Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Aceh Banjir Bencana Berita Bisnis Featured Lintas Peristiwa Spesial Sumatera

    Nasib Petani Korban Banjir di Aceh, Jalan Kaki Tandu Cabai ke Luar Kota Agar Bisa Terjual - Kompas

    3 min read

     

    Nasib Petani Korban Banjir di Aceh, Jalan Kaki Tandu Cabai ke Luar Kota Agar Bisa Terjual

    Kompas.com, 21 Desember 2025, 15:15 WIB


    Lihat Foto
    Pedagang cabai asal Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah menggelar dagangan di jalan protokol Kota Lhokseumawe, Sabtu (20/12/2025) malam

    LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Petani cabai di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, menghadapi situasi sulit pascabanjir dan longsor yang melanda wilayah mereka.

    Demi menyelamatkan hasil panen, sebagian petani terpaksa berjalan kaki sambil membawa cabai ke Kota Lhokseumawe untuk dijual.

    Para petani mulai berangkat ke Lhokseumawe sejak pekan kedua pascabanjir dan longsor, dan masih terus berjualan hingga hari ini, Minggu (21/12/2025)

    “Kalau kami tidak bawa ke Lhokseumawe, resikonya cabai kami busuk semua. Dua minggu pertama banjir, itu capek betul, karena harus tandu cabai di punggung dan jalan kaki,” kata Salamah, pedagang cabai asal Kabupaten Bener Meriah di Lhokseumawe.

    Jepang Ingin Punya Senjata Nuklir, China Siap Bertindak

    Di sisi lain, melimpahnya pasokan cabai di Lhokseumawe membuat harga anjlok.

    Saat ini, harga cabai merah Rp 20.000 per kilogram dan cabai rawit Rp 30.000 per kilogram.

    Menurut Salamah, keterbatasan akses jalan membuat petani tidak memiliki banyak pilihan selain menjual langsung ke luar daerah meski dengan harga murah.

    Salamah bahkan harus menyewa kamar kos selama berjualan di Lhokseumawe.

    “Suami saya bawa dari Bener Meriah. Pulang dari Lhokseumawe ke Bener Meriah dia bawa beras dan bahan pangan,” terangnya.

    Dalam dua hari terakhir, lanjut Salamah, kondisi jalan penghubung Gunung Salak, Kabupaten Aceh Utara, ke Kabupaten Bener Meriah mulai bisa dilalui kendaraan.

    Meski demikian, ia berharap tetap diizinkan berjualan di Lhokseumawe.

    “Semoga jangan digusur dulu, kami sadar berjualan pinggir jalan ini bukan tempatnya. Tapi semoga jangan digusur dulu,” harapnya.

    Panen Raya Berujung Kerugian

    Pedagang cabai asal Kabupaten Aceh Tengah, Iwan Rebe, menyampaikan hal serupa.

    Ia mengatakan, saat ini merupakan puncak musim panen cabai di dua kabupaten sentra hortikultura tersebut, namun kondisi bencana membuat petani kesulitan memasarkan hasil panen.

    “Ratusan ton cabai busuk di sana. Maka, kami usahakan bawa ke luar daerah. Murah ya sudahlah, daripada rugi total,” terangnya.

    Iwan berharap pemerintah pusat terus membeli cabai dari Aceh Tengah dan Bener Meriah untuk disalurkan ke luar Aceh. “Sehingga petani korban longsor tidak terlalu merugi,” ujarnya.

    Akses Darat Belum Pulih

    Sekadar diketahui, hingga pekan ketiga pascabanjir dan longsor di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah, akses jalan darat belum sepenuhnya normal.

    Jalur Gunung Salak, Aceh Utara, ke Kabupaten Bener Meriah telah bisa dilalui, namun pengendara harus ekstra hati-hati.

    TNI masih berupaya membersihkan lumpur di kawasan tersebut agar jalur darat segera pulih dan distribusi hasil pertanian serta bahan pangan dapat kembali berjalan lancar.

    Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang
    Komentar
    Additional JS