Deretan Aksi Protes Jalan Rusak, Terbaru Kades di Lombok Tengah Viral Mandi Air Kubangan - Tribunnews
Deretan Aksi Protes Jalan Rusak, Terbaru Kades di Lombok Tengah Viral Mandi Air Kubangan - Tribunnews.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/kades_mandi_lumpur_bonder_29284845jpg.jpg)
Ringkasan Berita:
- Seorang kepala desa protes jalan rusak dengan cara mandi air kubangan di tengah jalan yang berlupang di Nusa Tenggara Barat (NTB).
- Aksinya pun viral hingga membuatnya ditegur karena dianggap melanggar tata krama birokrasi
- Aksi protes jalan rusak yang viral pun terjadi di sejumlah tempat
- Di Lampung, ada selebgram yang kerap protes jalan rusak dengan cara yang berbeda
TRIBUNNEWS.COM - Di media sosial, banyak video viral aksi protes karena jalan yang rusak tak kunjung diperbaiki oleh pihak-pihak terkait.
Unggahan aksi protes pun terkadang mengundang banyak komentar dari warganet karena dianggap unik.
Terbaru ini, seorang Kepala Desa (Kades) Bonder, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan aksi protes jalan rusak dengan cara mandi lumpur di tengah kubangan air.
Kubangan air tersebut berada di tengah-tengah jalan yang rusak.
Aksi Kades bernama Slamat Riadi tersebut pun viral di media sosial.
Warga Desa Bonder, Hazim Balbar mengapresiasi aksi yang dilakukan kadesnya.
"Itu adalah bentuk protes yang sangat-sangat bagus menurut saya. Supaya pemerintah Provinsi NTB bisa memperhatikan itu dengan baik, segera jalur jalan raya dari Penujak-Selong Belanak ini diperbaiki," ucap Hazim saat ditemui TribunLombok.com, Senin (22/12/2025).

Hazim menambahkan, sosok pemimpin harus jadi ujung tombak dalam perubahan dan peduli terhadap masyarakat.
"Pemimpin itu harus menjadi garda terdepan di dalam hal perubahan,"
"Beliau ini sudah sangat peduli dengan masyarakat tanpa harus ada istilah pencitraan," tambah Hazim.
Terpisah, Slamat Riadi mengatakan bahwa tindakannya tersebut merupakan sebuah tanggung jawab moral karena warga telah memilihnya.
“Jabatan ini kan bukan menjadi penghalang. Kami dipilih oleh warga sebagai penyambung lidah warga,” tegas Slamat, Senin (22/12/2025).
Meski begitu, ia tak menampik bahwa aksinya memicu teguran dari pihak kecamatan, baik lisan maupun tertulis karena dianggap melampaui tata krama birokrasi terhadap pimpinan yang lebih tinggi.
Ibu-ibu Cuci Piring di Jalan Rusak
Aksi yang viral di media sosial juga pernah terjadi pada awal Oktober 2025 lalu.
Seorang ibu rumah tangga (IRT) di Desa Pulau Tengah, Kerinci, Jambi lakukan protes jalan rusak dengan cara mencuci piring di kubangan air.
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas abainya pemerintah daerah dalam memperbaiki jalan di desanya.
Bahkan, jalan yang merupakan jalan provinsi tersebut telah menahun tak diperbaiki, padahal jadi aksis penghubung antara kota bahkan provinsi.
"Sepanjang satu kilometer rusak, sudah enam tahunan,"
"Kalau musim hujan, air menggenang, dan kendaraan yang lewat pasti menyipratkan air ke arah kami," ujar Neneng, ibu rumah tangga sekaligus pedagang yang menggelar aksi.
Kepada TribunJambi.com, ia menceritakan, jalan berlubang yang dipenuhi air kotor tersebut kerap menyebabkan kecelakaan.
Tak hanya pengguna jalan saja yang terganggu, warga sekitar juga ikut terganggu.
Berfoto di Jalan Rusak
Pada tahun 2024 lalu, tepatnya saat HUT ke-79 RI, seorang selebgram asal Lampung bernama Ummu dengan nama akun Instagram @ummuhanii89 protes jalan rusak dengan cara yang sedikit berbeda.
Ia berfoto di jalan berlubang bak foto model.
Sontak, unggahannya di media sosial pun viral dan mendapatkan respons positif dari warganet.
Setelah unggahannya viral, ia pun melakukan klarifikasi.
"Saya Ummu Hani warga Tanjung Bintang,"
"Memang benar pada HUT kemerdekaan RI pada Sabtu (17/8/2024) Saya melakukan aksi memposting sejumlah foto dan video aspirasi terkait infrastruktur di Lampung Selatan," kata Ummu, Minggu (18/8/2024).
Ia menyebut, aksi yang dilakukannya tersebut sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah terkait jalan yang rusak.
"Aksi itu saya dan suami lakukan di daerah rumah saya sendiri dengan tema jalan rusak.
"Jalan rusak yang udah kayak jadi warisan turun temurun," ucapnya.
Mengutip TribunLampung.co.id, ia berharap, dengan aksinya tersebut, keluhan warga bisa didengar.
"Pada kenyataannya masih banyak daerah yang masih belum merdeka secara mutlak. Contoh hal nya seperti ini. Dimana masih banyak jalan rusak. Baik di daerah kota atau perkampungan,"
"Kita semua pasti paham banget kalo jalan merupakan salah satu sarana dan prasarana paling penting dalam kemajuan suatu wilayah. Baik untuk aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya," ujarnya.
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika)(TribunJambi.com, Herupitra)(TribunLampung.co.id, Dominius Desmantri Barus)