Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Hun Sen Kamboja Spesial Thailand

    Hun Sen Minta Tentara Kamboja Tahan Diri Tak Lakukan Balasan meski Digempur Jet Tempur F-16 Thailand - Tribunnews

    8 min read

     

    Hun Sen Minta Tentara Kamboja Tahan Diri Tak Lakukan Balasan meski Digempur Jet Tempur F-16 Thailand - Tribunnews.com

    Editor: Wahyu Gilang Putranto

    Unggahan Facebook akun resmi Samdech Hun Sen of Cambodia
    HUN SEN KAMBOJA - Unggahan Presiden Senat Pemerintahan Kamboja, Hun Sen menyampaikan kecaman keras kepada Thailand yang dinilai telah melanggar konvensi Jenewa pada Senin ini (4/8/2025). 
    Ringkasan Berita:
    • Hun Sen mengecam Thailand karena menggunakan jet tempur F-16 dan artileri untuk menyerang wilayah Kamboja sebagai upaya memicu pecahnya gencatan senjata.
    • Hun Sen memerintahkan pasukan Kamboja menahan diri untuk membalas, sambil meminta aparat membantu warga
    • Thailand klaim serangan sebagai respons “diperlukan” karena Kamboja terus lakukan pelanggaran kesepakatan damai
    • Insiden baku tembak yang lukai dua tentara Thailand pada Minggu (7/12/2025) jadi pemicu utama gempuran Jet Tempur F-16 ke Kamboja

    TRIBUNNEWS.COM - Salah satu sosok pemimpin tertinggi di Kamboja yakni Hun Sen mengecam keras tindakan Thailand yang mengerahkan pesawat jet tempur F-16 untuk menyerang wilayah negaranya pada Senin pagi ini (8/12/2025).

    Dalam unggahan di Facebook pada Senin, Sosok yang menjabat sebagai Presiden Majelis Senat Kamboja ini menyatakan bahwa Thailand sengaja menembaki Kamboja guna memicu respons balik yang dapat menghancurkan gencatan senjata dan deklarasi perdamaian antara Kamboja-Thailand.

    Menanggapi hal tersebut,  Hun Sen pun menginstruksikan seluruh pasukan di garis depan terus menunjukkan kesabaran untuk tak membalas.

    “Garis merah untuk serangan balik telah ditetapkan. Seluruh komandan di semua tingkatan harus memberikan pemahaman kepada para perwira dan prajurit terkait hal ini,” ujarnya.

    Hun Sen menilai para tentara di garis depan harus bisa menahan diri mengingat Thailand kerap menuding negaranya sebagai "inisiator" konflik.

    Tudingan tersebut diutarakan juga kembali dilayangkan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dalam pidatonya pada Senin ini.

    "Jika ingin pertempuran berhenti, sampaikan kepada pihak yang memulai (Kamboja).” ungkap Anutin dalam sesi jumpa pers terkait serangan ke Kamboja pada hari ini.

    Rekomendasi Untuk Anda
    Jet Tempur F-16 Thailand Ledakkan Kasino Milik Kamboja, Dituding Sudah Alih Fungsi Jadi Pusat Drone

    Selain meminta para tentara di garis depan menahan diri, Hun Sen juga memerintahkan otoritas ataupun aparatur sipil di setiap jenjang untuk berupaya membantu masyarakat yang dievakuasi dari kawasan rawan ke lokasi yang aman.

    Di masa genting ini, Hun Sen juga mengaku akan setia mendampingi putranya Hun Manet yang saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Kamboja 

    “Saya telah membatalkan seluruh agenda kerja lainnya demi mendampingi perdana menteri dalam memimpin pasukan bersenjata guna menghadapi invasi ini,” sambungnya.

     Selain itu, ia memohon pengertian dari tamu domestik maupun internasional yang tidak dapat ditemui sementara waktu.

    Meski demikian, ia menegaskan bahwa atlet Kamboja yang akan berpartisipasi dalam SEA Games di Thailand tetap harus mengikuti ajang tersebut seperti biasa.

    Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja sebelumnya mengonfirmasi bahwa militer Thailand telah melakukan penembakan ke wilayah Kamboja di sejumlah lokasi pada Senin pagi.

    Adapun serangan yang dilakukan Thailand diidentifikasi menggunakan senjata ringan dan artileri.

    Kemenhan Kamboja juga mengonfirmasi adanya serangan pesawat tempur Thailand yang terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Sejalan dengan perintah Hun Sen, Kemenhan Kamboja menegaskan bahwa angkatan bersenjata  negaranya akan terus menahan diri dari upaya Thailand yang dinilai telah melakukan berbagai tindakan provokatif selama berhari-hari dengan tujuan memicu konfrontasi.

    Thailand Sudah Hilang Kesabaran

    KONFLIK THAILAND-KAMBOJA. Tangkap layar YouTube CRUX, Selasa (11/11/2025). Thailand resmi menangguhkan pelaksanaan perjanjian damai dengan Kamboja setelah ledakan ranjau darat di dekat perbatasan melukai beberapa tentaranya.
    KONFLIK THAILAND-KAMBOJA. Tangkap layar YouTube CRUX, Selasa (11/11/2025). Thailand resmi menangguhkan pelaksanaan perjanjian damai dengan Kamboja setelah ledakan ranjau darat di dekat perbatasan melukai beberapa tentaranya. (Tangkap layar YouTube CRUX)

    Dari pihak Thailand, Perdana Menteri Anutin Charnvirakul menjelaskan alasan terjadinya operasi militer besar-besaran di Kamboja pada awal pekan ini.

    Anutin menegaskan operasi militer ini terpaksa dilakukan karena pada Minggu (7/12/2025), terjadi baku tembak di provinsi Ubon Ratchathani, Si Sa Ket, Surin, dan Buri Ram yang berbatasan dengan Sa Kaeo.

    Dikutip dari Bangkok Post, otoritas Thailand melaporkan dua tentara terluka akibat tembakan dari Provinsi Preah Vihear Kamboja.

    Anutin menyatakan operasi militer pada awal pekan ini adalah hal yang 'diperlukan' oleh pemerintah Thailand 

    “Thailand tidak pernah menjadi pihak yang memulai atau penyerang dalam bentuk apa pun, tetapi Thailand tidak akan mengizinkan adanya pelanggaran kedaulatan,” ujarnya.

    Selanjutnya, ia menjelaskan kepada wartawan negosiasi tidak lagi efektif akibat tindakan Kamboja yang dinilai terus melanggar kesepakatan damai yang ada.

    “Sudah terlambat. Kami telah bersabar. Jika ingin pertempuran berhenti, sampaikan kepada pihak yang memulai (Kamboja),” sambung Anutin.

    Di konferensi pers dengan wartawan tersebut, Anutin juga mengaku kesepakatan penyelesaian sengketa perbatasan yang ditandatangani di Kuala Lumpur pada Oktober lalu sepertinya sudah tak berlaku lagi.

    “Saya tidak lagi mengingat hal tersebut.” ungkap  Anutin menjawab pertanyaan tersebut.

    (Tribunnews.com/Bobby)

    Komentar
    Additional JS