Tak Miliki Sistem Pertahanan Canggih, Inggris Target Empuk Rudal Hipersonik Rusia - SindoNews
2 min read
Tak Miliki Sistem Pertahanan Canggih, Inggris Target Empuk Rudal Hipersonik Rusia
LSelasa, 16 Desember 2025 - 12:27 WIB
Inggris tidak memiliki sistem pertahanan udara canggih, yang membuatnya menjadi target empuk rudal hipersonik Rusia jika konflik pecah. Foto/X @mod_russia
A
A
A
LONDON - Inggris tidak memiliki sistem pertahanan udara canggih, yang membuatnya menjadi target empuk rudal hipersonik Rusia atau pihak lain yang bermusuhan dengan London. Krisis pertahanan ini menjadi pembicaraan di House of Commons (Parlemen) selama sesi tanya jawab dengan Menteri Pertahanan John Healey pada hari Senin.
Anggota Parlemen Konservatif Mark Pritchard memperingatkan bahwa Inggris saat ini tidak memiliki sistem pertahanan rudal anti-balistik atau anti-hipersonik yang canggih, terlepas dari apa yang dia gambarkan sebagai ancaman yang meningkat dari Rusia dan aktor lainnya.
Dia mengatakan hal itu membuat Negara Inggris Raya rentan terlepas dari partai mana yang berkuasa.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Drone Bawah Laut Ukraina Berhasil Hantam Kapal Selam Rusia
“Mengingat ancaman dari Rusia dan tempat lain serta kemampuan mereka, itu berarti Inggris saat ini, baik kita memilih Partai Buruh atau Konservatif, semua konstituen kita tidak berdaya dan negara ini, terus terang, adalah target empuk,” kata Pritchard, sebagaimana dikutip dari UK Defence Journal, Selasa (16/12/2025).
Menanggapi hal itu, Menteri Pertahanan John Healey mengakui adanya celah dalam postur pertahanan di dalam negeri Inggris tetapi menunjuk pada pekerjaan yang sedang berlangsung di bawah Tinjauan Pertahanan Strategis.
Dia mengatakan bahwa tinjauan tersebut telah memperjelas bahwa Inggris harus lebih menekankan perlindungan tanah air. “Tinjauan ini menunjukkan bahwa kita harus berbuat lebih banyak untuk menanggapi pertahanan tanah air kita dengan serius. Dan kita sedang melakukannya,” kata Healey.
Healey menambahkan bahwa tinjauan tersebut juga mengidentifikasi kebutuhan akan pertahanan udara dan rudal yang lebih kuat. “Tinjauan ini menunjukkan bahwa kita perlu berbuat lebih banyak dalam pertahanan udara dan rudal terintegrasi untuk Inggris,” katanya kepada para anggota Parlemen, meskipun dia tidak menyebutkan jadwal atau kemampuan spesifik selama diskusi tersebut.
Pada bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin selama kunjungan ke Kyrgyzstan mengatakan para pemimpin Eropa telah membesar-besarkan ancaman Rusia demi keuntungan politik domestik dan demi kepentingan industri pertahanan mereka.
“Mengatakan bahwa Rusia berencana menyerang Eropa—bagi kami, kedengarannya konyol, bukan? Kami tidak pernah merencanakan hal seperti itu,” ujarnya.
Putin bahkan bersedia memberikan jaminan tertulis, jika diminta, bahwa Rusia tidak akan menyerang negara-negara NATO di Eropa.
“Tetapi jika mereka ingin mendengarnya dari kami, ya, baiklah, kami akan menuliskannya, tidak masalah," lanjut Putin.
Presiden Rusia itu mengisyaratkan bahwa para pemimpin Eropa mungkin berusaha menciptakan ilusi bagi rakyat mereka atau menuruti perusahaan pertahanan.
"Mungkin mereka berusaha meningkatkan peringkat politik domestik mereka, mengingat kondisi ekonomi mereka yang menyedihkan. Tapi di mata kami, tentu saja, itu hanya omong kosong—kebohongan belaka," ujarnya.
Anggota Parlemen Konservatif Mark Pritchard memperingatkan bahwa Inggris saat ini tidak memiliki sistem pertahanan rudal anti-balistik atau anti-hipersonik yang canggih, terlepas dari apa yang dia gambarkan sebagai ancaman yang meningkat dari Rusia dan aktor lainnya.
Dia mengatakan hal itu membuat Negara Inggris Raya rentan terlepas dari partai mana yang berkuasa.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Drone Bawah Laut Ukraina Berhasil Hantam Kapal Selam Rusia
“Mengingat ancaman dari Rusia dan tempat lain serta kemampuan mereka, itu berarti Inggris saat ini, baik kita memilih Partai Buruh atau Konservatif, semua konstituen kita tidak berdaya dan negara ini, terus terang, adalah target empuk,” kata Pritchard, sebagaimana dikutip dari UK Defence Journal, Selasa (16/12/2025).
Menanggapi hal itu, Menteri Pertahanan John Healey mengakui adanya celah dalam postur pertahanan di dalam negeri Inggris tetapi menunjuk pada pekerjaan yang sedang berlangsung di bawah Tinjauan Pertahanan Strategis.
Dia mengatakan bahwa tinjauan tersebut telah memperjelas bahwa Inggris harus lebih menekankan perlindungan tanah air. “Tinjauan ini menunjukkan bahwa kita harus berbuat lebih banyak untuk menanggapi pertahanan tanah air kita dengan serius. Dan kita sedang melakukannya,” kata Healey.
Healey menambahkan bahwa tinjauan tersebut juga mengidentifikasi kebutuhan akan pertahanan udara dan rudal yang lebih kuat. “Tinjauan ini menunjukkan bahwa kita perlu berbuat lebih banyak dalam pertahanan udara dan rudal terintegrasi untuk Inggris,” katanya kepada para anggota Parlemen, meskipun dia tidak menyebutkan jadwal atau kemampuan spesifik selama diskusi tersebut.
Pada bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin selama kunjungan ke Kyrgyzstan mengatakan para pemimpin Eropa telah membesar-besarkan ancaman Rusia demi keuntungan politik domestik dan demi kepentingan industri pertahanan mereka.
“Mengatakan bahwa Rusia berencana menyerang Eropa—bagi kami, kedengarannya konyol, bukan? Kami tidak pernah merencanakan hal seperti itu,” ujarnya.
Putin bahkan bersedia memberikan jaminan tertulis, jika diminta, bahwa Rusia tidak akan menyerang negara-negara NATO di Eropa.
“Tetapi jika mereka ingin mendengarnya dari kami, ya, baiklah, kami akan menuliskannya, tidak masalah," lanjut Putin.
Presiden Rusia itu mengisyaratkan bahwa para pemimpin Eropa mungkin berusaha menciptakan ilusi bagi rakyat mereka atau menuruti perusahaan pertahanan.
"Mungkin mereka berusaha meningkatkan peringkat politik domestik mereka, mengingat kondisi ekonomi mereka yang menyedihkan. Tapi di mata kami, tentu saja, itu hanya omong kosong—kebohongan belaka," ujarnya.
(mas)