Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Dunia Internasional Featured Konflik Timur Tengah Rusia Spesial Ukraina

    Bos Intelijen AS: Rusia Tak Mampu Taklukkan Ukraina, Apalagi Menginvasi Eropa! - SindoNews

    3 min read

     

    Bos Intelijen AS: Rusia Tak Mampu Taklukkan Ukraina, Apalagi Menginvasi Eropa!

    Senin, 22 Desember 2025 - 09:45 WIB

    Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard sebut Rusia tidak memiliki kemampuan untuk menaklukkan dan menduduki Ukraina, apalagi menginvasi Eropa. Foto/dni.gov
    A
    A
    A
    WASHINGTON - Direktur Intelijen Nasional (DNI) Amerika Serikat (AS) Tulsi Gabbard mengatakan Rusia tidak memiliki kemampuan untuk menaklukkan dan menduduki Ukraina, apalagi menginvasi Eropa.

    Gabbard pun menuduh "para penghasut perang negara bayangan" dan sebagian media Barat mendorong narasi yang mengkhawatirkan untuk menggagalkan upaya perdamaian Rusia-Ukraina.

    Dalam sebuah unggahan di X, bos intelijen Amerika itu mengatakan, "Yang benar adalah intelijen AS menilai bahwa Rusia bahkan tidak memiliki kemampuan untuk menaklukkan dan menduduki Ukraina, apalagi menyerang dan menduduki Eropa."

    Baca Juga: Prancis Dituduh Khianati Jerman dalam Perang Rusia-Ukraina, Ini Alasannya

    Menurutnya, klaim yang menyatakan sebaliknya digunakan untuk membenarkan "kebijakan pro-perang".

    Gabbard menuduh apa yang dia sebut sebagai "para penghasut perang negara bayangan dan media propagandanya" mencoba untuk melemahkan upaya Presiden Trump untuk membawa perdamaian ke Ukraina dan Eropa.

    Dia mengatakan kelompok-kelompok tersebut secara keliru mengeklaim bahwa komunitas intelijen AS mendukung pandangan Uni Eropa dan NATO bahwa Rusia bertujuan untuk menyerang dan menaklukkan Eropa.

    "Para penghasut perang negara bayangan dan media propaganda mereka sekali lagi mencoba untuk melemahkan upaya Presiden Trump untuk membawa perdamaian ke Ukraina, dan bahkan Eropa, dengan secara keliru mengklaim bahwa 'komunitas intelijen AS' setuju dengan pandangan Uni Eropa/NATO bahwa tujuan Rusia adalah untuk menyerang dan menaklukkan Eropa," tulis Gabbard.

    Menurut Gabbard, pernyataan tersebut didorong untuk membangkitkan dukungan bagi kebijakan pro-perang mereka.

    "Tidak, ini adalah kebohongan dan propaganda yang dengan sengaja disebarkan oleh @Reuters atas nama para penghasut perang yang ingin melemahkan upaya tak kenal lelah Presiden Trump untuk mengakhiri perang berdarah ini yang telah mengakibatkan lebih dari satu juta korban jiwa di kedua belah pihak. Berbahayanya, Anda mempromosikan hal yang salah ini," papar Gabbard.

    Pernyataan Gabbard muncul di tengah laporan-laporan media Barat yang kembali muncul, yang mengeklaim bahwa ambisi teritorial Presiden Rusia Vladimir Putin tetap tidak berubah dan bahwa Moskow masih berupaya menduduki wilayah Ukraina.

    Rusia telah menolak tuduhan ini. Pekan lalu, Putin menolak klaim bahwa Rusia berencana untuk menyerang negara-negara Uni Eropa, menyebutnya sebagai "kebohongan dan omong kosong", dan menuduh politisi Barat menggunakan rasa takut untuk membenarkan peningkatan pengeluaran militer.

    Mendukung komentar Gabbard, utusan khusus Putin, Kirill Dmitriev, memujinya sebagai suara yang menantang apa yang digambarkannya sebagai narasi yang didorong oleh perang.

    "Gabbard hebat bukan hanya karena mendokumentasikan asal-usul Obama-Biden dari tipuan Rusia, tetapi sekarang karena mengungkap mesin penghasut perang 'negara bayangan' yang mencoba memicu Perang Dunia Ketiga dengan memicu paranoia anti-Rusia di seluruh Inggris dan Uni Eropa," tulis Dmitriev di X.

    "Suara akal sehat itu penting. Pulihkan kewarasan, perdamaian, dan keamanan," imbuh dia.

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Amerika Serikat telah mengusulkan kerangka kerja yang memungkinkan untuk pembicaraan perdamaian yang akan menempatkan Ukraina dan Rusia di meja perundingan yang sama, meskipun dia menyatakan skeptisisme tentang apakah format tersebut akan memberikan hasil yang berarti.

    Berbicara kepada wartawan di Kyiv, Zelensky mengatakan Washington telah menyarankan format trilateral yang melibatkan Ukraina, AS, dan Rusia, tetapi menambahkan bahwa pertemuan bersama hanya akan masuk akal setelah kejelasan muncul dari pembicaraan yang telah dilakukan Ukraina dengan para mitranya.

    Sementara itu, para negosiator dari Rusia dan Amerika Serikat bertemu di Miami. Pembicaraan tersebut melibatkan Dmitriev, utusan khusus Trump, Steve Witkoff, dan menantu Trump, Jared Kushner.

    Dmitriev mengatakan diskusi tersebut positif dan akan berlanjut. "Diskusi berjalan secara konstruktif," katanya kepada wartawan, yang dilansir NDTV, Senin (22/12/2025).
    (mas)
    Komentar
    Additional JS