Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Gas Beracun Kebakaran Kesehatan Lintas Peristiwa Spesial Terra Drone

    Terungkap, 22 Korban Kebakaran Terra Drone Tewas akibat Hirup Gas Beracun - Kompas

    5 min read

     

    Terungkap, 22 Korban Kebakaran Terra Drone Tewas akibat Hirup Gas Beracun

    Kompas.com, 10 Desember 2025, 15:43 WIB
    Lihat Foto


    JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri mengungkap penyebab utama kematian para korban kebakaran Gedung Kantor Terra Drone di Jakarta Pusat.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Mayoritas korban meninggal dunia akibat menghirup asap tebal dan gas beracun karbon monoksida (CO) yang memenuhi area gedung saat kebakaran terjadi.

    Kepala Biro Kedokteran dan Kesehatan (Karo Dokpol) RS Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan mengatakan, kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan pemeriksaan medis dan forensik terhadap para korban.

    Militer Thailand Evakuasi Korban di Tengah Bentrokan Perbatasan dengan Kamboja

    “Untuk penyebab kematian berdasarkan dari pemeriksaan staf dan para personil spesialis forensik kami itu mengarah kepada terhirupnya asap dan kemudian gas karbon monoksida,” jelas Nyoman dalam konferensi pers hasil identifikasi korban kebakaran Terra Drone, Rabu (10/12/2025).

    Nyoman menjelaskan, karbon monoksida merupakan gas beracun yang dapat menggantikan peran oksigen dalam tubuh manusia. Dalam kondisi kebakaran, ketika kadar oksigen menurun drastis, gas tersebut dengan cepat terhirup dan mengganggu sistem pernapasan korban.

    Ia menduga, karbon monoksida berasal dari berbagai material yang terbakar di dalam gedung saat peristiwa terjadi.

    “Jadi gas ini bisa jadi karena pembakaran dalam berbagai kejadian kebakaran itu memang membuktikan bahwa dalam kondisi ini, kemudian terpicu kami tidak tahu apakah dia dari bahan itu ya tetapi bukti-bukti data-data menyimpulkan bahwa dalam kondisi luka atau terbakar seperti ini,” jelas Nyoman.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Selain temuan tersebut, pemeriksaan laboratorium terhadap sampel darah korban juga memperkuat kesimpulan tim forensik.

    “Ada pemeriksaan laboratorium sederhana melalui darahnya tadi juga terbukti bahwa itu tinggi kandungan karbon monoksida,” kata dia.

    Nyoman menambahkan, kondisi fisik korban turut menyulitkan proses identifikasi. Banyak jenazah yang mengalami luka bakar berat hingga melepuh, termasuk pada bagian sidik jari.

    “Begitu sidik jarinya melepuh dan kemudian lepas, ini rekan-rekan punya sidik jari kulitnya ini ya, nah itulah kesulitan saat ini (identifikasi),” ujarnya.

    Dari total 22 korban meninggal dunia, sebanyak 10 orang telah berhasil diidentifikasi dan dipulangkan ke keluarga masing-masing. Sementara itu, 12 jenazah lainnya masih dalam proses pemeriksaan lanjutan dan dijadwalkan untuk direkonsiliasi pada sore hari.

    22 orang tewas

    Sebelumnya, kebakaran hebat melanda Gedung Kantor Terra Drone yang berlokasi di Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (9/12/2025).

    Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menyebutkan, kebakaran mulai diketahui pada pukul 12.43 WIB. Tim pemadam kebakaran tiba di lokasi dan mulai melakukan pemadaman sekitar pukul 12.50 WIB.

    Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 14.10 WIB, kemudian dilanjutkan dengan proses pendinginan untuk memastikan tidak ada titik api tersisa.

    Polres Metro Jakarta Pusat pada pukul 17.00 WIB mengonfirmasi total korban meninggal dunia dalam insiden tersebut mencapai 22 orang.

    "Terdiri dari tujuh orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Untuk 22 korban sudah dibawa ke RS Polri," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di lokasi kejadian, Selasa.

    Dari seluruh korban tewas, satu di antaranya merupakan ibu hamil dengan usia kandungan tujuh bulan. Sebagian besar korban ditemukan di lantai tengah gedung.

    "Rata-rata korban meninggal ditemukan di lantai 3, 4, dan 5. Sebab (karyawan) yang berada di lantai 6 bisa langsung ke rooftop," tutur Susatyo.

    Menurut Susatyo, penyebab utama kematian para korban adalah kekurangan oksigen akibat asap yang menyebar ke seluruh lantai gedung.

    "Asap naik ke lantai 2, 3, dan sebagainya, oksigen juga kurang, sehingga banyak yang meninggal karena lemas di atas," kata Susatyo.

    Seluruh jenazah korban kebakaran dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi oleh tim DVI.

    Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang
    Komentar
    Additional JS