Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bencana Featured Istimewa Lintas Peristiwa Spesial Sumatera Yogyakarta

    Seniman Yogya Rogoh Kocek Pribadi, Bantu Mahasiswa Sumatera Terdampak Bencana | kumparan

    4 min read

     

    Seniman Yogya Rogoh Kocek Pribadi, Bantu Mahasiswa Sumatera Terdampak Bencana | kumparan



    Muhammad Miftahur Rizaq, seorang seniman Yogyakarta, rela mengeluarkan uang pribadinya untuk mahasiswa-mahasiswa asal Sumatera, yang kampung halamannya terdampak banjir-longsor.

    Bagi Miftah, ini adalah bentuk solidaritas. Ini adalah respons, karena ia rasa, yang terimbas tak hanya mereka yang ada di kampung halaman. Tapi juga di perantauan.

    "Sebenarnya kita cuma merespons saja bencana yang ada di sana. Pertimbanganku karena bantuan yang masuk ke sana sudah terkoordinir jadi kita coba bantu yang ada di sini," kata Miftah dihubungi, Rabu (3/12).

    Miftah mengatakan mahasiswa mayoritas hidupnya masih tergantung pada orang tua. Sementara bencana bisa bikin kiriman uang terlambat. Ketersediaan logistik mahasiswa pun pasti terpengaruh.

    "Kita coba bantu di Yogya. Sejak 29 November. Cuma sebenarnya tak ada bencana pun kan memang kita standby sembako buat mahasiswa. Dari mana aja kalau membutuhkan hubungi kita monggo. Kita ada stok sembako," katanya.

    Seniman sekaligus aktivis ini tinggal di Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman ini mengatakan mahasiswa bisa mengambil stok sembako di rumahnya. Kalau kesulitan dia yang akan mengantar. Semuanya gratis.

    "Beberapa kita antar, beberapa kita gosend-kan. Beberapa ada yang ambil," katanya.

    Paket sembako ini berisi beras, gula, mi instan, teh hingga biskuit. Sudah sekitar 10 mahasiswa yang mengakses bantuan ini. Aksi sosial ini juga ia sampaikan ke medsos sehingga mahasiswa bisa mengaksesnya.

    "Lumayan beberapa mungkin 10-an. Juga ada beberapa teman-teman dari luar Jogja. Ada (kuliah) di Magelang. Terus mereka satu kos isinya teman-teman Sumatera semua. Mereka nggak tahu akan dapat kiriman kapan mereka minta untuk stok logistik," jelasnya.

    Bagi mereka yang ada di Magelang, Miftah mengirim uang dan mahasiswa membelanjakannya.

    "Belanja warung nanti bayar via QRIS. Saya bayarkan dari sini. Kita sebisa mungkin menghindari bantuan donasi uang tunai. Takutnya disalahgunakan atau tidak tepat. Kalau sembako kan terpakai," katanya.

    Kisah dari Mahasiswa Sumatera

    Beberapa mahasiswa asal Sumatera juga datang ke rumah Miftah untuk makan. Di situ Miftah juga dapat kisah dari para perantau ini. Termasuk soal akses terputus yang bikin kiriman uang tersendat.

    "Rumahnya dia (mahasiswa itu) tidak kebanjiran tapi akses terputus jadi kirimannya terlambat," jelasnya.

    Bantuan ini bersumber dari dana pribadi Miftah. Termasuk dari tabungannya.

    "Kalau pun nggak ya aku jual karya akhirnya buat ngedanain ini. Tapi alhamdulilah bisa tercover. Belum ada karya yang dikhususkan untuk aksi yang buat teman-teman Sumatera ini belum," jelasnya.

    Rumah Miftah selama ini memang terbuka bagi masyarakat yang membutuhkan mulai dari pengamen, ojol, maupun pedagang keliling.

    "Kita memang sedia sembako di rumah. Selalu stok," pungkasnya.

    Komentar
    Additional JS