Sejarah Pastel, Jajanan Populer dari Spanyol, di Solo Diadaptasi jadi Kuliner Kekinian - Tribunsolo
Sejarah Pastel, Jajanan Populer dari Spanyol, di Solo Diadaptasi jadi Kuliner Kekinian - Tribunsolo.com
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Sajian Sedap
Ringkasan Berita:
- Kue pastel yang populer di Solo ternyata bukan asli Nusantara, melainkan berakar dari empanada Spanyol dan pastel Portugal yang masuk ke Indonesia pada masa kolonial Belanda.
- Resep pastel kemudian beradaptasi dengan selera lokal, menggunakan isian bihun, sayuran, dan kulit dari tepung terigu-beras, hingga menjadi jajanan pasar favorit.
- Kini pastel berevolusi jadi oleh-oleh kekinian khas Solo, hadir dengan sentuhan premium seperti pastel tutup modern yang ditawarkan bakery lokal.
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Inilah sejarah kue pastel, jajanan populer di Solo, Jawa Tengah, yang banyak tersedia di restoran hingga lapak di pasar tradisonal.
Bentuknya sederhana, renyah di luar, gurih di dalam, dan hampir selalu hadir dalam jamuan keluarga maupun jajanan pasar pagi hari.
Namun di balik kesederhanaannya, pastel menyimpan sejarah panjang lintas budaya yang kini bertransformasi menjadi oleh-oleh kekinian khas Solo.
Akar Eropa di Balik Pastel Nusantara
Meski begitu lekat dengan lidah Indonesia, pastel sejatinya bukan makanan asli Nusantara.
Sejumlah ahli kuliner meyakini pastel memiliki kemiripan dengan empanada dari Spanyol, roti isi berbentuk setengah lingkaran yang diisi daging, ikan, atau sayuran.
Teori lain mengaitkannya dengan pastel de nata dari Portugal, terutama pada tekstur kulitnya yang renyah, meski isiannya berbeda.


Makanan ini diperkirakan masuk ke Indonesia pada masa kolonial, dibawa oleh bangsa Portugis, Spanyol, dan kemudian dipopulerkan oleh Belanda saat Hindia Belanda masih berjaya.
Para nyonya Belanda memperkenalkan resep pastel kepada juru masak pribumi yang bekerja di rumah-rumah mereka.
Dari dapur kolonial itulah, pastel mulai beradaptasi dengan bahan dan selera lokal.
Adaptasi Lokal: Dari Daging ke Bihun dan Sayuran
Resep pastel ala Belanda awalnya menggunakan daging ayam, kentang, dan wortel dengan racikan rempah Nusantara seperti kunyit, merica, bawang merah, hingga kenari.
Kulit pastel dibuat dengan campuran air jeruk dan sedikit tepung gandum hitam.
Seiring waktu, masyarakat pribumi memodifikasi resep tersebut.
Isian pastel diganti dengan bihun goreng, wortel, kentang, seledri, dan telur rebus, tanpa santan agar lebih ringan.
Kulitnya pun dibuat dari campuran tepung terigu dan beras, lalu digoreng hingga keemasan. Adaptasi ini membuat pastel semakin diterima luas dan menjadi jajanan favorit lintas generasi.
Awalnya pastel hanya dibuat untuk konsumsi rumahan dan jamuan tamu, terutama di kawasan pelabuhan Sunda Kelapa.
Namun seiring meluasnya pemukiman kolonial dan aktivitas ekonomi, pastel menyebar ke berbagai daerah di Jawa, termasuk Solo.
Pastel dan Budaya Jajan Solo
Solo dikenal sebagai kota budaya yang kaya akan tradisi kuliner.
Pastel dengan cepat menemukan tempatnya di kota ini, hadir sebagai jajanan pasar, suguhan hajatan, hingga camilan sore yang dinikmati bersama cabai rawit hijau.
Tak hanya pastel goreng biasa, Solo juga mengenal variasi pastel tutup, hidangan yang dahulu dianggap kelas atas.
Pastel tutup memiliki lapisan kentang lembut di bagian atas dan isian gurih di bawahnya, dipanggang alih-alih digoreng.
Rekomendasi Pastel Enak di Solo
Di tengah tren kuliner modern, pastel tak kehilangan relevansinya.
Justru sebaliknya, jajanan lawas ini berevolusi menjadi produk kekinian dengan sentuhan premium dan kemasan menarik, menjadikannya oleh-oleh khas Solo yang digemari generasi muda.
Salah satu contohnya adalah Nonie Solo, sebuah bakery di kawasan Jebres, Solo, yang menghadirkan pastel tutup dan keong puff dengan gaya modern.
Menggunakan bahan premium dan varian isian kreatif, pastel kini tampil lebih elegan tanpa meninggalkan akar sejarahnya.
Selain pastel tutup yang creamy, Nonie Solo juga menawarkan roti smeer gandum, bagelen gandum, hingga paket hampers yang cocok dijadikan buah tangan khas Solo.
Inovasi ini membuktikan bahwa pastel bukan sekadar jajanan pasar, melainkan kuliner lintas zaman yang terus beradaptasi.
- Lokasi: Jl. Ir. Juanda No. 88, Gandekan, Jebres, Solo
- Google Maps: Nonie Solo
- Jam Operasional: 10.00 – 18.30 WIB (Minggu libur)
- Kontak WhatsApp: 081 129 58290
- Sertifikasi: Halal MUI
- Layanan Pesan Antar: GoFood & GrabFood
(*)