Pemerintah Data Anak-anak Korban Terdampak Bencana Sumatera - RRi
Pemerintah Data Anak-anak Korban Terdampak Bencana Sumatera
KBRN, Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama dengan kementerian/lembaga, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) akan mendata anak-anak yang menjadi korban bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera utara. Deputi Bidang Kordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, mengatakan pendataan tersebut penting dilakukan karena anak-anak menjadi kelompok paling rentan ketika bencana terjadi.
"Pendataan akan menentukan sejauh mana langkah-langkah yang akan diambil pemerintah pusat dan daerah untuk menangani berbagai masalah kerentanan anak-anak tersebut. Anak-anak korban bencana sangat rentan terhadap masalah Kesehatan, gangguan psikososial, dan berpotensi menjadi korban kekerasan dan eksploitasi, bahkan sampai pada potensi menjadi korban TPPO," katanya dalam perbincangan dengan RRI Pro 3, Senin (1/12/2025).
Lisa mengatakan bahwa anak-anak sangat membutuhkan berbagai kebutuhan spesifik sesuai dengan kelompok usianya. "Contohnya, kebutuhan makanan tidak bisa disamakan dengan kebutuhan makanan pengungsi dewasa," katanya.
Dia juga mewanti-wanti agar masyarakat ikut berperan aktif memperhatikan anak-anak sekitar mereka yang ikut menjadi korban. Apabila, katanya, ada anak yang kehilangan orang tuanya harap segera melaporkan kepada BPBD, pemda, atau stakeholder yang menangani bencana di daerah bersangkutan.
Pasalnya, sebut Lisa, anak-anak yang kehilangan orang tuanya sangat rentan menajdi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Oleh karena itu, ujarnya, pemerintah akan mendata anak-anak dengan kondisi seperti itu.
"Setelah itu kami akan melakukan penelusuran untuk mengetahui apakah masih ada keluarganya yang dapat merawatnya. Kalau tidak ada, maka sebagai alternatif paling akhir akan dirawat oleh fasilitas yang biasanya disediakan oleh dinas terkait di daerah," katanya.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan layanan kesehatan, dukungan psikososial, dan bantuan logistik yang terfokus pada perlindungan anak-anak dan kelompok rentan. Hal ini untuk merespon bencana banjir dan longsor di Sumatera.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, dalam situasi darurat seperti ini, anak-anak, kaum difabel, lansia, dan ibu hamil adalah kelompok yang paling rentan. "Tim dokter spesialis anak dari ketiga cabang IDAI, Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, telah turun langsung ke lokasi bencana, berkolaborasi dengan BNPB, Dinas Kesehatan setempat, dan organisasi profesi lainnya," kata Piprim.
IDAI juga memberikan bantuan non-kesehatan dan dukungan psikososial, seperti pemenuhan kebutuhan dasar, dukungan nutrisi balita, trauma healing, dan pemulihan pendidikan. Adapun permasalahan dan kekurangan yang dihadapi pihaknya di lapangan yakni kekurangan obat-obatan terutama untuk infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dermatitis; keterbatasan logistik, akses yang sulit, kurangnya tenaga kesehatan, serta ancaman kesehatan lingkungan.