Udang RI Ditarik Lagi dari Peredaran AS Terkait Dugaan Cesium-137 - CNN Indonesia
Udang RI Ditarik Lagi dari Peredaran AS Terkait Dugaan Cesium-137
Produk udang beku asal Indonesia kembali ditarik dari peredaran di Amerika Serikat (AS) setelah diduga terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137). (stux/Pixabay).
Produk udang beku asal Indonesia kembali ditarik dari peredaran di Amerika Serikat (AS) setelah diduga terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137). Penarikan terbaru dilakukan oleh Direct Source Seafood LLC, perusahaan importir makanan laut yang berbasis di Bellevue, Washington.
Direct Source Seafood menyatakan menarik sekitar 83.800 kantong udang beku mentah yang diimpor dari Indonesia dan dijual dengan merek Market 32 dan Waterfront Bistro. Penarikan dilakukan karena produk tersebut diduga diproses, dikemas, atau disimpan dalam kondisi tidak higienis sehingga berpotensi terpapar Cs-137.
"Produk ini mungkin telah disiapkan, dikemas, atau disimpan dalam kondisi yang tidak memenuhi standar sanitasi sehingga berpotensi terkontaminasi Cesium-137 (Cs-137)," tulis perusahaan dalam pengumuman resmi di website FDA, Jumat (19/12).
Cs-137 merupakan radioisotop buatan yang dapat ditemukan pada tingkat latar belakang di lingkungan. Pada kadar lebih tinggi, ini bisa berisiko terhadap kesehatan. Paparan jangka panjang melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dapat meningkatkan risiko kanker akibat kerusakan DNA pada sel tubuh.
Lihat Juga :
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan tengah menyelidiki laporan dugaan kontaminasi Cs-137 pada kontainer pengiriman dan produk udang beku yang diproduksi di Indonesia oleh PT Bahari Makmur Sejati atau BMS Foods. Meski demikian, FDA menegaskan belum ada laporan penyakit yang muncul akibat produk tersebut.
"Saat ini, belum ada produk yang terkonfirmasi positif atau terdeteksi mengandung Cs-137 yang masuk ke pasar Amerika Serikat," tulis FDA dalam pernyataan pada 7 Oktober 2025.
Konsumen yang telah membeli produk terdampak diminta untuk tidak mengonsumsinya dan dapat membuang atau mengembalikannya ke tempat pembelian untuk mendapatkan pengembalian dana penuh. Proses penarikan ini dilakukan dengan sepengetahuan FDA.
Kasus ini bukan kali pertama produk udang asal RI menghadapi masalah serupa di pasar Negeri Paman Sam.
Pada Agustus 2025, FDA sempat mengeluarkan peringatan agar masyarakat AS tidak membeli atau mengonsumsi udang beku mentah merek Great Value yang diproses oleh BMS Foods, karena diduga mengandung Cs-137. Saat itu, distributor dan pengecer diminta menarik produk dari pasaran.
Menyusul temuan tersebut, FDA menerbitkan Import Alert pada 3 Oktober 2025 yang mewajibkan sertifikasi khusus untuk udang dan rempah asal Jawa dan Lampung mulai 31 Oktober 2025. Kebijakan ini diambil setelah FDA dan Bea Cukai serta Perlindungan Perbatasan AS (CBP) mendeteksi keberadaan Cs-137 pada sejumlah sampel udang dan cengkeh dari Indonesia.
Menanggapi kebijakan tersebut, pemerintah RI melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mewajibkan sertifikat bebas radioaktif bagi ekspor udang ke AS. Sertifikat diterbitkan oleh Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu KKP) dengan biaya uji laboratorium ditanggung eksportir.
Pemerintah Indonesia juga menegaskan sumber paparan Cs-137 tidak berasal dari tambak udang, melainkan diduga terkait aktivitas industri logam di kawasan Cikande, Banten. Kontaminasi tersebut diklaim telah terlokalisasi dan ditangani melalui proses dekontaminasi serta pengawasan lintas kementerian.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu KKP) Ishartini mengatakan sejatinya tak ada yang baru dari penarikan itu.
Ia menyebut produk yang ditarik tersebut merupakan barang lama yang sebelumnya sudah sempat menjadi perhatian otoritas setempat beberapa waktu lalu.
"Itu kasus lama. Itu barang BMS yang lama. Iya itu sama dengan yang dulu Agustus," kata Ishartini kepada CNNIndonesia.com, Jumat (26/12).
Ia menjelaskan produk yang ditarik dari peredaran saat ini merupakan barang lama yang baru dikembalikan oleh pihak terkait.
"Itu barang lama yang baru diretur sekarang. Tidak ada kasus baru," tambahnya.