangunan di Gaza Berisiko Runtuh saat Musim Dingin Ekstrem
Selasa, 16 Desember 2025 - 16:20 WIB
A
A
A
JALUR GAZA - Bangunan-bangunan yang rusak akibat perang di Gaza berisiko runtuh karena cuaca musim dingin yang buruk, mengancam akan merenggut lebih banyak nyawa dan mempersulit upaya pemulihan yang sedang berlangsung.
Hujan lebat dan angin kencang telah menyebabkan struktur yang sudah melemah ambruk, menewaskan belasan orang sejak Jumat, menurut laporan otoritas kesehatan.
Hampir dua tahun pertempuran antara Israel dan kelompok pejuang Hamas telah meninggalkan sebagian besar wilayah kantong tersebut dalam reruntuhan.
Pada hari Senin, tim penyelamat menemukan jenazah 12 orang dari dua bangunan yang runtuh pekan lalu, menurut Al Jazeera.
Keluarga-keluarga dilaporkan berlindung di sana karena tempat penampungan yang terlalu padat dan banjir yang telah menghanyutkan tenda-tenda.
Para pengungsi terus berlindung di bangunan-bangunan yang tidak aman meskipun ada risiko yang terlibat, catat Al Jazeera. Laporan PBB baru-baru ini menyatakan sekitar 70% bangunan di Gaza telah hancur akibat perang.
Tim Pertahanan Sipil Palestina mengatakan operasi pemulihan terhambat oleh puing-puing yang tidak stabil, kondisi cuaca buruk, dan kekurangan peralatan serta bahan bakar.
Para pejabat memperkirakan ribuan jenazah masih terkubur di bawah bangunan yang hancur.
Para pejabat Gaza telah meminta organisasi internasional untuk segera menyediakan perumahan sementara yang lebih kokoh, termasuk rumah mobil dan karavan.
PBB juga telah memperingatkan situasi kemanusiaan memburuk seiring datangnya kondisi musim dingin.
“Dengan hujan lebat dan dingin yang dibawa oleh Badai Byron (akhir pekan lalu), orang-orang di Jalur Gaza membeku hingga mati,” tulis Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini di X.
Hamas memperingatkan pada hari Minggu bahwa serangan Israel yang terus berlanjut membahayakan gencatan senjata yang dimediasi AS yang berlaku sejak 10 Oktober.
Israel melancarkan kampanye militernya di wilayah Palestina sebagai tanggapan terhadap serangan mendadak Hamas pada Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang lainnya.
Otoritas kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan operasi Israel selanjutnya telah menewaskan lebih dari 70.000 warga Palestina.
Baca juga: Badai Byron Terjang Gaza, 14 Warga Palestina Tewas
Hujan lebat dan angin kencang telah menyebabkan struktur yang sudah melemah ambruk, menewaskan belasan orang sejak Jumat, menurut laporan otoritas kesehatan.
Hampir dua tahun pertempuran antara Israel dan kelompok pejuang Hamas telah meninggalkan sebagian besar wilayah kantong tersebut dalam reruntuhan.
Pada hari Senin, tim penyelamat menemukan jenazah 12 orang dari dua bangunan yang runtuh pekan lalu, menurut Al Jazeera.
Keluarga-keluarga dilaporkan berlindung di sana karena tempat penampungan yang terlalu padat dan banjir yang telah menghanyutkan tenda-tenda.
Para pengungsi terus berlindung di bangunan-bangunan yang tidak aman meskipun ada risiko yang terlibat, catat Al Jazeera. Laporan PBB baru-baru ini menyatakan sekitar 70% bangunan di Gaza telah hancur akibat perang.
Tim Pertahanan Sipil Palestina mengatakan operasi pemulihan terhambat oleh puing-puing yang tidak stabil, kondisi cuaca buruk, dan kekurangan peralatan serta bahan bakar.
Para pejabat memperkirakan ribuan jenazah masih terkubur di bawah bangunan yang hancur.
Para pejabat Gaza telah meminta organisasi internasional untuk segera menyediakan perumahan sementara yang lebih kokoh, termasuk rumah mobil dan karavan.
PBB juga telah memperingatkan situasi kemanusiaan memburuk seiring datangnya kondisi musim dingin.
“Dengan hujan lebat dan dingin yang dibawa oleh Badai Byron (akhir pekan lalu), orang-orang di Jalur Gaza membeku hingga mati,” tulis Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini di X.
Hamas memperingatkan pada hari Minggu bahwa serangan Israel yang terus berlanjut membahayakan gencatan senjata yang dimediasi AS yang berlaku sejak 10 Oktober.
Israel melancarkan kampanye militernya di wilayah Palestina sebagai tanggapan terhadap serangan mendadak Hamas pada Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang lainnya.
Otoritas kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan operasi Israel selanjutnya telah menewaskan lebih dari 70.000 warga Palestina.
Baca juga: Badai Byron Terjang Gaza, 14 Warga Palestina Tewas
(sya)