Legislator dari Aceh Ungkap Kondisi Pengungsi Kategori Kelompok Rentan: Kesehatan Mereka Terancam - Tribunnews
Legislator dari Aceh Ungkap Kondisi Pengungsi Kategori Kelompok Rentan: Kesehatan Mereka Terancam - Tribunnews.com
Ringkasan Berita:
- Anggota DPR RI Dapil Aceh, Nasir Djamil, menilai perlindungan bagi pengungsi kelompok rentan (ibu hamil dan anak-anak) di Aceh masih sangat buruk.
- Kondisi pengungsi: Banyak warga belum mendapat kebutuhan dasar seperti sembako, sementara kesehatan mereka terancam oleh penyakit ISPA dan kulit.
- Lokasi kritis: Situasi paling mengkhawatirkan terjadi di Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, sebagian Aceh Utara, dan Aceh Timur, dengan fasilitas kesehatan yang tidak memadai.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Dapil Aceh, Nasir Djamil, menyoroti buruknya perlindungan bagi pengungsi kategori kelompok rentan, terutama ibu hamil dan anak-anak yang ada di wilayah Aceh.
Beberapa informasi yang dia terima, penanganan terhadap para pengungsi kelompok rentan ini masih kurang.
“Memang kondisi kesehatan, terutama ibu hamil di lokasi pengungsian, cukup memprihatinkan. Masih banyak warga yang belum mendapatkan kebutuhan sehari-hari seperti sembako. Kesehatan mereka kini terancam oleh ISPA, penyakit kulit, dan lain sebagainya," ujar Nasir di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Legislator PKS itu menyebut lokasi yang benar-benar mengkhawatirkan berada di Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, sebagian Aceh Utara dan Aceh Timur.
"Ada rumah sakit yang peralatannya tidak bisa dipakai lagi. Bagaimana mereka bisa melayani ibu hamil?” ujarnya prihatin.
Menurut Politisi PKS itu, sulitnya akses membuat kelompok rentan makin terabaikan karena jalur darat masih belum bisa dilalui.

"Ke Bener Meriah dan Aceh Tengah hanya bisa lewat udara. Artinya kelompok-kelompok rentan di dalam sana belum tersentuh bantuan memadai,” kata dia.
Melihat kondisi itu, Nasir meyakini penetapan status bencana nasional bukan lagi opsi, tetapi kebutuhan.
“Status nasional akan membuka ruang koordinasi lebih kuat. Ini bukan soal regulatif, ini soal menyelamatkan nyawa. Kalau statusnya (bencana nasional) diputuskan, bantuan bisa masuk cepat dan tepat,” tandas Nasir.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan data terbaru pencarian korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Tim gabungan kembali menemukan 40 jenazah hari ini.
"Menemukan 40 jenazah dengan rincian, untuk Aceh itu bertambah 23 dari 366 kemarin, hari ini menjadi 389 jiwa meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi (Kapusdatinkom) Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Senin (8/12/2025).
Data tersebut merupakan rekapitulasi per pukul 16.00 WIB. Sementara itu, untuk wilayah Sumatera Utara, tim gabungan menemukan 9 jenazah sehingga korban meninggal dunia menjadi 338 jiwa.
"Untuk Sumbar, kemarin 226 jiwa, hari ini bertambah 8 jasad yang ditemukan, menjadi 234 jiwa," katanya.
Dengan demikian, total korban banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar per sore ini tercatat sebanyak 391 orang yang meninggal dunia. BNPB juga melaporkan jumlah orang yang dilaporkan hilang semakin berkurang.
"BNPB mencatat, secara total korban hilang berkurang dari hari kemarin di angka 392 jiwa, hari ini yang terdaftar pada Pusdalops BNPB yang merupakan rekapitulasi dari 3 provinsi sebanyak 293 jiwa," katanya.
Muhari mengatakan tim gabungan di lapangan akan terus melakukan upaya pencarian. Pencarian melibatkan pihak Basarnas, BNPB, TNI-Polri, warga, hingga relawan.
"Tim gabungan di lapangan akan terus melakukan upaya semaksimal mungkin, seoptimal mungkin, seefektif mungkin agar jumlah korban yang masih hilang bisa kita hilangkan, bisa kita reduksi sedikit mungkin," ucapnya.