KBRN, Banjarmasin: Kota Banjarmasin menjadi sorotan nasional, karena mendapatkanb hibah vaksin dengue dari Takeda, sebuah perusahaan biofarmasi global dari Jepang. Hibah ini menjadikan Banjarmasin sebagai salah satu dari tiga kota di Indonesia yang melaksanakan program vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) pada anak sekolah dasar.

Program ini menyasar siswa kelas 3 dan 4 SD dengan tujuan utama menekan angka rawat inap akibat DBD pada anak. Total ada 7.500 siswa dari 80 SD terpilih di Kota Banjarmasin yang akan terlibat dalam program berskala nasional ini.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, M Ramadhan, menegaskan bahwa vaksinasi ini bukan sekadar suntikan biasa, melainkan bagian dari kajian ilmiah jangka panjang. “Tujuan utama program ini adalah untuk mengetahui sejauh mana vaksin dengue mampu menurunkan angka rawat inap akibat demam berdarah pada anak-anak yang divaksinasi,” kata Ramadhan, tegas.

Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi dengue dilakukan melalui tiga tahapan utama, dimulai dari sosialisasi intensif kepada sekolah dan orang tua murid. Tahap kedua adalah rekrutmen, yang menjadi bagian krusial dalam program ini, karena diminta persetujuan tertulis dan anak akan dipantau selama tiga tahun penuh.

“Pada tahap rekrutmen, anak akan diambil sampel darah untuk mengetahui apakah sebelumnya pernah menderita DBD atau tidak. Ini penting sebagai data awal,” ujar Ramadhan.

Tahap terakhir adalah vaksinasi dengue yang diberikan sebanyak dua kali, dengan jeda waktu minimal tiga bulan antar dosis. Ramadhan menambahkan, tidak semua daerah mendapat kesempatan ini, dan hanya Jakarta, Palembang, dan Banjarmasin yang dipercaya melaksanakan program vaksinasi dengue tersebut.

“Ini adalah hibah vaksin dari Takeda dan Banjarmasin termasuk kota yang dipercaya. Artinya, kesiapan fasilitas kesehatan dan sumber daya kami dinilai memadai,” ucapnya.