0
News
    Home Amerika Serikat Dunia Internasional Featured Iran Rudal Fattah Sistem Canggih THAAD Spesial

    Jenderal Iran: Rudal Fattah Tembus Sistem Canggih THAAD Amerika dan Jendela Bos Intelijen Israel - SindoNews

    3 min read

     

    Jenderal Iran: Rudal Fattah Tembus Sistem Canggih THAAD Amerika dan Jendela Bos Intelijen Israel

    Kamis, 25 Desember 2025 - 06:36 WIB
    Sistem pertahanan canggih THAAD dioperasikan Amerika Serikat saat membantu Israel dalam perang 12 hari melawan Iran pada Juni lalu. Foto/MDA/TWZ
    A
    A
    A
    TEHERAN - Juru bicara Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi mengungkap bahwa rudal Fattah berhasil melewati sistem pertahanan canggih THAAD Amerika Serikat (AS) dan menembus jendela kantor kepala intelijen Israel selama perang 12 hari pada Juni lalu.

    Berbicara pada pertemuan di Universitas Sharif di Teheran, Shekarchi mengatakan bahwa kecanggihan rudal hipersonik Fattah telah melampaui bahkan sistem pertahanan Barat yang paling mahal.

    Jenderal Shekarchi menyinggung reputasi sistem THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) buatan Amerika yang sering dipromosikan sebagai perisai yang tak tertembus dengan rudal pencegat yang harganya antara USD10 juta hingga USD12 juta per unit.

    Baca Juga: Israel Ketakutan dengan Latihan Rudal Iran, Waswas Jadi Kedok Serangan Mendadak

    "Rudal Fattah, yang diproduksi dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada rudal THAAD, berhasil melewati sistem pertahanan tercanggih di dunia," kata Shekarchi.

    Dia mengatakan serangan selama perang Juni bukanlah "serangan membabi buta atau sembarangan" tetapi menghantam koordinat yang telah ditentukan dengan tepat.

    "Salah satu target tersebut adalah jendela ruang kerja kepala intelijen militer rezim Zionis. Rudal itu menembus jendela tersebut dan menghancurkan bangunan itu. Mereka sama sekali tidak dapat mentoleransi kemajuan ini," ujarnya, seperti dikutip dari Qods International News Agency, Kamis (25/12/2025).

    Jenderal Shekarchi juga merinci apa yang dia sebut "kemenangan besar" dalam perang intelijen.

    Dia mengungkapkan bahwa selama beberapa bulan menjelang dan selama perang 12 hari, pasukan keamanan Iran menangkap sekitar 2.000 individu yang terkait dengan jaringan spionase musuh yang luas.

    "Jaringan mata-mata dan agen musuh yang luas telah dibuat dengan upaya bertahun-tahun dan sejumlah besar uang," jelas Shekarchi.

    "Membangun kembali jaringan seperti itu bukanlah pekerjaan sederhana dan akan membutuhkan waktu dan biaya bertahun-tahun," lanjut dia.

    Meskipun dampak signifikan dirasakan oleh rezim Israel, Shekarchi mengatakan Iran hanya menggunakan sebagian kecil dari total kekuatan militernya.

    “Kita memiliki kekuatan besar di laut, serta di Angkatan Darat kita. Sebagian besar kapasitas Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Basij kita belum dikerahkan,” katanya.

    Dia lebih lanjut mengklarifikasi bahwa meskipun Iran telah menunjukkan ketepatan rudalnya, sebagian besar kekuatan rudal strategisnya tetap “siap dan belum digunakan".

    Jenderal tersebut mencatat bahwa musuh, setelah kegagalan perang 12 hari, telah menggeser taktiknya ke arah “perang lunak” dan operasi psikologis untuk melemahkan moral publik Iran.

    Rezim Zionis melancarkan agresi terang-terangan terhadap Iran pada 13 Juni, menewaskan sedikitnya 1.064 orang dan menargetkan infrastruktur sipil dalam 12 hari.

    Lebih dari seminggu kemudian, Amerika Serikat melanggar hukum internasional dengan bergabung dalam perang dan menargetkan tiga situs nuklir Iran.

    Pada 24 Juni, agresi Israel berhenti setelah Iran melakukan serangkaian operasi pembalasan.
    (mas)
    Komentar
    Additional JS