0
News
    Home Bencana Berita Featured Lintas Peristiwa Romadhon Spesial Sumatera

    Jelang Ramadan, Pemulihan Bencana Sumatera Jadi Prioritas Utama - gosumbar

    2 min read

     

    Jelang Ramadan, Pemulihan Bencana Sumatera Jadi Prioritas Utama


    Gambar udara ini menunjukkan jembatan rusak akibat banjir bandang di jalan utama yang menghubungkan Aceh dan Sumatra Utara di Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh.

    JAKARTA – Penanganan bencana alam di sejumlah wilayah Sumatera diminta tidak hanya cepat, tetapi juga tuntas. Kepolisian Republik Indonesia mengarahkan jajarannya agar pemulihan pascabencana selesai sebelum Ramadan 2026, sehingga masyarakat dapat menjalankan ibadah dengan aman dan nyaman.

    Arahan tersebut datang dari Kapolri Listyo Sigit Prabowo, yang disampaikan melalui Wakil Kapolri Dedi Prasetyo saat pelepasan bantuan kemanusiaan di Mapolres Padang Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (28/12/2025).

    “Kapolri memerintahkan agar kondisi di daerah bencana sudah siap ketika Ramadan 2026 tiba,” kata Dedi.

    Ia menyampaikan, meski Ramadan masih sekitar dua bulan lagi, seluruh kapolda dan kapolres di wilayah terdampak bencana diminta bergerak sejak dini. Pendataan dan inventarisasi kebutuhan masyarakat harus dilakukan sekarang agar proses pemulihan berjalan terarah. 

    “Kalau menunggu terlalu dekat Ramadan, penanganannya bisa tidak optimal. Karena itu pendataan harus dimulai saat ini,” ujarnya.

    Salah satu fokus utama adalah kesiapan tempat ibadah. Masjid dan musala yang terdampak banjir bandang maupun tanah longsor diminta segera dibersihkan melalui kerja bakti bersama aparat dan warga. 

    “Tempat ibadah harus dipastikan benar-benar bisa digunakan. Ini penting karena Ramadan identik dengan meningkatnya aktivitas keagamaan,” jelasnya.

    Selain bangunan, jajaran Polri juga diminta mendata kebutuhan pendukung ibadah seperti karpet, Alquran, serta ketersediaan air bersih. Seluruh kebutuhan itu diharapkan sudah terpenuhi sebelum bulan suci dimulai. 

    “Kapolda dan Kapolres wajib menginventarisasi semuanya agar masyarakat bisa beribadah dengan tenang,” tegas Dedi.

    Langkah percepatan ini menandai pergeseran fokus penanganan bencana dari fase darurat menuju pemulihan, dengan pendekatan yang lebih menyentuh kebutuhan sosial dan keagamaan masyarakat yang terdampak. ***

    Editor:M Rafdinal Adrianto
    Komentar
    Additional JS