Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Satgas Nasional Mitigasi Bencana Spesial UGM Universitas Gajah Mada

    Pakar UGM Usul Pembentukan Satgas Nasional Mitigasi Bencana - Beritasatu

    3 min read

     

    Pakar UGM Usul Pembentukan Satgas Nasional Mitigasi Bencana

    Senin, 1 Desember 2025 | 07:01 WIB
    V
    H


    Foto udara Jembatan Kuta Blang di Jalan Nasional Banda Aceh-Medan di Gampong Blang Mee, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh putus diterjang banjir bandang, Sabtu, 29 November 2025.
    Foto udara Jembatan Kuta Blang di Jalan Nasional Banda Aceh-Medan di Gampong Blang Mee, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh putus diterjang banjir bandang, Sabtu, 29 November 2025. (Antara Foto/Abiyyu)

    Jakarta, Beritasatu.com - Pakar klimatologi lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Dwi Apri Nugroho, menilai pola bencana yang semakin ekstrem akibat perubahan iklim membuat penanganan konvensional tidak lagi memadai. Ia pun menyarankan pemerintah membentuk satuan tugas (satgas) nasional khusus untuk pengawasan lingkungan dan mitigasi bencana.

    ADVERTISEMENT

    Bayu menjelaskan, perubahan iklim telah memicu meningkatnya kejadian cuaca ekstrem seperti hujan lebat, cuaca tak menentu, hingga fenomena siklon senyar yang sebelumnya tidak pernah terjadi.

    “Ini kejadian yang tidak diduga, muncul karena kondisi iklim yang berubah dan diperparah oleh kerusakan lingkungan seperti deforestasi. Kita harus beradaptasi dengan kondisi baru ini,” jelasnya kepada Beritasatu.com, Minggu (30/11/2025).

    BACA JUGA

    Jalur Kereta Api di Aceh–Sumatera Direhabilitasi Seusai Bencana

    ADVERTISEMENT

    Menurut Bayu, satgas nasional penting untuk memastikan koordinasi antarinstansi lebih efektif, mulai dari pengawasan kawasan hulu, penegakan hukum terhadap perusakan lingkungan, hingga penyusunan strategi mitigasi terpadu.

    “Selama ini, BMKG berperan pada tahap antisipasi, sedangkan Basarnas di penanganan pascabencana. Namun, kita butuh satu struktur yang menjembatani keduanya dan mengawasi lapangan secara langsung,” ujarnya.

    BACA JUGA

    Internet Satelit Satria-1 Diaktifkan di Lokasi Bencana

    Bayu menekankan, tanpa satuan tugas khusus, upaya mitigasi di daerah rawan akan sulit dikawal secara konsisten.

    “Perubahan iklim sudah nyata, dan kejadian ekstrem akan semakin sering. Kita butuh satgas nasional agar mitigasi dan pengawasan lingkungan tidak hanya reaktif, tetapi benar-benar sistematis dan berkelanjutan," ujarnya.

    Komentar
    Additional JS