Kapolri: Indonesia Lolos dari 'Agustus Kelabu September Gelap', Stabilitas Cepat Pulih - Suara
- Kapolri Listyo Sigit Prabowo bersyukur Indonesia melewati "Agustus Kelabu" dan "September Gelap" unjuk rasa 2025.
- Dinamika kerusuhan serupa terjadi di negara lain seperti Nepal, Myanmar, dan Brasil, namun dampaknya terkendali.
- Stabilitas ekonomi nasional terjaga; pertumbuhan ekonomi Triwulan III 2025 mencapai 5,04 persen berkat sinergi masyarakat.
Suara.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersyukur Indonesia mampu melewati periode krusial yang ia sebut sebagai “Agustus Kelabu” hingga “September Gelap”, menyusul gelombang unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah pada akhir Agustus hingga awal September 2025.
Pernyataan itu disampaikan Listyo saat memaparkan Rilis Akhir Tahun Polri 2025 di Gedung Rupatama, Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Ia menyebut, dinamika kerusuhan pada periode tersebut bukan hanya dialami Indonesia, tetapi juga melanda sejumlah negara lain.
Dalam paparannya, Listyo menyinggung situasi serupa yang terjadi di Nepal, Myanmar, hingga Brasil.
Namun, menurutnya, Indonesia mampu melalui fase tersebut dengan dampak yang jauh lebih terkendali.
“Indonesia juga mengalami hal yang sama, khususnya peristiwa di akhir Agustus, yang biasa kita sebut dengan Agustus kelabu ataupun September gelap,” tuturnya.
“Namun Alhamdulillah kita semua Indonesia mampu melewati seluruh tantangan tersebut, sehingga peristiwa yang terjadi dapat segera kita atasi, dampak serius yang terjadi bisa kita mitigasi, sehingga tidak terjadi seperti di negara-negara lain,” kata dia.
Mantan Kabareskrim Polri tersebut menilai keberhasilan melewati periode kelam itu tak lepas dari dukungan seluruh elemen masyarakat.

Sinergi tersebut membuat situasi keamanan cepat dipulihkan, sehingga aktivitas sosial dan ekonomi dapat kembali berjalan normal.
Tak hanya dari sisi keamanan, Listyo juga menegaskan stabilitas ekonomi nasional tetap terjaga meski sempat dibayangi insiden Agustus Kelabu.
Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025 yang mencapai 5,04 persen.
Selain itu, neraca perdagangan pada November 2025 mencatat surplus sebesar USD 2,8 miliar, sementara cadangan devisa mencapai USD 150,1 miliar.
“Inflasi nasional pada November 2025 sebesar 2,72 persen atau masih dalam rentang target pada 1,5-3,5 persen,” katanya.
Menurut Listyo, capaian tersebut menunjukkan ketahanan Indonesia dalam menghadapi tekanan sosial dan politik, sekaligus menjadi modal penting untuk menjaga stabilitas nasional ke depan.