Update Jumlah Korban Bencana di Sumatra: 1.071 Tewas, 185 Orang Hilang - Tribunnews.com
Update Jumlah Korban Bencana di Sumatra: 1.071 Tewas, 185 Orang Hilang - Tribunnews.com
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi (Kapusdatin) Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, memberikan update informasi terkait jumlah korban jiwa dalam bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar), Jumat (19/12/2025).
Abdul Muhari mengatakan, per hari jumlah korban meninggal dunia bertambah tiga orang sehingga totalnya menjadi 1.071 jiwa.
"Jumlah korban meninggal, secara total di 3 provinsi ini bertambah tiga, dari posisi kemarin Kamis 18 Desember berjumlah total 1.068 jiwa. Sore hari ini 19 Desember menjadi 1.071 jiwa," ujar Abdul dalam konferensi pers secara daring, Jumat.
Kemudian, jumlah korban hilang berkurang lima orang. Kini menyisakan 185 nama.
"Dari 190 secara total kemarin, hari ini 185," sambung Abdul Muhari.
Sementara itu, jumlah pengungsi juga berkurang dibandingkan pada hari Kamis kemarin.
"Untuk jumlah saudara-saudara kita yang masih mengungsi, dari 537.185 kemarin, ini berkurang menjadi 526.868 jiwa," ungkapnya.
Lebih lanjut, Abdul menyatakan sebanyak 27 kabupaten/kota masih berada pada status tanggap darurat.
Rinciannya, 12 daerah di Aceh, 8 daerah di Sumut, dan 9 daerah di Sumbar.
"Hingga hari ini, masih ada 27 kabupaten/kota yang masih berada pada perpanjangan status tanggap darurat, tapi meskipun demikian langkah-langkah percepatan, khususnya dalam pembangunan hunian, baik itu hunian tetap maupun hunian sementara di setiap provinsi dan kabupaten/kota terdampak ini sudah mulai dikerjakan dan dilakukan percepatan," ucap Abdul.
Jawaban Teddy soal Status Bencana Nasional
Sementara itu, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya merasa heran dengan pihak-pihak yang hingga sekarang masih terus mempermasalahkan status Bencana Nasional di Sumatra.
Banyak pihak yang mendesak agar pemerintah pusat menetapkan status bencana nasional lantaran banyaknya korban dalam musibah ini.
Akan tetapi, sampai sekarang pemerintah belum menetapkan status Bencana Nasional.
Teddy mengatakan, meski tidak ada penetapan status bencana nasional, penanganan bencana di Sumatra tersebut sudah berskala nasional.
"Masih ada pihak-pihak yang terus saja membahas status bencana nasional. Jadi gini, bencana ini ada di tiga provinsi, ketiganya terdampak, tapi mungkin 1-2 minggu ini, semua fokusnya hanya ke Aceh."
"Sejak hari pertama tanggal 26, pemerintah pusat sudah melakukan penanganan skala nasional di tiga provinsi ini, langsung mobilisasi nasional, mari kita fokus ke substansinya. Sudah ada 50 lebih pasukan di sana, TNI-Polri, 50.000 lebih pasukan di sana, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan-relawan banyak sekali," jelasnya dalam konferensi pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat.
Ia menyebut, banyak pihak yang ingin ditetapkan status bencana nasional karena khawatir soal anggaran.
Namun, terkait anggaran sudah dijawab oleh Presiden Prabowo Subianto, yakni menggunakan dana pusat sepenuhnya.
"Disampaikan Rp60 triliun sudah dikeluarkan secara berangsur untuk membangun kembali rumah sementara, rumah hunian tetap, fasilitas semuanya, gedung DPRD, kecamatan juga dan juga langsung seluruh bupati-wali kota 52 itu diberikan uang cash untuk di hari itu gitu."
"Bila ada kebutuhan lain tinggal sampaikan pasti dikasih juga dan tentunya bantuan dari segala macam sudah masuk ke kabupaten itu," imbuh Teddy.
Kemudian terkait sarana dan prasarana, Teddy menjelaskan bahwa di lokasi bencana sudah diterjunkan banyak kapal hingga helikopter.
"Dibilang kalau tidak bencana nasional, sarana prasarana fasilitas tidak ada dari pusat. Sudah dijawab juga di lapangan, 100 lebih kapal, pesawat, helikopter sudah ke sana. Ada alat berat dari PU (Pekerjaan Umum) mungkin totalnya sekitar 1.000 mungkin, diangkut dari mana pun di Indonesia ini diangkut ke sana."
"Kemudian kalau tidak bencana nasional pemulihan infrastruktur hanya di daerah, semuanya sudah digerakkan ke sana, perlu waktu, makanya kita sama-sama gitu."
"Jembatan banyak putus, jalan banyak putus, berangsur-angsur disambung. Jembatan sudah langsung dibuktikan 1 minggu 7 sampai 10. Jadi itu yang kerja bukan satu dua orang, semua warga di situ kerja," ungkapnya.
Minta Semua Pihak Lapor
Seskab Teddy juga meminta semua pihak untuk lapor kepada petugas jika menemukan daerah terdampak bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar, yang belum mendapatkan bantuan.
"Kalau Anda ada di lokasi, Anda ke sana ada daerah yang belum dapat logistik, sampaikan ke petugas, sampaikan ke TNI, Polri, Basarnas, BNPB, 'Pak, titik ini belum ada logistik, desa ini belum.' Pasti langsung dikerjakan," ujarnya.
Teddy menyatakan, hal itu juga bisa disampaikan kepada kepala daerah dan petugas yang berada di lokasi setempat.
"Bisa Anda sampaikan ke bupati, semua bupati, kepala daerah, gubernur, bupati-wakil, wali kota-wakil, dan pegawainya semua di sana bisa dijangkau, bisa dihubungi."
"Dan aparat-aparat di sana bekerja semua. Kalau ada yang kurang, Anda sampaikan pasti langsung secepat mungkin gimana caranya itu nyampai," terangnya.
Teddy pun mengajak semua pihak untuk saling bergotong royong dan saling mendukung penanganan bencana di Sumatra.
"Makanya ayo kita sama-sama bahu-membahu, saling dukung. Kalau niat bantu, ayo ikhlas, tulus," tuturnya.
(Tribunnews.com/Deni/Rifqah)