Twitter Dukung Perlindungan Kekerasan Perempuan Selama Lockdown - Semua Halaman - Nextren.grid.id
Ilustrasi kekerasan pada perempuan.
Nextren.com - Pada negara Amerika Serikat sedang ramai membicarakan tentang George Floyd yang meninggal karena seorang polisi di negara tersebut.
Ramainya permasalahan tersebut menutupi beberapa kasus lain.
Seperti halnya kekerasan perempuan yang semakin meningkat ketika lockdown di beberapa negara.
Ternyata selama lockdown, yang menjadi dampak seseorang bukanlah hanya kehilangan pekerjaan saja.
Hal ini didasari oleh data UN Women yang menunjukkan 243 juta perempuan dan anak perempuan dalam rentang umur 1 sampai 49 tahun di berbagai dunia telah mengalami kekerasan seksual dan atau fisik yang dilakukan oleh pasangan intim dalam 12 bulan terakhir.
Baca Juga: Peluncuran PlayStation 5 Ditunda Gara-gara Unjuk Rasa di Amerika
Menurut Melissa Alvarado, UN Women Asia Pacific Regional Manager, kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di seluruh Asia Pasifik menyebar luas tetapi pada saat yang sama tidak dilaporkan.
Ia juga menambahkan secara global, satu dari tiga wanita mengalami kekerasan setidaknya sekali seumur hidup mereka.
Adanya lockdown dan gerakan tetap berada di rumah karena Covid-19 tidak semuanya berdampak baik.
Perempuan yang bersama pasangan yang suka melakukan kekerasan terasa seperti tidak memiliki orang atau sumber daya yang bisa membantu mereka.
Baca Juga: Cara Belanja Online di Indomaret Seluruh Indonesia, Klaim 1 Jam Sampai di Rumah
Alvarado juga mengungkapkan kasus di Indonesia berdasarkan yang dilaporkan dari sebuah LSM meningkat tiga kali lipat
Karena hal tersebut, UN Women meminta Twitter untuk bekerjasama dengannya.
Twitter pun membuat kampanye #ThereIsHelp yang diperuntukkan untuk negara Asia yang membutuhkan pertolongan.
Tagar tersebut digunakan untuk pemberitahuan layanan kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri, vaksinasi, eksploitasi seksual anak dan Covid-19.
Baca Juga: Fitur Baru Twitter Ini Bisa Bantu Kirim Tweet Secara Terjadwal Loh!
Twitter dengan kampanyenya juga sudah menyiapkan prompt khusus pencarian kekerasan berbasis gender.
Prompt pencarian ini akan berfungsi sebagai hotline yang akan tersedia bagi pengguna dalam bahasa lokal mereka di Asia Pasifik.
Twitter tidak hanya bekerjasama dengan UN Women Asia Pasifik yang memainkan peran sebagai penasihat.
Baca Juga: Bos Twitter Bela Perusahaannya Yang Diancam Tutup Oleh Donald Trump
Melainkan, platform tersebut juga bekerjasama dengan LSM terkemuka dan lembaga pemerintah yang menyediakan perawatan darurat kritis, dukungan dan konseling.
Layanan ini disiapkan oleh Twitter di tujuh negara yaitu Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, Singapura, Korea Selatan, dan Vietnam
(*)
Video Pilihan
Komentar
Posting Komentar