Tangan Diinfus, Kapolda Aceh Tetap Ikut Video Conference Bersama Presiden Prabowo - Tribunnews
Tangan Diinfus, Kapolda Aceh Tetap Ikut Video Conference Bersama Presiden Prabowo - Tribunnews.com
Ringkasan Berita:
- Kondisi tangan terpasang infus, Kapolda Aceh pilih tetap kerja pantau percepatan penanganan banjir di wilayahnya.
- Sebelumnya Kapolda Aceh sempat viral gegara menerobos jalanan berlumpur ke Aceh Tamiang.
- Kapolda Aceh menggambarkan saat itu Aceh Tamiang sangat memprihatinkan, seperti memasuki kota mati.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski tangannya terpasang infus,
Kapolda Aceh Irjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah tetap menunjukkan dedikasi penuh dalam memastikan percepatan penanggulangan banjir di sejumlah wilayah di Aceh.
Jenderal bintang dua itu membagikan foto di media sosialnya @marzukialba_bd91 dengan kondisi tangannya yang diinfus dan tetap sibuk bekerja.
“Saya hari ini mengikuti video conference bersama Presiden dan kementerian terkait untuk membahas langkah-langkah percepatan penanganan bencana. Dalam kondisi apa pun, saya tetap memprioritaskan keselamatan dan kebutuhan warga terdampak banjir,” kata Kapolda Aceh, Minggu, 7 Desember 2025.
Tampak ada tiga pria yang mendampingi Kapolda Aceh Irjen Marzuki Ali Basyah selama mengikuti video conference.
Tangan kirinya yang diinfus terlentang di atas bantal, sementara tangan kanan sibuk mencatat.
Sejak awal bencana melanda, Kapolda Aceh diketahui terus berada di lapangan.
Ia turut mengecek langsung sejumlah titik banjir, memantau aktivitas evakuasi, serta menembus beberapa wilayah terisolir guna memastikan bantuan bisa masuk dan warga tidak terputus dari layanan darurat.
“Kegiatan beberapa hari ini sangat padat. Namun, penanganan bencana tidak boleh berhenti. Saya tetap memastikan semua personel bergerak cepat dan tepat demi masyarakat,” ujarnya dikutip serambinews.com dari marzukialba_bd91.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, saling membantu, dan mempercayakan penanganan bencana kepada pemerintah serta instansi terkait yang bekerja siang dan malam.
Kapolda memastikan bahwa seluruh unsur hingga tingkat polres dan polsek berada dalam kesiapsiagaan penuh untuk mendukung proses evakuasi, distribusi bantuan, hingga tahap pemulihan.
Pimpin Apel
Sebelumnya, Kapolda Aceh, Irjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah, M.M., memimpin apel pagi dan memaparkan kondisi bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh, Sabtu, (6/12/25).
Sedikitnya 18 Kabupaten/Kota terdampak banjir dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda, di mana Kabupaten Aceh Tamiang menjadi wilayah paling parah dan dinilai dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
“Sebanyak 18 Kabupaten/Kota terdampak banjir. Namun, Kabupaten Aceh Tamiang merupakan wilayah yang paling parah dan sangat memprihatinkan kondisinya,” ungkap Irjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah,
Irjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah menjelaskan, di Aceh Tamiang seluruh aktivitas pemerintahan terhenti akibat bencana.
Banyak rumah warga mengalami kerusakan berat, sementara korban jiwa juga dilaporkan jatuh.
“Situasinya betul-betul memprihatinkan. Pemerintah daerah tidak dapat beraktivitas karena seluruh sumber daya difokuskan pada penanganan darurat,” jelas Kapolda Aceh.
Tinjau Posko Tanggap Bencana Satbrimob Polda Aceh
Kapolda Aceh Irjen Pol. Drs. Marzuki Alibasyah, M. M, melakukan peninjauan langsung ke Posko Tanggap Bencana Satbrimob Polda Aceh yang berlokasi di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol. Joko Krisdiyanto, S.I.K, menyebutkan, kunjungan yang dilakukan Kapolda Aceh tersebut untuk memastikan kesiapsiagaan personel serta kelengkapan sarana dan prasarana dalam mendukung penanganan darurat kebencanaan di wilayah Aceh.
Dalam kunjungan tersebut, Kapolda Aceh menerima laporan mengenai kondisi terkini lapangan, kesiapan tim SAR Brimob, logistik tanggap darurat, serta mekanisme koordinasi dengan instansi terkait lainnya.
”Kehadiran Posko Tanggap Bencana ini sangat penting untuk mempercepat respons terhadap situasi darurat. Kita mengapresiasi kerja keras personel Satbrimob Polda Aceh dalam memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat,” ujar Kabid Humas.
Peninjauan oleh orang nomor satu di Polda Aceh ini menjadi bagian dari upaya Polda Aceh untuk memastikan seluruh unsur kepolisian siap membantu masyarakat yang terdampak bencana banjir di 18 Kabupaten / Kota dalam Provinsi Aceh jelas Kabid Humas lagi.
Kemudian menyikapi keadaan pasca banjir di Aceh, Polda Aceh berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi lintas sektor demi memberikan layanan terbaik bagi masyarakat serta meminimalkan dampak bencana di wilayah Aceh, tutup Kabid Humas.
Kapolda Aceh Menerobos Aceh Tamiang yang Porak-poranda: “Saya Seperti Memasuki Kota Mati”
Kapolda Aceh, Inspektur Jenderal Drs. Marzuki Ali Basyah MM, adalah pejabat tinggi pertama yang menerobos wilayah Aceh Tamiang yang porak-poranda dihantam banjir.
“Saya seperti memasuki kota mati, sangat memprihatinkan,” kata Irjen Marzuki, Kamis (04/12/2025) kepada Serambinews.
Melaju menerobos wilayah Aceh Tamiang, rombongan Polda Aceh yang mendampingi Irjen Marzuki membersihkan bangkai kendaraan dan puing-puing yang berserakan di jalanan.
Mereka berhasil masuk Ibukota Kabupaten Aceh Tamiang, Kuala Simpang, pada Senin (01 Desember 2025).
Kapolda menyaksikan warga yang sebagian termangu di tepi jalan, di antaranya ada yang marah-marah.
“Badan berlumur lumpur, wajah-wajah mereka penuh bercak tanah kering,” katanya.
Air bersih tidak ada, sejak banjir melanda warga tidak pernah mandi.
Mereka minum dari air banjir yang disaring.
Marzuki membagikan sebagian persediaan makanan dan minuman yang dibawanya kepada warga.
Seluruh perkantoran di Aceh Tamiang tak berfungsi.
“Ketika tiba di Kantor Polres Aceh Taming, kantor tenggelam, seluruh petugas sedang menyelamatkan keluarganya dan juga membantu warga sebisa mereka,” katanya.
“Kantor pemerintahan lainnya juga tenggelam, sehingga tidak ada kendaraan maupun alat komunikasi, 90 persen wilayah Aceh Tamiang terendam, aktivitas sosial serta ekonomi lumpuh total, dan bahkan kantor pemerintahan, Kodim, serta Polres ikut terdampak," tambahnya.

Irjen Marzuki mengerahkan anggotanya untuk mencari para pemimpin Aceh Tamiang.
Akhirnya ia bisa bersua Bupati Aceh Tamiang, Armia Fahmi, dan Kapolres Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mualiadi. Keduanya dalam keadaan kelelahan dan lusuh.
Perwira tinggi yang adalah putra Tangse, Pidie, ini menceritakan perjalanan empat hari menerobos wilayah banjir di sela-sela kesibukannya.
Sering ia menerima telepon dari Jakarta di ruang kerjanya hari itu.
“Saya harus membuat laporan yang lengkap ke Jakarta tentang kondisi Aceh,” katanya.
Aceh dilanda bencana banjir dan tanah longsor yang parah sejak akhir November dan awal Desember 2025.
Banjir bandang ini disebut sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam bahasa ilmiah, Aceh diterjang dampak dari Siklon Tropis Senyar yang berasal dari bibit sikon 95B di Selat Malaka.
Siklon ini menyebabkan cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, gelombang tinggi, dan banjir yang luas.
Dirangkum dari berbagai sumber resmi, sampai Rabu (03 Desember 2025), tercatat korban tewas akibat banjir dan longsor mencapai 249 jiwa, dengan 227 orang masih dinyatakan hilang. Sedangkan korban luka ringan 1.435 orang dan 403 orang luka berat.
Jumlah warga yang terdampak banjir mencapai 1,45 juta jiwa atau 229.767 kepala kepala keluarga. Sebanyak 660.642 orang dari 157.321 kepala keluarga terpaksa mengungsi di 828 lokasi berbeda.
Sedangkan infrastruktur yang rusak tercatat 77.049 rumah, 302 titik jalan, 152 jembatan, 138 kantor, 51 tempat ibadah, 201 sekolah, dan 4 pondok pesantren. Lahan pertanian yang rusak terdapat 139.444 hektare lahan sawah dan 12.012 hektare perkebunan.
Dari 18 kabupaten/kota yang terkena banjir, Aceh Tamiang adalah yang paling parah.
Selain itu, terdapat empat kabupaten/kota lainnya yang termasuk kategori parah, yaitu Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues.
Kantor Pemerintahan Lumpuh Total
Kapolda Irjen Marzuki melanjutkan kisahnya.
Bahwa perjalanan empat hari ke wilayah banjir itu dimulai pada Jumat (28 November 2025), ketika awal-awal Siklon Tropis Senyar menerjang Aceh.
“Saya mengontak seluruh Polres di Aceh, dari 18 Polres yang wilayahnya terjadi bencana banjir, terdapat dua Polres yang tidak bisa saya kontak, yaitu Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Tamiang,” kata Kapolda.

Hari itu juga, Irjen Marzuki mengerahkan 855 anggota polisi di wilayahnya untuk bekerja membantu warga yang tertimpa bencana banjir.
Di hari yang sama, Kapolda bersama rombongan langsung bergerak menyusuri wilayah banjir dan longsor.
Irjen Marzuki dapat memasuki wilayah Pidie.
Di sini ia memerintahkan Kapolres Pidie, AKBP Jaka Mulyana, mengerahkan seluruh daya upaya untuk menolong korban bencana banjir di wilayahnya.
Ia melanjutkan perjalanan ke Pidie Jaya. Di sini, Irjen Marzuki menemukan jembatan utama di jalan nasional yang terletak di Gampng Manyang Cut, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, terputus diterjang banjir.
Sehinga mengganggu akses transportasi. Sejumlah rumah tenggelam dalam lumpur.
Di sini pun, Kapolda memerintahkan Kapolres Pidie Jaya, AKBP Ahmad Faisal Pasaribu, untuk mengutamakan pertolongan kepada warga terdampak banjir dan longsor.
Menerjang air deras di jalanan perkampungan di Kawasan Pidie Jaya, Irjen Marzuki melanjutkan perjalanannya ke Kabupaten Bireuen.
Irjen Marzuki, memberi intruksi yang sama kepada Kapolres Bireuen, AKBP Tuschad Cipta Herdani.
Ketika menuju Kota Lhokseumawe, Kapolda terhadang jembatan yang ambruk akibat banjir, yaitu Jembatan Krueng Tingkeum di Kutablang, Bireuen. “Tak ada jalan lain, kami menyeberangi sungai dengan perahu,” katanya.
Setelah melewati Krueng Tingkeum, Kapolda dan rombongan dapat melanjutkan perjalanan daratnya ke Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, hingga ke Langsa.
Kepada empat Kapolres di kabupaten/kota tersebut, yaitu AKBP Dr Azhan (Kapolresta Lhokseumawe), AKBP Trie Aprianto (Kapolres Aceh Utara), AKBP Irwan Kurniadi (Kapolres Aceh Timur), dan AKBP Mughi Prasetyo Habrianto (Kaporles Kota Langsa), memberi intruksi untuk kosentrasi menolong warga korban banjir.
Memasuki hari keempat, Irjen Marzuki menerobos Aceh Tamiang.
Marzuki dan tim membawa sejumlah peralatan pendukung seperti genset, sehingga mereka bisa memberi informasi daerah yang terpapar.
Hasilnya bantuan bisa disalurkan lewat udara dan laut.
"Kita bawa genset, memberi informasi daerah terpapar terparah, sehingga makanan bisa kita drop dua versi, dari laut dan udara. Makanan kita drop lewat udara, dan lewat laut kita drop lewat Salahaji dan TPI-nya di bagian utaranya," kata Kapolda.
Irjen Marzuki mengatakan bahwa dalam setiap perjalannya yang paling penting dipastikan adalah sarana komunikasi.
Karena itu, ia memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan sarana komunikasi.
Pilihannya Starlink yang memang mengandalkan jaringan ribuan satelit di orbit rendah Bumi, sehingga dapat menjangkau daerah terpencil.
Begitu sarana komunikasi berjalan, barulah Kapolda dapat memberi kabar mengenai situasi dan kondisi wilayah yang terpapar banjir dan longsor.
“Terutama seperti Kabupaten Aceh Tamiang dan Kota Langsa yang terputus sarana komunikasinya,” kata Kapolda.
Pola menghidupkan komunikasi tersebut juga dilakukan Kapolda untuk wilayah-wilayah lain yang terputus komunikasi seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues.
Setelah menempuh empat hari perjalanan darat, Kapolda kembali ke markasnya di Polda Aceh pada Selasa (2 Desember 2025).
Begitu masuk ke ruang kerja, ia langsung memimpin rapat koordinasi dengan seluruh pejabat utama Polda Aceh membahas penanganan banjir dan longsor.
Lalu mengontak seluruh Polres yang wilayahnya terpapar banjir.
Setiap saat, ia ingin memastikan pertolongan untuk masyarakat korban banjir dan longsor.
Sosok Kapolda Aceh, Marzuki Ali Basyah
Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah lahir di Tangse, Kabupaten Pidie, dan telah malang melintang dalam berbagai penugasan strategis di lingkungan kepolisian.
Marzuki adalah lulusan Akpol 1991. Dia berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Manusia dan Auditor, Jabatan terakhirnya adalah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Aceh.

Perjalanan karier
Marzuki Ali Basyah mengawali kariernya sebagai Perwira Pertama (Pama) Polda Jabar pada tahun 1992.
Setelah itu, ia sempat menduduki posisi sebagai Wakapolres Kuningan, Wakapolres Ciamis, Kasi Turjawali Subdit Bingakkum Ditlantas Polda Jabar.
Karier Marzuki makin moncer setelah ia didapuk sebagai Kapolres Dairi pada tahun 2008.
Pada tahun 2010, jenderal asal medan ini ditunjuk untuk menjabat sebagai Kapolres Simalungun.
Satu tahun kemudian, ia dipercaya menjabat sebagai Kapolres Asahan.
Setelah itu, Marzuki didapuk sebagai Wadirpamobvit Polda Kaltim pada tahun 2012.
Marzuki juga pernah ditugaskan mengisi kursi jabatan sebagai Karo SDM Polda Gorontalo, Karo SDM Polda Sulteng, dan Karo SDM Polda Aceh.
Seiring bejalannya waktu, Marzuki kemudian dimutasi menjadi Irwasda Polda Aceh pada tahun 2020.
Di tahun 2021, Marzuki lalu diutus untuk menjadi Widyaiswara Muda Sespim Lemdiklat Polri.
Setelah itu, ia didapuk sebagai Kepala BNNP Gorontalo pada tahun 2023.
Barulah di tahun 2024 Brigjen Marzuki diangkat sebagai Kepala BNN Provinsi Aceh.
Pada tahun 2025 Brigjen Marzuki diangkat menjadi Kapolda Aceh dan dapat kenaikan pangkat.

Riwayat jabatan:
Wakapolres Kuningan Polda Jabar 2003
Wakapolres Ciamis Polda Jabar 2004
Kapolres Dairi Polda Sumut 2008
Kapolres Simalungun Polda Sumut 2010
Kapolres Asahan Polda Sumut 2011
Irwasda Polda Aceh 2020
Widyaiswara Muda Sespim Lemdiklat Polri 2021
Kepala BNN Provinsi Gorontalo 2023
Kepala BNN Provinsi Aceh 2024
Kapolda Aceh 2025
(tribun network/thf/Serambinews.com)