Duduk Lebih dari 11Jam Tingkatkan Risiko Serangan Jantung - RRI
Duduk Lebih dari 11Jam Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
KBRN, Bandar Lampung – Gaya hidup sedenter atau kebiasaan duduk terlalu lama kini menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat modern. dr. Dion Haryadi, PN1, CHC, AIFO-K, memperingatkan bahwa durasi duduk yang ekstrem berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit mematikan seperti serangan jantung dan stroke.
Melalui edukasi di akun Instagram pribadinya @dionharyadi memaparkan hasil penelitian menarik yang melibatkan kurang lebih 5.000 wanita selama beberapa tahun. Hasil studi tersebut menunjukkan pola yang mengkhawatirkan terkait kebiasaan duduk harian.
Bahaya Duduk Terus-Menerus
Berdasarkan data penelitian tersebut, kelompok individu yang menghabiskan waktu duduk lebih dari 11 jam setiap hari memiliki risiko serangan jantung dan stroke yang jauh lebih tinggi.
Namun, yang lebih mengejutkan adalah cara seseorang duduk juga sangat berpengaruh. Mereka yang cenderung duduk dalam durasi lama secara terus-menerus tanpa jeda (tanpa berdiri atau bergerak) memiliki risiko penyakit jantung yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang sering menyelingi duduknya dengan berdiri atau berjalan kecil.
Solusi Praktis untuk Pekerja Kantoran
Bagi masyarakat yang memiliki tuntutan pekerjaan untuk duduk dalam waktu lama, dr. Dion menyarankan beberapa langkah preventif yang mudah dilakukan:
1. Lakukan Jeda Aktif: Perbanyak waktu istirahat sejenak (break) untuk sekadar berdiri, berjalan di sekitar ruangan, atau melakukan stretching (peregangan) ringan.
2. Target Langkah Harian: Tambahkan aktivitas fisik sederhana seperti berjalan kaki. "Enggak harus 10 ribu langkah, menurut saya 5.000-6.000 langkah saja sebenarnya sudah sangat baik," ujar dr. Dion dalam unggahannya.
3. Olahraga Rutin: Jika aktivitas harian sudah mulai aktif, langkah selanjutnya adalah merutinkan olahraga. dr. Dion menekankan untuk tidak perlu melakukan olahraga yang terlalu berat di awal. "Lakukan yang bisa kamu lakukan sekarang supaya tidak terlalu banyak alasan untuk memulai," tambahnya.
Fenomena ini menjadi pengingat bagi para "pejuang korporat" dan mahasiswa agar lebih sadar akan pentingnya mobilitas tubuh di sela-sela kesibukan demi menjaga kesehatan jantung di masa depan.