Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Aceh Bencana Featured Istimewa Lintas Peristiwa Longsor Spesial Sumatera

    Kisah Pilu Hermansyah, Jalan Kaki Dua Hari Tiga Malam Terjebak Longsor Aceh, Tanpa Makan - Kompas

    4 min read

     

    Kisah Pilu Hermansyah, Jalan Kaki Dua Hari Tiga Malam Terjebak Longsor Aceh, Tanpa Makan

    Kompas.com, 4 Desember 2025, 18:15 WIB

    KOMPAS.com - Kisah perjuangan penuh haru dialami Hermansyah, warga Kutacane, Aceh Tenggara, setelah terjebak banjir dan longsor besar yang memutus akses jalan di Aceh Tengah dan sekitarnya.

    Demi bertahan hidup dan mencari jalur selamat, ia harus berjalan kaki selama dua hari tiga malam tanpa makanan.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Peristiwa ini terjadi ketika Hermansyah berencana menuju Banda Aceh melalui jalur Aceh Tengah. Namun setibanya di Desa Ise-ise, ia terjebak hujan deras dan longsor besar yang membuat seluruh akses jalan benar-benar terputus.

    Tidak ada satupun kendaraan yang bisa melintas.

    Sering Kecelakaan, Tol Cipularang Disebut Black Spot

    Terjebak di Ise-ise, Logistik Menipis

    Hermansyah sempat mengungsi di rumah warga selama dua hari. Namun kondisi semakin memburuk. Jalur dari Ise-ise ke berbagai desa tertutup material longsoran dan lumpur. Sementara logistik semakin menipis.

    Tak ada pilihan lain, ia memutuskan meninggalkan kendaraannya dan berjalan kaki melalui jalur berbahaya.

    “Dari Ise-ise, Pak, saya jalan. Tembus ke Isaq. Kalau akses jalan itu ini belum tembus karena banyak putus. Tapi tujuan utama memang ke Banda Aceh. Cuma karena tidak ada jalan sama sekali, saya jalan,” ujar Hermansyah sebagaimana dikutip dari Kompas TV, Kamis (4/12/2025).

    Hermansyah menegaskan bahwa keterlambatan bantuan bukan karena kelalaian pemerintah, tetapi karena jalur sama sekali tidak bisa ditembus.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    “Bukan karena tidak ada bantuan, memang tidak bisa mereka tembus karena jalannya putus. Enggak bisa kita salahkan pemerintah,” tambahnya.

    Dua Hari Tiga Malam Tanpa Makan

    Dalam kondisi lelah dan lapar, Hermansyah berjalan melintasi tanah longsor, pepohonan tumbang, hingga jalur berlumpur. Ia mengaku melewati malam dengan berjalan dalam gelap, berhenti sesaat hanya untuk beristirahat.

    “Saya jalan dua hari tiga malam, Pak. Jam 11 malam baru berhenti, tanpa makan,” ungkapnya.

    Fisik Hermansyah semakin lemah karena ia tidak memiliki logistik sama sekali.

    Ia tidak sendirian. Warga lain yang terjebak di perbatasan juga memilih berjalan kaki menuju Bener Meriah untuk mencari pertolongan.

    “Dua hari tiga malam, Pak, dari daerah Ise-ise. Dari daerah perbatasan, enggak ada lagi beras apapun, jadi harus ditempuh terus,” katanya.

    Menurut Hermansyah, jalur bantuan dari Takengon ke Bener Meriah putus total. Tidak ada kendaraan logistik yang bisa masuk.

    Dievakuasi TNI, Tak Lagi Sanggup Berdiri

    Setibanya di Kabupaten Bener Meriah, kondisi tubuh Hermansyah semakin memburuk. Personel TNI yang menemukan dirinya terpaksa membopong karena kakinya sudah tidak sanggup untuk berdiri.

    Hermansyah bersama warga lain yang berhasil dievakuasi kemudian dijadwalkan diterbangkan ke Medan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU.

    Momen haru terjadi ketika ia tiba di bandara dan bertemu rombongan Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono yang saat itu menyalurkan bantuan.

    “Alhamdulillah, jumpa Pak AHY, dia beri bantuan. Karena akses bantuan dari jalan Takengon ke Bener Meriah itu putus, enggak ada sama sekali apa pun lagi,” ujarnya.

    Hingga Kamis (4/12/2025), sejumlah wilayah di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara masih terisolasi. Banyak titik longsor membuat jalan amblas dan tak dapat dilalui kendaraan, menghambat penyaluran logistik maupun evakuasi warga.

    Banjir bandang dan tanah longsor di Aceh ini mengakibatkan ribuan warga terjebak, dengan akses darat lumpuh total di beberapa titik.

    Komentar
    Additional JS