Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Aceh Banjir Bencana Featured Istimewa Lintas Peristiwa Spesial Sumatera Sumatera Barat Sumatera Utara

    Banjir Disebabkan Kerusakan Alam, Menhut Klaim Deforestasi di Aceh, Sumut dan Sumbar Justru Turun - Viva

    4 min read

     

    Banjir Disebabkan Kerusakan Alam, Menhut Klaim Deforestasi di Aceh, Sumut dan Sumbar Justru Turun

    Kamis, 4 Desember 2025 - 16:52 WIB
    Oleh :

    Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni di DPR RI
    Sumber :
      Share :

      Jakarta, VIVA – Menteri Kehutanan (MenhutRaja Juli Antoni mengklaim tingkat deforestasi di ketiga provinsi terdampak banjir di Sumatera mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2024. Walaupun penyebab banjir bandang yang terjadi di tiga provinsi itu salah satunya disebabkan karena kerusakan alam. 

      Baca Juga :

      Pernyataan itu disampaikan Menhut Raja Juli Antoni dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis,4 Desember 2025. Menurut Menhut, tingkat deforestasi secara nasional menurun dari 216.216 hektare  pada 2024 menjadi 166.450 hektare per September 2025 atau turun 23,01 persen.

      Menhut awalnya menyebut banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi di Sumatera itu disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor yang saling terkait.

      Baca Juga :

      "Pertama, tadi sudah disampaikan oleh Ibu Ketua Komisi IV DPR RI adanya siklon tropis senyar yang membuat cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi. Namun juga ada karena bentuk geomorfologi DAS (Daerah Aliran Sungai). Serta yang ketiga tentu adalah karena kerusakan pada daerah tangkapan air atau DTA," kata Menhut Raja Juli.

      Selanjutnya, Raja Juli menyampaikan bahwa tingkat deforestasi hutan di Indonesia hingga bulan September 2025 mengalami penurunan dibanding tahun 2024. Termasuk di tiga provinsi terdampak bencana di Sumatera.  

      Baca Juga :

      "Deforestasi di Indonesia pada 2025 menurun sebesar 49,766 hektare jika dibanding dengan tahun 2024, atau menurun hingga 23,1 persen," ujar Menhut  "Penurunan deforestasi tersebut juga teridentifikasi pada tiga provinsi terdampak banjir,"  

      Untuk wilayah Aceh terjadi penurunan 10,04 persen dari 11.228 hektare pada 2023-2024 menjadi 10.100 hektare pada periode 2024 sampai September 2025.

      Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Sumatera Utara (Sumut) yang mengalami penurunan 13,98 persen dari 7.141 menjadi 6.142 hektare. Sedangkan di Sumatera Barat (sumbar) turun 14 persen dari 6.634 menjadi 5.705 hektare

      Namun pada saat bersamaan dia menyebut terjadi perubahan tutupan lahan dari hutan menjadi non-hutan di wilayah terdampak banjir yang dinaungi 31 Daerah Aliran Sungai (DAS).

      Di Aceh, kata dia, pada kurun waktu 2019-2024 perubahan tutupan lahan seluas 21.476 hektare. Perubahan di dalam kawasan hutan terjadi di area seluas 12.159 hektare dan di luar kawasan hutan seluas 9.317 hektare.

      Kementerian Kehutanan (Kemenhut) juga mengidentifikasi 217.301 hektare kawasan masuk dalam kategori lahan kritis atau 7,1 persen dari total 31 DAS terdampak banjir di Aceh. Di Sumut terdampak banjir berada di wilayah 13 DAS dengan total luas 207.482 hektare.

      Dalam kurun waktu 2019-2024 di Sumut terjadi perubahan tutupan lahan dari hutan menjadi non-hutan seluas 9.424 hektare. Terbagi di dalam kawasan hutan 3.427 hektare dan di luar kawasan hutan 5.997 hektare.

      Khusus di wilayah DAS terdampak, total lahan kritis mencapai 207.482 hektare atau 14,7 persen dari total luasan DAS terdampak.

      Di Sumbar, lanjutnya,  wilayah banjir terdapat di 13 DAS dengan total 39.816 hektare. Untuk perubahan tutupan lahan pada 2019-2024, di wilayah itu tercatat terjadi di lahan seluas 1.821 hektare, terbagi di dalam kawasan hutan 1.444 hektare dan di luar kawasan hutan 377 hektare.

      Di wilayah DAS terdampak di Sumbar,  teridentifikasi lahan kritis berada dalam luas 39.816 hektare atau 7,0 persen dari total luas DAS yang mengalami banjir saat ini.

      Komentar
      Additional JS