Kematian Anak Politikus PKS, Saat Loker Merah Sekolah Simpan Kenangan Terakhir Kompas.com, 19 Desember 2025, 06:53 WIB logo appx2 CILEGON, KOMPAS.com – Sebuah loker berwarna merah di lantai dua SD Islam di Kota Cilegon, Banten, kini menjadi penanda sunyi kepergian MAHM alias A (9), anak politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tewas di rumah mewahnya. Dua hari setelah peristiwa tragis itu, barang-barang pribadinya masih tertinggal rapi di sekolah, tak tersentuh, menjadi jejak terakhir A di bangku kelas IV. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ A merupakan putra anggota Dewan Pakar PKS Kota Cilegon, Maman Suherman. Ia tercatat sebagai siswa kelas IV SD Islam di Cilegon. Jurnalis Tribunnews.com, Ibriza Fastiifhami, mendatangi sekolah tersebut pada Kamis (18/12/2025). Pelaku Penembakan Brown University Tewas, Diduga juga Bunuh Profesor Nuklir MIT Suasana duka masih terasa kuat, terutama di ruang kelas tempat A terakhir mengikuti kegiatan belajar. Berprestasi Kepala sekolah, Ridwan Arifin, mengenang A sebagai murid yang berperilaku baik, ceria, mudah bergaul, dan aktif mengikuti kegiatan sekolah. “Kesehariannya itu, alhamdulillah Ananda itu termasuk alim ya, perilakunya juga bagus, akhlaknya bagus, kemudian ceria, kemudian main bersama dengan teman-temannya,” ujar Ridwan. Ia menyebut A aktif dalam kegiatan Pramuka dan selalu menunjukkan antusiasme tinggi. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ “Setelah Pesta Siaga dan Pesta Penggalang, dia bilang ke pelatihnya, ‘Kak, ada Pramuka lagi kapan? Saya sudah siap nih untuk ikut lagi,’” katanya. Dalam bidang akademik, A juga tergolong berprestasi. “Ananda itu di kelas termasuk peringkat 10 besar. Disukai teman-temannya karena sering berbagi,” ujar Ridwan. Selain itu, A sempat menyampaikan keinginan mengikuti les musik meski belum sempat terwujud. Loker merah Pantauan di ruang kelas 4 Mina SD tersebut, tampak kelas A berada di lantai dua gedung sekolah. Dinding kelas dipenuhi poster dan media pembelajaran. Sebuah karton kuning bertuliskan Jadwal Piket 4D mencatat nama A sebagai petugas piket setiap Rabu. Di sisi ruangan, deretan lemari siswa berjajar rapi. Salah satunya adalah loker berwarna merah, ditempeli secarik kertas bertuliskan, “Hai, saya A.” Di dalam loker itu tersimpan barang-barang pribadi almarhum, mulai dari Al Quran, kartu bergambar karakter One Piece, mainan robot dinosaurus, dan buku pelajaran fikih serta aqidah akhlak. Semuanya dibiarkan utuh oleh pihak sekolah. Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara penemuan bocah dengan luka tusuk di sebuah rumah mewah di Permukaan BBS 3, Kota Cilegon, Banten, Selasa (16/12/2025). Lihat Foto Kabar duka Ridwan mengatakan, pihak sekolah pertama kali mengetahui kabar wafatnya A dari pengumuman duka melalui pengeras suara masjid di lingkungan tempat tinggal korban. Informasi tersebut kemudian dikonfirmasi oleh wali kelas dan warga sekitar, sebelum pihak sekolah mendatangi RS Bethsaida Kota Cilegon untuk menyampaikan takziah. Sejak kabar itu diterima, suasana sekolah berubah hening, terutama di kelas tempat A biasa belajar. Adapun A tewas di rumahnya di Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS) III, Kota Cilegon, Selasa (16/12/2025). Peristiwa itu terungkap sekitar pukul 14.20 WIB setelah ayah korban menerima telepon darurat dari anak keduanya, D yang berteriak meminta pertolongan. Korban sempat dibawa ke RS Bethsaida Kota Cilegon, tetapi dinyatakan meninggal dunia. Pantauan di lokasi dua hari setelah kejadian menunjukkan rumah dua lantai tersebut berada di kawasan perumahan dengan akses terbatas. Sejumlah karangan bunga dukacita tampak berjajar di depan pagar rumah. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), otopsi, serta memeriksa delapan saksi. Polisi memastikan peristiwa ini bukan perampokan karena tidak ada barang yang hilang. Hingga kini, polisi menegaskan penyelidikan masih berlangsung dan belum menetapkan tersangka. Sementara penyelidikan polisi masih berjalan, loker merah di sekolah itu menjadi penanda terakhir kehadiran A yang tak sempat kembali ke kelasnya. Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Anak Politisi PKS Tewas di Cilegon, Loker Merah Sekolah Simpan Kenangan Terakhir." Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang - Kompas
Kematian Anak Politikus PKS, Saat Loker Merah Sekolah Simpan Kenangan Terakhir
CILEGON, KOMPAS.com – Sebuah loker berwarna merah di lantai dua SD Islam di Kota Cilegon, Banten, kini menjadi penanda sunyi kepergian MAHM alias A (9), anak politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tewas di rumah mewahnya.
Dua hari setelah peristiwa tragis itu, barang-barang pribadinya masih tertinggal rapi di sekolah, tak tersentuh, menjadi jejak terakhir A di bangku kelas IV.
A merupakan putra anggota Dewan Pakar PKS Kota Cilegon, Maman Suherman. Ia tercatat sebagai siswa kelas IV SD Islam di Cilegon.
Jurnalis Tribunnews.com, Ibriza Fastiifhami, mendatangi sekolah tersebut pada Kamis (18/12/2025).
Suasana duka masih terasa kuat, terutama di ruang kelas tempat A terakhir mengikuti kegiatan belajar.
Berprestasi
Kepala sekolah, Ridwan Arifin, mengenang A sebagai murid yang berperilaku baik, ceria, mudah bergaul, dan aktif mengikuti kegiatan sekolah.
“Kesehariannya itu, alhamdulillah Ananda itu termasuk alim ya, perilakunya juga bagus, akhlaknya bagus, kemudian ceria, kemudian main bersama dengan teman-temannya,” ujar Ridwan.
Ia menyebut A aktif dalam kegiatan Pramuka dan selalu menunjukkan antusiasme tinggi.
“Setelah Pesta Siaga dan Pesta Penggalang, dia bilang ke pelatihnya, ‘Kak, ada Pramuka lagi kapan? Saya sudah siap nih untuk ikut lagi,’” katanya.
Dalam bidang akademik, A juga tergolong berprestasi.
“Ananda itu di kelas termasuk peringkat 10 besar. Disukai teman-temannya karena sering berbagi,” ujar Ridwan.
Selain itu, A sempat menyampaikan keinginan mengikuti les musik meski belum sempat terwujud.
Loker merah
Pantauan di ruang kelas 4 Mina SD tersebut, tampak kelas A berada di lantai dua gedung sekolah.
Dinding kelas dipenuhi poster dan media pembelajaran.
Sebuah karton kuning bertuliskan Jadwal Piket 4D mencatat nama A sebagai petugas piket setiap Rabu.
Di sisi ruangan, deretan lemari siswa berjajar rapi. Salah satunya adalah loker berwarna merah, ditempeli secarik kertas bertuliskan, “Hai, saya A.”
Di dalam loker itu tersimpan barang-barang pribadi almarhum, mulai dari Al Quran, kartu bergambar karakter One Piece, mainan robot dinosaurus, dan buku pelajaran fikih serta aqidah akhlak. Semuanya dibiarkan utuh oleh pihak sekolah.

Kabar duka
Ridwan mengatakan, pihak sekolah pertama kali mengetahui kabar wafatnya A dari pengumuman duka melalui pengeras suara masjid di lingkungan tempat tinggal korban.
Informasi tersebut kemudian dikonfirmasi oleh wali kelas dan warga sekitar, sebelum pihak sekolah mendatangi RS Bethsaida Kota Cilegon untuk menyampaikan takziah.
Sejak kabar itu diterima, suasana sekolah berubah hening, terutama di kelas tempat A biasa belajar.
Adapun A tewas di rumahnya di Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS) III, Kota Cilegon, Selasa (16/12/2025).
Peristiwa itu terungkap sekitar pukul 14.20 WIB setelah ayah korban menerima telepon darurat dari anak keduanya, D yang berteriak meminta pertolongan.
Korban sempat dibawa ke RS Bethsaida Kota Cilegon, tetapi dinyatakan meninggal dunia.
Pantauan di lokasi dua hari setelah kejadian menunjukkan rumah dua lantai tersebut berada di kawasan perumahan dengan akses terbatas. Sejumlah karangan bunga dukacita tampak berjajar di depan pagar rumah.
Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), otopsi, serta memeriksa delapan saksi.
Polisi memastikan peristiwa ini bukan perampokan karena tidak ada barang yang hilang.
Hingga kini, polisi menegaskan penyelidikan masih berlangsung dan belum menetapkan tersangka.
Sementara penyelidikan polisi masih berjalan, loker merah di sekolah itu menjadi penanda terakhir kehadiran A yang tak sempat kembali ke kelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Anak Politisi PKS Tewas di Cilegon, Loker Merah Sekolah Simpan Kenangan Terakhir."