Pakar STMKG: Siklon Senyar Isyarat Babak Baru Dinamika Cuaca Indonesia - Kompas
Pakar STMKG: Siklon Senyar Isyarat Babak Baru Dinamika Cuaca Indonesia

KOMPAS.com - Siklon Tropis Senyar salah satu faktor dari alam yang memicu banjir di Sumatera.
Dalam KBBI siklon bermakna angin ribut yang berpusar dan bergerak dengan cepat mengelilingi suatu pusat atau angin puting beliung.
Dosen Meteorologi sekaligus Ketua Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) Dr. Deni Septiadi, M.Si mengungkapkan bahwa sudah lebih dari seminggu sejak Siklon Tropis Senyar meredup dan punah, tetapi jejak atmosferisnya justru kini semakin jelas.
"Para peneliti meteorologi melihat Senyar bukan hanya sebagai badai tropis pertama yang mengalami genesis di lorong sempit Selat Malaka, tetapi sebagai fenomena yang membuka babak baru pemahaman kita tentang cuaca ekstrem di Benua Maritim Indonesia (BMI)," tutur Deni dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).
Di atas langit Selat Malaka, lebih tepatnya, di antara Pegunungan Barisan dan Semenanjung Malaysia, terbentang "kanal" sempit selebar kurang dari 300 kilometer.
"Ketika terjadi penguatan aliran monsun baratan, angin dari Samudra Hindia dipaksa memasuki ruang sempit ini. Geometri seperti itu menimbulkan channeling effect di mana angin akan melambat, konvergensi meningkat, dan vortisitas relatif bertambah menjadi fondasi utama terbentuknya pusaran (vortex)," ungkap Deni.
Alhasil terjadi penguatan rotasi inti badai, karena besarnya vortisitas (putaran akibat adanya beda kecepatan) relatif yang ditambah oleh kontribusi Coriolis (gaya yang timbul akibat rotasi bumi).
Deni menuturkan, kombinasi ini menghasilkan pusaran yang cukup kuat untuk menopang struktur siklon meskipun Senyar tumbuh di selat sempit yang secara klimatologi tidak mendukung.
Atmosfer berisi miliaran ton air
Deni menegaskan, dinamika angin bukan satu-satunya faktor banjir.
Ia berujar, pada akhir November lalu atmosfer Indonesia dipenuhi uap air dalam jumlah fantastis.
Total Precipitable Water (TPW) mencapai 55–60 kg/m², lebih dari 150 persen nilai klimatologis normalnya.
"Catatan BMKG dan Citra Satelit, cakupan hujan ekstrem yang luas mencapai 200-400 milimeter per hari. Artinya atmosfer berpotensi menjatuhkan lebih dari 8–10 miliar ton air dalam sehari di wilayah Sumatra, setara dengan jutaan kolam renang olimpiade. Inilah sebabnya banjir dan longsor meluas, bahkan di wilayah yang sebelumnya tidak tercatat sebagai titik rawan ditambah kerusakan ekologis yang masif," jelasnya.
Badai paling anomali
Deni menyebut Siklon Senyar tidak seperti badai yang sebelumnya pernah ada.
"Senyar adalah satu-satunya siklon tropis yang genesisnya (asal mulanya) terjadi di kanal sempit Selat Malaka, sehingga layak disebut sebagai salah satu badai tropis paling anomali dalam sejarah meteorologi Indonesia," ujar dia yang juga Ketua Pokja Hidrometeorologis (Banjir & Banjir Bandang) dan IABI (Ikatan Ahli Bencana Indonesia).
Lebih dari itu, Senyar merupakan sinyal perubahan.
Fenomena alam ini mengingatkan kita bahwa atmosfer tropis Indonesia semakin dinamis dan responsif terhadap kombinasi monsun, pemanasan laut, dan gangguan tropis berskala global.
"Di negara dengan dominasi bencana hidrometeorologi lebih dari 80 persen setiap tahun, membaca pola ini bukan lagi kebutuhan akademik tetapi keharusan untuk keselamatan bersama," pungkasnya.