Panglima TNI Ungkap Alasan Helikopter Lempar Bantuan Korban Bencana Sumatera - SindoNews
2 min read
Panglima TNI Ungkap Alasan Helikopter Lempar Bantuan Korban Bencana Sumatera
Rabu, 03 Desember 2025 - 20:04 WIB
Pengiriman bantuan ke wilayah terisolasi akibat banjir dan longsor di Sumatera dilakukan dengan berbagai metode udara, termasuk helibox dan payung udara. Foto: Dok Sindonews
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto buka suara terkait insiden pemberian bantuan terhadap korban bencana di Sumatera dengan cara dilempar dari helikopter. Pengiriman bantuan ke wilayah terisolasi akibat banjir dan longsor di Sumatera memang dilakukan dengan berbagai metode udara, termasuk helibox dan payung udara.
“Kemarin heli mau mendarat, di situ ada kabel, sehingga diputuskan oleh pilot barang itu tetap di-drop walaupun mungkin ada beberapa beras yang tercecer. Tapi daripada dibawa lagi ke pangkalan udara, lebih baik di-drop dan dapat dimanfaatkan masyarakat,” ujar Agus saat jumpa pers di Posko Nasional Penanggulangan Bencana di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Baca juga: Satelit Ambil Peran Penting Penyaluran Bantuan Bencana Banjir di Sumatera
Agus menuturkan TNI mengerahkan pesawat CN dan Hercules untuk menjangkau daerah yang sama sekali tidak dapat ditembus jalur darat.
Namun demikian, dia mengakui ada logistik yang sempat tercecer dan sebagian rusak di lapangan karena faktor keselamatan. “Untuk wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh darat, TNI sudah melaksanakan pengiriman lewat udara menggunakan sistem helibox. Jadi barang dijatuhkan dari pesawat dalam bentuk boks-boks yang pakai baling, sehingga saat sampai tanah tidak hancur,” katanya.
“Itu juga di-drop lewat Hercules. Kemarin sudah dilaksanakan di Aceh Tamiang. Hari ini kita laksanakan sistem carrier delivery system menggunakan pesawat CN dan Hercules,” ucapnya.
Seluruh operasi bantuan harus mengutamakan keselamatan personel. Dia mengungkap tiga prajurit TNI, dua anggota Polisi Militer, dan satu Babinsa hanyut terseret banjir saat membantu warga di Padang.
“Saya tekankan pada prajurit TNI untuk tetap menjaga keamanan personel dan alutsista. Karena di Padang ada tiga personel TNI pada saat membantu penanganan bencana terbawa arus. Beberapa hari kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ungkapnya.
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak memastikan sudah melakukan evaluasi total untuk mencegah kerusakan logistik pada pengiriman berikutnya.
“Tadi memang sudah dijelaskan soal dropping. Heli itu tidak bisa mendarat di mana pun. Landasannya harus siap. Karena bantuan harus diberikan, kita coba untuk dilempar. Setelah ada yang pecah, kita evaluasi lagi. Sampai sekarang tidak terjadi lagi,” ujar Maruli.
“Kemarin heli mau mendarat, di situ ada kabel, sehingga diputuskan oleh pilot barang itu tetap di-drop walaupun mungkin ada beberapa beras yang tercecer. Tapi daripada dibawa lagi ke pangkalan udara, lebih baik di-drop dan dapat dimanfaatkan masyarakat,” ujar Agus saat jumpa pers di Posko Nasional Penanggulangan Bencana di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Baca juga: Satelit Ambil Peran Penting Penyaluran Bantuan Bencana Banjir di Sumatera
Agus menuturkan TNI mengerahkan pesawat CN dan Hercules untuk menjangkau daerah yang sama sekali tidak dapat ditembus jalur darat.
Namun demikian, dia mengakui ada logistik yang sempat tercecer dan sebagian rusak di lapangan karena faktor keselamatan. “Untuk wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh darat, TNI sudah melaksanakan pengiriman lewat udara menggunakan sistem helibox. Jadi barang dijatuhkan dari pesawat dalam bentuk boks-boks yang pakai baling, sehingga saat sampai tanah tidak hancur,” katanya.
“Itu juga di-drop lewat Hercules. Kemarin sudah dilaksanakan di Aceh Tamiang. Hari ini kita laksanakan sistem carrier delivery system menggunakan pesawat CN dan Hercules,” ucapnya.
Seluruh operasi bantuan harus mengutamakan keselamatan personel. Dia mengungkap tiga prajurit TNI, dua anggota Polisi Militer, dan satu Babinsa hanyut terseret banjir saat membantu warga di Padang.
“Saya tekankan pada prajurit TNI untuk tetap menjaga keamanan personel dan alutsista. Karena di Padang ada tiga personel TNI pada saat membantu penanganan bencana terbawa arus. Beberapa hari kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ungkapnya.
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak memastikan sudah melakukan evaluasi total untuk mencegah kerusakan logistik pada pengiriman berikutnya.
“Tadi memang sudah dijelaskan soal dropping. Heli itu tidak bisa mendarat di mana pun. Landasannya harus siap. Karena bantuan harus diberikan, kita coba untuk dilempar. Setelah ada yang pecah, kita evaluasi lagi. Sampai sekarang tidak terjadi lagi,” ujar Maruli.
(shf)