Kecelakaan Lalu Lintas Turun 23,5 Persen Jelang Nataru, Kakorlantas Imbau Pengendara Tetap Waspada - Tribunnews
Kecelakaan Lalu Lintas Turun 23,5 Persen Jelang Nataru, Kakorlantas Imbau Pengendara Tetap Waspada - Tribunnews.com
Ringkasan Berita:
- Selain memantau simpul transportasi, Korlantas juga terus memonitor pergerakan kendaraan di ruas jalan tol
- Kakorlantas mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan tertib selama melakukan perjalanan libur Natal dan Tahun Baru
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mencatat penurunan signifikan angka kecelakaan lalu lintas pada pelaksanaan Operasi Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Hingga hari ketiga operasi, jumlah peristiwa kecelakaan tercatat menurun sebesar 23,5 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho mengatakan, penurunan tersebut juga diikuti dengan berkurangnya jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas selama masa Operasi Nataru.
"Alhamdulillah sampai hari ketiga ini jumlah peristiwa kecelakaan turun 23,5 persen. Termasuk juga jumlah kecelakaan dengan korban meninggal dunia, itu juga terjadi penurunan,” kata Agus saat ditemui di Command Center Korlantas Polri KM 29 Tol Jakarta–Cikampek, Karawang, Jawa Barat pada Selasa (23/12/2025).
Agus menjelaskan kondisi arus lalu lintas secara umum hingga hari ini juga masih terpantau terkendali.
Pantauan di Simpul Transportasi
Korlantas Polri bersama jajaran telah melakukan pengecekan langsung ke sejumlah simpul transportasi, diantaranya Stasiun Pasar Senen dan Terminal Pulo Gebang, Jakarta.
Di Stasiun Pasar Senen, Korlantas mendampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Perhubungan dalam kegiatan pemberangkatan mudik gratis, baik bagi penumpang maupun angkutan sepeda motor roda dua.
Sementara di Terminal Pulo Gebang, kondisi pergerakan penumpang bus dinilai masih berjalan lancar dan terkendali.
Selain memantau simpul transportasi, Korlantas juga terus memonitor pergerakan kendaraan di ruas jalan tol.
Data kendaraan yang keluar Jakarta
Berdasarkan data Jasa Marga, dari total proyeksi 2,9 juta kendaraan yang keluar Jakarta menuju arah Barat, Bandung, dan Trans Jawa, realisasi pergerakan hingga saat ini telah mencapai sekitar 28,5 persen.
Kakorlantas menegaskan, seluruh jajaran telah menyiapkan berbagai skenario pengamanan dan pelayanan lalu lintas, baik di jalan tol maupun jalur arteri, termasuk di wilayah-wilayah rawan kepadatan dan rawan bencana.
Dalam kesempatan tersebut, Agus turut mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan tertib selama melakukan perjalanan libur Natal dan Tahun Baru.
"Kami menghimbau kepada masyarakat, khususnya pengguna jalan, agar betul-betul memperhatikan manajemen perjalanan. Rencanakan waktu tempuh, tempat istirahat, dan pastikan kondisi kendaraan dalam keadaan laik jalan," ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat selalu mematuhi aturan lalu lintas demi mewujudkan perjalanan yang aman, nyaman, dan selamat selama periode Nataru 2025.
"Kami berharap Nataru tahun ini bisa dinikmati masyarakat dengan riang gembira, perjalanan aman, dan lalu lintas tetap lancar," tutupnya.
Kapan Contraflow Dilakukan?
Korlantas Polri telah menetapkan ambang batas kepadatan kendaraan sebagai dasar penerapan rekayasa lalu lintas selama Operasi Lilin Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Skema yang disiapkan antara lain adalah pemberlakuan contraflow di jalan tol saat arus kendaraan meningkat signifikan.
Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho mengatakan, penerapan contraflow dilakukan berdasarkan hasil traffic counting yang terpantau secara real time melalui command center. Parameter tersebut menjadi acuan utama sebelum dilakukan intervensi di lapangan.
"Parameter untuk melakukan rekayasa lalu lintas di tol itu tergantung dari traffic counting. Jika arus mencapai 5.500 kendaraan per jam secara berturut-turut di kilometer 50, kami akan melakukan intervensi contraflow satu lajur,” ujar Agus saat ditemui di Command Center KM 29 Tol Jakarta–Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/12/2025).
Ia menjelaskan, apabila lonjakan arus masih terus meningkat, maka rekayasa lalu lintas akan ditingkatkan secara bertahap.
Ketika volume kendaraan mencapai angka 6.400 kendaraan per jam, contraflow akan diperluas menjadi dua lajur.
"Kalau naik lagi menjadi 6.400 kendaraan per jam, kita akan melakukan contraflow lajur dua. Ini semua dilakukan bertahap, sesuai kondisi di lapangan," katanya.
Agus menambahkan, apabila contraflow satu dan dua lajur belum mampu mengurai kepadatan, Korlantas akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan pengelola jalan tol untuk menerapkan skema lanjutan.
"Kalau masih ada bangkitan arus, nanti kami koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Jasa Marga apakah perlu dilakukan one way sepenggal, tahap pertama dari kilometer 70 sampai 188," ucapnya.
Menurut Agus, seluruh skema rekayasa lalu lintas tersebut disiapkan untuk memastikan kelancaran arus selama libur Nataru, khususnya di ruas-ruas tol utama yang menjadi jalur favorit masyarakat.
Pengambilan keputusan akan terus diperbarui berdasarkan data lapangan dan kondisi terkini.
"Semua ini bisa dikelola melalui command center. Jadi setiap perubahan arus bisa segera direspons, agar lalu lintas tetap aman dan terkendali selama Operasi Lilin Natal dan Tahun Baru," pungkas Agus.
Sebelumnya diberitakan, pergerakan masyarakat selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 diperkirakan mencapai 119,5 juta orang.
Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, potensi pergerakan masyarakat pada Nataru 2025 diperkirakan meningkat sebesar 7,97 persen atau sekitar 8,83 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat, Polri bersama sejumlah instansi terkait menggelar Operasi Kepolisian Terpusat Lilin 2025 selama 14 hari, mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026.
Operasi ini melibatkan 146.701 personel gabungan, yang terdiri dari 77.637 personel Polri, 13.775 personel TNI, serta 55.289 personel dari instansi terkait lainnya.
Selain itu, Polri juga menyiapkan 2.903 posko yang terdiri dari 1.807 pos pengamanan, 763 pos pelayanan, dan 333 pos terpadu.
Ribuan pos tersebut disiagakan untuk mengamankan 44.436 objek, mulai dari gereja, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, hingga lokasi wisata dan perayaan malam tahun baru.