WHO Rekomendasikan Obat Steroid untuk Pengobatan Pasien Covid-19 Kritis Halaman all - Kompas

WHO Rekomendasikan Obat Steroid untuk Pengobatan Pasien Covid-19 Kritis Halaman all - Kompas.com

Ilustrasi obat-obatan steroid. WHO telah merekomendasikan penggunaan obat steroid untuk pengobatan pasien Covid-19 dengan sakit parah dan kritis.

KOMPAS.com - Infeksi Covid-19 yang parah dapat mengancam jiwa pasien. Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) merekomendasikan obat pada pasien yang kritis.

Berdasarkan uji klinis internasional yang diterbitkan, Rabu (2/9/2020), mengkonfirmasi bahwa obat steroid yang murah dan tersedia secara luas memberikan harapan untuk membantu pasien yang kritis karena Covid-19.

Melansir New York Times, Kamis (3/9/2020), berdasarkan bukti baru ini, WHO mengeluarkan pedoman pengobatanbaru dan sangat merekomendasikan steroid untuk mengobati pasien yang sakit parah dan kritis.

Akan tetapi, obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan pada pasien dengan penyakit ringan.

Baca juga:

"Jelas, sekarang steroid adalah standar perawatan," kata Dr. Howard C. Bauchner, pemimpin redaksi Journal of American Medical Association (JAMA) yang menerbitkan lima makalah tentang pengobatan tersebut.

Studi baru telah mencakup analisis yang mengumpulkan data dari tujuh uji klinis yang mengevaluasi tiga steroid pada lebih dari 1.700 pasien.

Dalam studi ini disimpulkan bahwa masing-masing dari ketiga obat itu dapat mengurangi risiko kematian.

Ilustrasi dexamethasone untuk obati pasien Covid-19.
Lihat Foto

Baca juga:

Tiga penelitian steroid dan beberapa studi terkait telah diterbitkan dalam jurnal JAMA.

Menurut penulis, kortikosteroid saat ini menjadi pengobatan lini pertama untuk pasien kritis. Sedangkan satu-satunya obat yang terbukti efektif pada pasien yang sakit parah, adalah remdesivir.

Steroid seperti yang ada pada Dexamethasone, hidrokortison, dan metilprednisolon sering digunakan dokter untuk mengurangi peradangan, pembengkakan dan nyeri.

Sebab, kebanyakan pasien Covid-19 yang meninggal bukan karena virus corona yang menginfeksi, tetapi karena reaksi tubuh yang berlebihan terhadap infeksi.

Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19

Sehingga, steroid ini dapat dimanfaatkan untuk meredam sistem kekebalan tubuh, agar tidak terlalu berlebihan merespon infeksi yang dapat menyebabkan badai sitokin.

Bukti dari penelitian ini menunjukkan saat pasien diberikan kortikosteroid, dari 1.000 pasien, hanya ada 87 kematian, perwakilan WHO Janet Diaz seperti dikutip dari Reuters.

"Hasil ini sangat mengesankan, ini bukan obatnya. Jadi, penting bagi kami untuk menjaga semua strategi pencegahan," kata Anthony Gordon dari Imperial College London, yang juga mengerjakan analisis tersebut.

Efek samping obat steroid

Para peneliti menekankan bahwa penggunaan obat steroid hanya dapat diberikan pada pasien dengan penyakit parah.

Baca juga:

Sebab, efek samping steroid dapat sangat berbahaya, terutama pada pasien lanjut usia. Padahal, mayoritas pasien yang terinfeksi virus corona baru ini adalah orang lanjut usia.

Obat-obatan dapat membuat pasien rentan terhadap infeksi lain, dapat meningkatkan kadar glukosa darah, dan dapat menyebabkan kebingungan dan delirium.

Dalam uji klinis, hanya pasien yang paling sakit saja yang diobati dengan steroid.

Baca juga:

Namun, tidak ada kepastian bahwa mereka yang kurang sakit dapat mendapat manfaat atau efek samping dari steroid.

Kendati demikian, secara keseluruhan, para ilmuwan meyakini studi tersebut tampaknya mengkonfirmasi janji dari obat steroid untuk mengobati pasien yang sakit parah dengan Covid-19.

WHO telah memperingatkan dengan tegas dalam panduan pengobatan Covid-19, bahwa penggunaan steroid tidak boleh dilakukan sembarangan, yakni hanya untuk pasien yang sakit parah.

Baca Juga

Komentar