Trump: Ukraina Sudah Kehilangan Wilayah - SindoNews
2 min read
Trump: Ukraina Sudah Kehilangan Wilayah
Selasa, 16 Desember 2025 - 08:06 WIB
Presiden AS Donald Trump menyatakan Ukraina memang sudah kehilangan wilayah dalam perangnya melawan Rusia. Foto/White House
A
A
A
KYIV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dia telah melakukan percakapan yang sangat baik dengan para pemimpin Eropa dan juga berbicara langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa hari terakhir. Ini sebagai bagian dari upayanya untuk membuat semua pihak dalam perang Rusia-Ukraina bisa "sepaham".
Bulan lalu, pemerintahan Trump mengajukan kerangka kerja untuk rencana perdamaian yang bertujuan mengakhiri perang Moskow-Kyiv. Proposal tersebut, yang sejak itu telah direvisi beberapa kali, membayangkan Kyiv melepaskan aspirasi bergabung dengan NATO, serta klaimnya atas Crimea dan wilayah Donbas; Luhansk dan Donetsk, yang semuanya bergabung dengan Rusia setelah referendum, di antara poin-poin lainnya. Sebagai imbalannya, Ukraina akan menerima jaminan keamanan yang tidak ditentukan.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Drone Bawah Laut Ukraina Berhasil Hantam Kapal Selam Rusia
Ditanya pada hari Senin tentang "insentif" apa yang dimiliki Ukraina untuk menyerahkan wilayah, Trump menyatakan bahwa itu mungkin sudah menjadi masalah yang diselesaikan.
“Ya, mereka sudah kehilangan wilayahnya, jujur saja. Maksud saya, wilayahnya sudah hilang,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
“Tetapi dalam hal jaminan keamanan, kami sedang berupaya untuk menjamin keamanan agar perang tidak berkobar lagi," paparnya.
Trump mengatakan bahwa baru-baru ini dia mengadakan pembicaraan langsung dengan Putin dan percaya bahwa Rusia serius untuk mengakhiri perang.
“Saat ini, Rusia ingin mengakhirinya. Dan masalahnya adalah mereka ingin mengakhirinya, lalu tiba-tiba mereka tidak mau. Dan Ukraina ingin mengakhirinya, lalu tiba-tiba mereka tidak mau. Jadi kita harus membuat mereka sepaham,” katanya.
Setelah pembicaraan di Berlin pada hari Senin antara utusan Trump, Steve Witkoff dan Jared Kushner, serta delegasi Ukraina, Trump mengatakan bahwa dia telah melakukan "percakapan yang sangat baik" dengan para pemimpin Eropa dan NATO, serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Kami telah melakukan pembicaraan yang sangat panjang dan sangat baik. Saya pikir semuanya berjalan cukup baik,” kata Trump, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (16/12/2025).
Namun, Zelensky menyatakan setelah pertemuan tersebut bahwa meskipun beberapa kemajuan telah dicapai, masalah konsesi jelas tidak relevan.
Dia baru-baru ini mengemukakan gagasan referendum tentang konsesi teritorial tetapi bersikeras bahwa jaminan keamanan Barat harus diberikan terlebih dahulu, bersamaan dengan penyelenggaraan pemilihan presiden Ukraina yang telah lama tertunda.
Moskow menyebutnya sebagai taktik untuk memperpanjang konflik dan mengumpulkan kembali militer Ukraina. Rusia secara konsisten menegaskan bahwa Crimea dan Donbas, yang memilih untuk bergabung dengan Federasi Rusia pada tahun 2022, adalah wilayah kedaulatannya, dan pasukan Ukraina akan diusir dari wilayah tersebut dengan cara apa pun.
Bulan lalu, pemerintahan Trump mengajukan kerangka kerja untuk rencana perdamaian yang bertujuan mengakhiri perang Moskow-Kyiv. Proposal tersebut, yang sejak itu telah direvisi beberapa kali, membayangkan Kyiv melepaskan aspirasi bergabung dengan NATO, serta klaimnya atas Crimea dan wilayah Donbas; Luhansk dan Donetsk, yang semuanya bergabung dengan Rusia setelah referendum, di antara poin-poin lainnya. Sebagai imbalannya, Ukraina akan menerima jaminan keamanan yang tidak ditentukan.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Drone Bawah Laut Ukraina Berhasil Hantam Kapal Selam Rusia
Ditanya pada hari Senin tentang "insentif" apa yang dimiliki Ukraina untuk menyerahkan wilayah, Trump menyatakan bahwa itu mungkin sudah menjadi masalah yang diselesaikan.
“Ya, mereka sudah kehilangan wilayahnya, jujur saja. Maksud saya, wilayahnya sudah hilang,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
“Tetapi dalam hal jaminan keamanan, kami sedang berupaya untuk menjamin keamanan agar perang tidak berkobar lagi," paparnya.
Trump mengatakan bahwa baru-baru ini dia mengadakan pembicaraan langsung dengan Putin dan percaya bahwa Rusia serius untuk mengakhiri perang.
“Saat ini, Rusia ingin mengakhirinya. Dan masalahnya adalah mereka ingin mengakhirinya, lalu tiba-tiba mereka tidak mau. Dan Ukraina ingin mengakhirinya, lalu tiba-tiba mereka tidak mau. Jadi kita harus membuat mereka sepaham,” katanya.
Setelah pembicaraan di Berlin pada hari Senin antara utusan Trump, Steve Witkoff dan Jared Kushner, serta delegasi Ukraina, Trump mengatakan bahwa dia telah melakukan "percakapan yang sangat baik" dengan para pemimpin Eropa dan NATO, serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Kami telah melakukan pembicaraan yang sangat panjang dan sangat baik. Saya pikir semuanya berjalan cukup baik,” kata Trump, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (16/12/2025).
Namun, Zelensky menyatakan setelah pertemuan tersebut bahwa meskipun beberapa kemajuan telah dicapai, masalah konsesi jelas tidak relevan.
Dia baru-baru ini mengemukakan gagasan referendum tentang konsesi teritorial tetapi bersikeras bahwa jaminan keamanan Barat harus diberikan terlebih dahulu, bersamaan dengan penyelenggaraan pemilihan presiden Ukraina yang telah lama tertunda.
Moskow menyebutnya sebagai taktik untuk memperpanjang konflik dan mengumpulkan kembali militer Ukraina. Rusia secara konsisten menegaskan bahwa Crimea dan Donbas, yang memilih untuk bergabung dengan Federasi Rusia pada tahun 2022, adalah wilayah kedaulatannya, dan pasukan Ukraina akan diusir dari wilayah tersebut dengan cara apa pun.
(mas)