Foto-foto 4 Gajah Ikut Bersihkan Sisa Banjir di Aceh, Bikin Haru Belalainya Angkat Kayu Gelondongan - Tribun-medan
Foto-foto 4 Gajah Ikut Bersihkan Sisa Banjir di Aceh, Bikin Haru Belalainya Angkat Kayu Gelondongan - Tribun-medan.com
TRIBUN-MEDAN.com - Foto-foto empat gajah bersihkan sisa banjir bandang di Pidie, Aceh. Bikin haru belalainya angkat kayu gelondongan.
Aksi empat gajah di Aceh ini bikin haru. Ia ikut membantu manusia yang menjadi korban banjir bandang.
Empat ekor gajah perkasa bernama Abu, Mido, Ajis, dan Noni ikut membantu membersihkan puing-puing kayu dan material berat yang terseret arus banjir bandang di Aceh.
Tampak gajah-gajah ini dengan perkasa memindahkan material kayu yang menumpuk di Kecamatan Meurah Dua dan Kecamatan Meureudu di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Bukan Gajah Sembarangan

Adalah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh yang mendatangkan empat gajah itu ke Pidie Jaya
Gajah-gajah ini berasal dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Share dan telah terlatih khusus untuk tugas-tugas berat seperti ini.
Kepala KSDA Wilayah Sigli, Hadi Sofyan, menjelaskan gajah-gajah jinak tersebut memiliki pengalaman panjang dalam membantu pembersihan pasca bencana, termasuk saat tsunami Aceh 2004.
"Gajah terlatih yang kita bawa ini sebanyak empat ekor, dan semuanya dari PLG (Pusat Latihan Gajah) Share. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, termasuk saat tsunami di Aceh, kehadiran gajah sangat membantu membersihkan puing-puing,"kata Kepala KSDA Wilayah Sigli, Hadi Sofyan.
Kekuatan dan Kelincahan Gajah
Selain itu, gajah ini juga dapat digunakan untuk mengantar logistik kepada para korban banjir di Pidie Jaya, termasuk mencari korban yang belum ditemukan.
"Kami target pembersihan di lokasi terdampak banjir bandang di Kecamatan Meureudu dan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya. Untuk durasi, kami akan bertugas selama tujuh hari di sini, terakhir 14 Desember 2025," katanya.
Mereka mampu membuka akses jalan darat antardesa yang masih terputus dan membersihkan lokasi yang tidak bisa dijangkau oleh alat berat.
Dengan kekuatan dan kelincahan mereka, gajah dapat menjangkau area-area yang sulit diakses oleh kendaraan atau manusia, sehingga mempercepat proses evakuasi dan distribusi bantuan.

Reaksi Haru Netizen di Media Sosial
Peran gajah dalam penanganan bencana ini mendapat perhatian luas dari warganet yang dihimpun Tribun-medan.com.
Banyak yang mengungkapkan rasa haru dan apresiasi atas bantuan yang diberikan oleh gajah, terutama mengingat habitat mereka yang semakin terancam oleh aktivitas manusia.
Beberapa komentar warganet menyoroti ironi bahwa manusia sering merusak habitat gajah, namun saat bencana, gajah justru membantu manusia membersihkan rumah mereka.
Harapan besar pun disampaikan agar gajah Sumatera tetap terlindungi dan dihargai sebagai bagian penting dari ekosistem dan budaya lokal.

"Rumah mereka di hancurkan oleh manusia, sekarang mereka membantu manusia membersihkan rumah manusia..... semoga gajah sumatera tetap terlindungi..."tulis akun Purbo Sri Indarto.
"Manusia yg serakah itu menganggap Gajah adalah Hama bagi mreka, tp mereka tdk sadar bhwa manusia sendiri yg merebut rmh Gajah.. ketika ada musibah Gajah dgn tulus membantu manusia-manusia itu Ya Allah.. sehat-sehat hewan berhati baik, smoga hak kehidupan dan rumah gajah segera kembali.. aamiin aamiin,"tulis akun Sevviana Luluk.
"Masyaa Allah klu begini Gajah dibutuhkan tenaganya,tapi kemaren2 mereka diburu,ditembaki,dibunuh sama manusia2 yg ga punya hati nurani tapi semoga setelah ini membawah hikmah yg baik buat kita semua agar menyangi gajah dan binatang lainnya,"tulis akun Yanti Ariyanti.
"Kasihan gajahnya jika sampai terluka dan kelelahan.Apa lagi habitat dan jumlahnya mulai punah,"tulis akun Jon F Adi.
"Manusia merusak rumah gajah sedangkan gajah membatu membersihkan rumah manusia,"tulis akun Taufik.
"Manusia serba serakah giliran susah masih pakai jasa SI gajah semoga pada sadar jangan di habisin hutan mereka biar hidup di Alam bebas mencari makanan Dan menebar benih karena tanaman biji'' an yg di makan gajah keluar sama tainya jd tumbuh tanaman baru yg subur & lebih cepat drapada manusia yg menanam,"tulis akun Tinae Masadjie.

Dukungan Psikologis Melalui Kehadiran Gajah
Kapolres Pidie Jaya, AKBP Ahmad Faisal Pasaribu, menambahkan bahwa kehadiran gajah tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu fisik, tetapi juga sebagai sarana trauma healing bagi anak-anak korban banjir.
Kehadiran gajah yang jinak dan ramah mampu menghadirkan suasana ceria, mengurangi ketegangan, dan membantu memulihkan kondisi psikologis masyarakat terdampak bencana.
“Gajah-gajah ini kita datangkan bukan hanya untuk mengangkat material berat, tetapi juga untuk kegiatan trauma healing bagi anak-anak korban banjir. Kehadiran gajah dapat menghadirkan suasana ceria, mengurangi ketegangan, dan membantu memulihkan kondisi psikologis mereka,”ucap Faisal.
Lebih lanjut, Faisal menyebut langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen Polri dan stakeholder terkait untuk memberi pelayanan humanis dan responsif.
Melalui kerja sama antara Polres Pidie Jaya dan BKSDA Aceh ini, proses pembersihan diharapkan dapat berlangsung lebih cepat.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Pidie Jaya, Iptu Fauzi Admaja menyebut pembersihan dilakukan di Gampong Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua yang menjadi lokasi paling terdampak bencana.
“Empat gajah yang kita datangkan bersama BKSDA Aceh hari ini sudah berada di lokasi. Mereka langsung kita kerahkan untuk menarik kayu-kayu besar serta material berat lainnya yang menumpuk akibat banjir,” ujar Iptu Fauzi dalam keterangan, Senin (8/12/2025).
Hari Ke-13, Korban Banjir Bandang di Pidie Jaya Desak Tumpukan Kayu di Sungai Dibersihkan
Hingga memasuki 13 hari pasca banjir bandang di Kabupaten Pidie Jaya, namun tumpukan kayu hampir 1 Km belum kunjung dibersihkan.
Tumpukan kayu bulat besar dan kecil belum dibersihkan di Krueng Meureudu, di perbatasan Dayah Husen dengan Pante Gelima, yang menjadi ancaman banjir berulang bagi pemukiman warga tinggal di dekat DAS.
Dampak kayu gelondongan tersangkut di sungai, menyebabkan alur sungai di lokasi lain lenyap tertimbun lumpur.
"Banjir kali ini sangat parah terjadi di gampong kami, banyak hewan ternak mati terkubur lumpur banjir," kata Keuchik Gampong Meunasah Raya, Kecamatam Meurah Dua, A Halim Ishak, kepada Serambinews.com, Minggu (7/12/2025).
Ia mengungkapkan, dampak banjir yang telah meluluhlantakkan desanya, yang menyebabkan 15 ekor lembu dan 60 ekor kambing milik warga mati terkubur lumpur.
Selain itu, 288 rumah rusak dan 179 rumah mengalami rusak berat.
Juga satu SDN, PAUD, kantor keuchik, tiga tempat pengajian dan Dayah Abi Anwar juga ikut rusak diterjang banjir lumpur.
Kecuali itu, banjir di Gampong Mrunasah Raya juga menimbun 15 unit mobil dan 500 unit sepeda motor.
"Banjir dengan cepat naik dengan ketinggian 2 meter, sehingga warga tidak berhasil membawa harta benda. Kareba warga menyelamatkan diri dengan naik ke atas plafon," jelasnya.
Kata A Halim, saat ini yang harus dibersihkan adalah kayu bulat sekitar 1 kilo menupuk di jembatan Krueng Meureudue, di kawasan perbatasan Gampong Dayah Husen dengan Pante Gelima.
Kayu gelondongan yang tersangkut di Krueng Meureudu harus cepat dipindahkan.
Sebab, air sungai akan terus meluap saat hujan turun, lantaran air tidak bisa mengalir lagi.
Luapan air Krueng Meuredue, malah akan meluap ke jalan yang berubah fungsi menjadi alur sungai baru.
"Kami minta kepada pemerintah, kayu di Sungai Meureudue yang tersangkut di jembatan, agar segera dibersihkan.
Sebab, jika turun hujan air sungai akan meluap menghantam pemukiman rumah masyarakat. Sehingga banjir akan terus berulang," ujarnya.
Dikatakan, di Gampong Meunasah Raya, tercatat dua warga meninggal dunia.
Satu bernama Rosmani (50) yang mengalami stroke sehingga korban terjebak dalam banjir di dalam rumah.
Lalu, Akrami (61) meninggal pasca banjir karena sakit.
"Saat ini, pengungsi memerlukan MCK, seulimut dan air bersih. Pengungsi juga mulai diserang gatal-gatal, Dinkes Pidie Pidie Jaya dan Puskesmas Meurah Dua masih digenangi lumpur," pungkasnya
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan