Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Aceh Tamiang Banjir Bencana Featured Istimewa Lintas Peristiwa Spesial Sumatera

    Darurat Kemanusiaan di Aceh Tamiang: Jenazah Diangkut Becak, Warga Minim Logistik hingga Minum Air Banjir - NU Online

    5 min read

     

    Darurat Kemanusiaan di Aceh Tamiang: Jenazah Diangkut Becak, Warga Minim Logistik hingga Minum Air Banjir

    NU Online  ·  Rabu, 3 Desember 2025 | 20:00 WIB


    Banjir menggenangi daerah Aceh Tamiang. (Foto: dok Ansor Aceh Tamiang)

    Helmi Abu Bakar

    Aceh Tamiang, NU Online

    Situasi kemanusiaan di Aceh Tamiang masih berada dalam kondisi darurat pasca banjir besar yang melanda wilayah tersebut sejak akhir November. Di berbagai kawasan terdampak, warga berjuang bertahan hidup tanpa logistik memadai, sementara jenazah korban banjir terpaksa diangkut menggunakan becak barang karena tidak tersedianya kendaraan evakuasi yang layak.


    Informasi memilukan ini kembali mencuat setelah unggahan pegiat media sosial Zulfikar Akbar viral pada Rabu (3/12/2025). Dalam keterangannya, ia menggambarkan bagaimana keluarga korban tak dapat memakamkan jenazah sesuai prosedur lantaran tidak adanya fasilitas evakuasi darurat.


    “Mayat-mayat terpaksa diangkut dengan becak barang. Ini terjadi setelah berhari-hari menunggu bantuan tak kunjung datang. Pastinya keluarga ingin mengurus mayat itu sebaik-baiknya. Namun keadaan memaksa,” tulisnya.

    Baca Juga

    PCNU Padang Pariaman Salurkan Bantuan Hasil Donasi dari Warga untuk Warga


    Warga bertahan minum air banjir

    Sejumlah laporan lapangan menyebutkan bahwa sebagian warga telah berhari-hari bertahan tanpa makanan layak. Sebagian dari mereka bahkan meminum air banjir demi bertahan hidup.


    Pemantauan di sejumlah titik menunjukkan distribusi bantuan belum merata. Desa-desa yang mudah dijangkau cenderung lebih cepat menerima suplai logistik, sementara wilayah yang terisolasi oleh genangan air, lumpur, dan kerusakan infrastruktur masih menunggu tim penyelamat.

    Azemi, anggota PW GP Ansor Aceh yang berada di lokasi terdampak, mengonfirmasi kondisi tersebut. Ia menyebutkan bahwa warga semakin kesulitan karena akses transportasi darat terputus, sementara listrik belum pulih sepenuhnya.


    “Warga terpaksa menunggu perahu dari Binjai dan Pangkalan Susu untuk mendapatkan sembako. Banyak yang harus menempuh perjalanan jauh ke Kota Langsa hanya untuk mencari beras, air minum, dan obat-obatan,” ujarnya.

    Baca Juga

    Banjir Dahsyat Seret Bangunan ke Sungai, Dayah Ummul Ayman Pidie Jaya Lumpuh Total


    Minimarket, kios, dan gudang distribusi dilaporkan kehabisan stok bahan pokok. Sebagian warga masih bertahan di rumah karena keterbatasan transportasi dan tempat pengungsian, sementara ribuan lainnya menempati pos-pos evakuasi darurat dengan fasilitas yang sangat minim.


    Kebutuhan mendesak warga meliputi makanan siap saji, air bersih, selimut, perlengkapan bayi, obat-obatan, serta armada air tambahan untuk evakuasi dan distribusi logistik.


    Komunikasi terbatas, penanganan lambat

    Berikut Daftar Posko Layanan NU Peduli di Aceh, Sumut, dan Sumbar

    Keterbatasan komunikasi turut memperburuk situasi. Meskipun sebagian jaringan seluler mulai berfungsi, akses internet masih tidak stabil sehingga menyulitkan koordinasi lapangan dan pemantauan kebutuhan secara real-time.


    Menurut Azemi, banjir kali ini merupakan salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir di Aceh Tamiang. Selain merendam permukiman, banjir merusak fasilitas publik, jembatan, serta ribuan hektare lahan pertanian dan perkebunan.


    “Yang paling berat adalah tanpa listrik dan air bersih. Banyak anak-anak dan lansia mulai sakit karena cuaca dingin dan air banjir yang tercemar,” ungkapnya.


    Azemi menambahkan bahwa masyarakat Aceh Tamiang kini bukan hanya menunggu bantuan, tetapi juga berharap negara hadir secara utuh dalam fase pemulihan dan rekonstruksi.


    Sementara itu, kritik publik mulai bermunculan terhadap lambannya respon beberapa pejabat daerah yang dinilai lebih fokus pada dokumentasi ketimbang memastikan distribusi bantuan berjalan efektif.


    Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi, pembersihan, dan pemulihan infrastruktur masih berlangsung oleh pemerintah daerah dibantu relawan dan lembaga kemanusiaan. Banyak pihak berharap adanya dukungan lebih besar agar penanganan darurat dapat dilakukan secara lebih cepat dan merata.

    Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.

    Komentar
    Additional JS