Langgar Protokol, PM Modi Langsung Peluk Putin di Pangkalan New Delhi - SindoNews
3 min read
Langgar Protokol, PM Modi Langsung Peluk Putin di Pangkalan New Delhi
Jum'at, 05 Desember 2025 - 10:20 WIB
PM India Narendra Modi melanggar protokol dengan langsung memeluk Presiden Rusia Vladimir Putin seketika setelah tiba di sebuah pangkalan udara di New Delhi. Foto/X/news18
A
A
A
NEW DELHI - Presiden Rusia Vladimir Putin menerima sambutan hangat di India pada awal kunjungan dua harinya. Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi melanggar protokol dengan menyapa dan memeluk pemimpin Kremlin itu di sebuah pangkalan udara sebelum keduanya berkendara bersama.
Putin, yang sedang dalam kunjungan pertamanya ke India sejak perang Rusia-Ukraina, mendarat di Pangkalan Udara Palam di New Delhi pada hari Kamis (4/12/2025) waktu setempat untuk kunjungan kenegaraan singkat yang bertujuan mempererat hubungan pertahanan, karena India menghadapi tekanan berat Amerika Serikat untuk berhenti membeli minyak dari Rusia.
Putin didampingi oleh Menteri Pertahanannya, Andrei Belousov, dengan kemungkinan kesepakatan jet tempur dan sistem pertahanan udara yang diperkirakan akan dibahas.
Baca Juga: Putin Nyatakan Rusia Siap Perang Lawan Eropa, NATO: Kami Juga Siap!
Modi sudah berada di pangkalan udara untuk menyambut pemimpin Rusia secara langsung. Ketika Putin tiba, Modi menyambutnya di karpet merah dengan jabat tangan dan pelukan hangat.
Alih-alih bepergian dalam konvoi terpisah, kedua pemimpin meninggalkan pangkalan bersama-sama dalam mobil yang sama. Mereka terlihat duduk bersama di kursi belakang dan tersenyum ke arah kamera.
Dalam sebuah wawancara dengan India Today, Putin mengatakan dia sangat senang bertemu dengan sahabatnya.
"Luas kerja sama kami dengan India sangat besar," ujarnya dalam pernyataan yang diterjemahkan oleh stasiun televisi tersebut, menyebutkan manufaktur kapal dan pesawat terbang, energi nuklir, dan eksplorasi ruang angkasa.
Dalam sebuah unggahan di X, Perdana Menteri India mengatakan: "Senang menyambut sahabat saya, Presiden Putin, di India."
"Menantikan interaksi kita nanti malam dan besok. Persahabatan India-Rusia telah teruji oleh waktu dan telah memberikan manfaat besar bagi rakyat kita," tulisnya.
Modi dijadwalkan menjamu Putin dalam jamuan makan malam pribadi pada Kamis malam, dilanjutkan dengan pertemuan puncak pada Jumat (5/12/2025).
Hubungan perdagangan diperkirakan akan menjadi sorotan utama karena India berada di tengah situasi diplomatik yang sulit—bergantung pada impor minyak strategis Rusia sambil berusaha untuk tidak memprovokasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump selama negosiasi tarif yang sedang berlangsung.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan perundingan untuk memperluas pasokan sistem pertahanan udara canggih S-400 Rusia memiliki tempat penting dalam agenda.
Laporan media India menunjukkan bahwa Moskow mungkin juga menawarkan produksi bersama jet tempur siluman Su-57 Rusia.
India adalah salah satu importir senjata terbesar dunia, dan Rusia telah lama menjadi pemasok utama.
Namun, New Delhi juga telah mencari pemasok alternatif, serta meningkatkan produksi dalam negeri—dengan pangsa Rusia dalam impor senjata India turun dari 76 persen pada 2009-2013 menjadi 36 persen pada 2019-2023, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).
Kunjungan Putin dilakukan setelah Trump memberlakukan tarif 50 persen pada sebagian besar produk India pada bulan Agustus, dengan alasan pembelian minyak Rusia yang berkelanjutan oleh Delhi—pendapatan yang menurut Washington membantu mendanai perang di Ukraina.
India, negara terpadat di dunia, telah menjadi pembeli utama minyak Rusia, menghemat miliaran dolar dan menyediakan pasar ekspor yang sangat dibutuhkan Moskow setelah terputus dari pembeli tradisional di Eropa akibat perang.
Namun, Delhi baru-baru ini mengurangi impor minyak mentah di bawah tekanan sanksi terhadap produsen minyak utama Rusia, Rosneft dan Lukoil.
Pemerintah India khawatir kesepakatan energi atau pertahanan baru dengan Rusia dapat membuat Trump kesal, dengan kemungkinan konsekuensi pada negosiasi perdagangan dengan Washington.
Peskov mengatakan Moskow ingin "mempertahankan dan meningkatkan volume bisnis bilateral kami dengan India, tanpa membiarkan siapa pun ikut campur".
Nandan Unnikrishnan, pakar dari lembaga riset Observer Research Foundation yang berbasis di New Delhi, mengatakan kepada AFP: "Mungkin ada sedikit pengurangan dalam pembelian energi—di bawah tekanan AS—tetapi arah keseluruhan hubungan akan dipertahankan karena kedua negara saling membutuhkan di tingkat strategis."
Sebelum tiba di New Delhi, Putin mengatakan kepada India Today bahwa Moskow akan merebut wilayah Donbas Ukraina seiring upaya terus berlanjut untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
"Rusia akan membebaskan Donbas dan Novorossiya dalam hal apa pun—dengan cara militer atau cara lain," katanya menurut media pemerintah Rusia, TASS.
"Intinya adalah ini: kita akan membebaskan wilayah ini dengan paksa, atau pasukan Ukraina akan meninggalkan wilayah ini dan berhenti bertempur di sana."
Putin, yang sedang dalam kunjungan pertamanya ke India sejak perang Rusia-Ukraina, mendarat di Pangkalan Udara Palam di New Delhi pada hari Kamis (4/12/2025) waktu setempat untuk kunjungan kenegaraan singkat yang bertujuan mempererat hubungan pertahanan, karena India menghadapi tekanan berat Amerika Serikat untuk berhenti membeli minyak dari Rusia.
Putin didampingi oleh Menteri Pertahanannya, Andrei Belousov, dengan kemungkinan kesepakatan jet tempur dan sistem pertahanan udara yang diperkirakan akan dibahas.
Baca Juga: Putin Nyatakan Rusia Siap Perang Lawan Eropa, NATO: Kami Juga Siap!
Modi sudah berada di pangkalan udara untuk menyambut pemimpin Rusia secara langsung. Ketika Putin tiba, Modi menyambutnya di karpet merah dengan jabat tangan dan pelukan hangat.
Alih-alih bepergian dalam konvoi terpisah, kedua pemimpin meninggalkan pangkalan bersama-sama dalam mobil yang sama. Mereka terlihat duduk bersama di kursi belakang dan tersenyum ke arah kamera.
Dalam sebuah wawancara dengan India Today, Putin mengatakan dia sangat senang bertemu dengan sahabatnya.
"Luas kerja sama kami dengan India sangat besar," ujarnya dalam pernyataan yang diterjemahkan oleh stasiun televisi tersebut, menyebutkan manufaktur kapal dan pesawat terbang, energi nuklir, dan eksplorasi ruang angkasa.
Dalam sebuah unggahan di X, Perdana Menteri India mengatakan: "Senang menyambut sahabat saya, Presiden Putin, di India."
"Menantikan interaksi kita nanti malam dan besok. Persahabatan India-Rusia telah teruji oleh waktu dan telah memberikan manfaat besar bagi rakyat kita," tulisnya.
Modi dijadwalkan menjamu Putin dalam jamuan makan malam pribadi pada Kamis malam, dilanjutkan dengan pertemuan puncak pada Jumat (5/12/2025).
Hubungan perdagangan diperkirakan akan menjadi sorotan utama karena India berada di tengah situasi diplomatik yang sulit—bergantung pada impor minyak strategis Rusia sambil berusaha untuk tidak memprovokasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump selama negosiasi tarif yang sedang berlangsung.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan perundingan untuk memperluas pasokan sistem pertahanan udara canggih S-400 Rusia memiliki tempat penting dalam agenda.
Laporan media India menunjukkan bahwa Moskow mungkin juga menawarkan produksi bersama jet tempur siluman Su-57 Rusia.
India adalah salah satu importir senjata terbesar dunia, dan Rusia telah lama menjadi pemasok utama.
Namun, New Delhi juga telah mencari pemasok alternatif, serta meningkatkan produksi dalam negeri—dengan pangsa Rusia dalam impor senjata India turun dari 76 persen pada 2009-2013 menjadi 36 persen pada 2019-2023, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).
Kunjungan Putin dilakukan setelah Trump memberlakukan tarif 50 persen pada sebagian besar produk India pada bulan Agustus, dengan alasan pembelian minyak Rusia yang berkelanjutan oleh Delhi—pendapatan yang menurut Washington membantu mendanai perang di Ukraina.
India, negara terpadat di dunia, telah menjadi pembeli utama minyak Rusia, menghemat miliaran dolar dan menyediakan pasar ekspor yang sangat dibutuhkan Moskow setelah terputus dari pembeli tradisional di Eropa akibat perang.
Namun, Delhi baru-baru ini mengurangi impor minyak mentah di bawah tekanan sanksi terhadap produsen minyak utama Rusia, Rosneft dan Lukoil.
Pemerintah India khawatir kesepakatan energi atau pertahanan baru dengan Rusia dapat membuat Trump kesal, dengan kemungkinan konsekuensi pada negosiasi perdagangan dengan Washington.
Peskov mengatakan Moskow ingin "mempertahankan dan meningkatkan volume bisnis bilateral kami dengan India, tanpa membiarkan siapa pun ikut campur".
Nandan Unnikrishnan, pakar dari lembaga riset Observer Research Foundation yang berbasis di New Delhi, mengatakan kepada AFP: "Mungkin ada sedikit pengurangan dalam pembelian energi—di bawah tekanan AS—tetapi arah keseluruhan hubungan akan dipertahankan karena kedua negara saling membutuhkan di tingkat strategis."
Sebelum tiba di New Delhi, Putin mengatakan kepada India Today bahwa Moskow akan merebut wilayah Donbas Ukraina seiring upaya terus berlanjut untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
"Rusia akan membebaskan Donbas dan Novorossiya dalam hal apa pun—dengan cara militer atau cara lain," katanya menurut media pemerintah Rusia, TASS.
"Intinya adalah ini: kita akan membebaskan wilayah ini dengan paksa, atau pasukan Ukraina akan meninggalkan wilayah ini dan berhenti bertempur di sana."
(mas)