RSF Kembali Menggila di Sudan, 114 Orang Dibantai Hingga Meninggal |Republika Online
RSF Kembali Menggila di Sudan, 114 Orang Dibantai Hingga Meninggal |Republika Online
Sudan menghadapi perang saudara hingga sekarang.
REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM— Seorang pejabat lokal Sudan mengatakan kepada Aljazeera bahwa jumlah korban meninggal meningkat menjadi 114 orang akibat serangan yang dilancarkan Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Serangan yang dilakukan pada Kamis (4/12/2025) lalu di Kota Kalugi, negara bagian Kordofan Selatan, menuai kecaman lokal dan internasional.
Selain itu, 71 orang terluka dalam serangan tersebut, menurut laporan Direktur Eksekutif Lokal Kelogi, Isamuddin al-Nano.
Al-Nano menjelaskan pada Sabtu (7/12/2025), bahwa peningkatan jumlah korban disebabkan oleh cedera serius yang diderita beberapa korban dan menyebabkan kematian.
Ini diperparah dengan beberapa korban yang tidak dibawa ke rumah sakit karena rumah sakit tersebut juga terkena serangan. Perhitungan sebelumnya menyebutkan bahwa sekitar 80 orang meninggal dan puluhan lainnya terluka.
Kementerian Luar Negeri Sudan menegaskan dalam sebuah pernyataan, Pasukan Dukungan Cepat telah melakukan pembantaian besar-besaran di Kalugi.
Mereka enargetkan taman kanak-kanak secara langsung dengan rudal dari pesawat tak berawak, kemudian membombardirnya lagi saat warga mencoba menyelamatkan korban, sebelum mengejar korban dan petugas medis di dalam rumah sakit.
Kecaman PBB dan Eropa
Organisasi Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengecam serangan tersebut. Serangan merupakan pelanggaran mengerikan terhadap hak-hak anak-anak.
Halaman 2 / 4
Pembunuhan dan penganiayaan terhadap anak-anak, serta serangan terhadap sekolah dan rumah sakit, merupakan pelanggaran berat terhadap hak-hak mereka.
Dalam sebuah pernyataan, organisasi PBB tersebut mengatakan serangan itu menewaskan lebih dari 10 anak berusia antara 5 dan 7 tahun di sebuah taman kanak-kanak di kota tersebut.
Pernyataan UNICEF mengutip pernyataan perwakilan organisasi tersebut di Sudan, Sheldon Yett. "Pembunuhan anak-anak di sekolah mereka merupakan pelanggaran mengerikan terhadap hak-hak anak," kata dia.
Organisasi tersebut menekankan bahwa anak-anak tidak boleh membayar harga konflik ini. “Kami di UNICEF mendesak semua pihak segera menghentikan serangan ini, dan memungkinkan bantuan kemanusiaan mencapai mereka yang membutuhkan dengan aman dan tanpa hambatan," kata dia.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa serangan-serangan ini terjadi di tengah memburuknya situasi keamanan di negara bagian Kordofan sejak awal November lalu.
Serangan menyebabkan gelombang pengungsian besar-besaran dan peningkatan tajam dalam kebutuhan kemanusiaan.
Lihat postingan ini di Instagram