0
News
    Home Dunia Internasional Featured Gaza Israel Konflik Timur Tengah Spesial

    Israel Klaim Bunuh Komandan Senior Hamas di Gaza, Terungkap Penyebab Raed Saed Jadi Sasaran - Tribunnews

    7 min read

     

    Israel Klaim Bunuh Komandan Senior Hamas di Gaza, Terungkap Penyebab Raed Saed Jadi Sasaran - Tribunnews.com

    khaberni/tangkap layar
    ILUSTRASI HAMAS - Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, berbaris di lokasi pembebasan 3 sandera Israel, di Khan Yunis, Sabtu (15/2/2025). Raed Saed menjadi sasaran sebagai tanggapan atas serangan Hamas di mana sebuah alat peledak melukai dua tentara sebelumnya. 
    Ringkasan Berita:
    • Komandan senior HamasRaed Saed, disebut telah dibunuh militer Israel.
    • Raed Saed menjadi sasaran sebagai tanggapan atas serangan Hamas.
    • Belum ada konfirmasi langsung dari Hamas atau petugas medis.

    TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel mengklaim telah membunuh komandan senior HamasRaed Saed, dalam serangan terhadap sebuah mobil di Kota Gaza pada Sabtu (13/12/2025).

    Raed Sae merupakan satu dari arsitek serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel.

    Sementara, ini adalah pembunuhan tokoh senior Hamas paling terkenal sejak kesepakatan gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada Oktober 2025 lalu.

    Lantas, apa penyebabnya?

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan, Raed Saed menjadi sasaran sebagai tanggapan atas serangan Hamas di mana sebuah alat peledak melukai dua tentara sebelumnya pada hari Sabtu.

    Dilansir Al Arabiya, serangan terhadap mobil di Kota Gaza menewaskan lima orang dan melukai sedikitnya 25 lainnya, menurut otoritas kesehatan Gaza.

    Belum ada konfirmasi langsung dari Hamas atau petugas medis bahwa Saed termasuk di antara korban tewas.

    Seorang pejabat militer Israel menggambarkan Raed Saed sebagai anggota Hamas berpangkat tinggi yang membantu membangun dan memajukan jaringan produksi senjata kelompok tersebut.

    “Dalam beberapa bulan terakhir, ia berupaya membangun kembali kemampuan dan manufaktur senjata Hamas, sebuah pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata,” kata pejabat itu.

    Sumber-sumber Hamas juga menggambarkannya sebagai orang kedua dalam komando sayap bersenjata kelompok tersebut, setelah Izz eldeen Al-Hadad.

    Raed Saed pernah memimpin batalion Hamas di Kota Gaza, salah satu batalion terbesar dan terlengkapi milik kelompok tersebut, kata sumber-sumber tersebut.

    Hamas, dalam sebuah pernyataan, mengutuk serangan itu sebagai pelanggaran perjanjian gencatan senjata tetapi tidak mengatakan apakah Saed terluka dan tidak sampai mengancam akan melakukan pembalasan.

    Diberitakan AP NewsIsrael dan Hamas telah berulang kali saling menuduh melanggar gencatan senjata.

    Serangan udara dan penembakan Israel di Gaza telah menewaskan 386 warga Palestina sejak gencatan senjata diberlakukan, menurut pejabat kesehatan Palestina.

    Israel mengatakan serangan baru-baru ini merupakan pembalasan atas serangan militan terhadap tentaranya, dan bahwa pasukan telah menembak warga Palestina yang mendekati "Garis Kuning" antara mayoritas Gaza yang dikuasai Israel dan wilayah lainnya.

    Israel menuntut agar militan Palestina mengembalikan jenazah sandera terakhir, Ran Gvili, dari Gaza dan menyebutnya sebagai syarat untuk beralih ke fase kedua gencatan senjata yang lebih rumit.

    Hal itu menjabarkan visi untuk mengakhiri kekuasaan Hamas dan mewujudkan pembangunan kembali Gaza yang didemiliterisasi di bawah pengawasan internasional.

    Perang di Gaza berkecamuk setelah militan pimpinan Hamas membunuh 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 251 orang dalam serangan terhadap Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

    Lalu, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 70.700 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, menurut pejabat kesehatan di Gaza.

    Sebagian besar wilayah Gaza telah hancur dan sebagian besar penduduknya yang berjumlah lebih dari 2 juta jiwa telah mengungsi.

    Bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah tersebut terus berada di bawah tingkat yang ditetapkan oleh ketentuan gencatan senjata.

    Warga Palestina yang kehilangan anggota tubuh dalam perang menghadapi kekurangan anggota tubuh palsu dan penundaan yang lama dalam evakuasi medis.

    Gencatan senjata 10 Oktober 2025 telah memungkinkan ratusan ribu warga Palestina untuk kembali ke reruntuhan Kota Gaza.

    Israel telah menarik pasukan dari posisi di kota, dan aliran bantuan telah meningkat.

    Namun kekerasan belum sepenuhnya berhenti.

    Otoritas kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel telah membunuh setidaknya 386 orang dalam serangan di Gaza sejak gencatan senjata.

    Israel mengatakan tiga tentaranya telah tewas sejak gencatan senjata dimulai, dan telah menyerang puluhan pejuang.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Komentar
    Additional JS