Dikenal Pasar Priyayi, Ini Sejarah Pasar Gede Solo yang Hari Ini Berusia 91 Tahun
Solopos.com/Nugroho Meidinata
Pedagang kembali beraktivitas di Pasar Gede, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo, Selasa (8/12/2020). Belum semua pedagang mulai aktif berjualan setelah penutupan pasar sementara selama tujuh hari. (Solopos/Wahyu Prakoso)
Solopos.com, SOLO -- Sejarah mencatat, tepat hari ini, Pasar Gede di Solo tepat berusia 91 tahun.
Pasar yang diresmikan oleh Paku Buwana X pada 12 Januari 1930 ini dibangun oleh arsitek Belanda bernama Ir Herman Thomas Kartsen.
Kala itu, pembangunan Pasar Gede Hardjonagoro Solo menghabiskan biaya sekitar 650.000 Gulden atau kini setara dengan Rp2,47 miliar.
Dibangun dengan biaya fantastis, tak ayal Pasar Gede Solo menghasilkan bangunan yang begitu cantik dan juga cocok untuk dijadikan lokasi berfoto seperti sekarang.
Sementara itu, berdasarkan artikel sejarah yang ditayangkan di situs resmi Kemendikbud, nama Pasar Gede sendiri merujuk pada bangunan yang berbentuk besar menyerupai benteng di pintu masuk utama berbentuk singgasana besar dan atap yang lebar.
Sedangkan nama Hardjonagoro diambil dari nama seorang keturunan China yang mendapat gelar KRT Hardjonegoro dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Simbol Harmoni Kehidupan
Dikutip dari Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya 2017 yang diterbitkan Universitas Sebelas Maret atau UNSSolo, dari sejarah Pasar Gede Solo, pasar ini menjadi simbol harmoni kehidupan sosial budaya yang telah berkembang di Solo pada masa itu.
Hal ini terbukti dengan adanya sebuah klenteng Vihara Avalokitesvara Tien Kok Sie yang berada di dekat Pasar Gede Solo dan masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Berdasarkan historinya, Pasar Gede Solo mengalami tiga masa, yakni kerajaan, post kolonial dan masa kemerdekaan.
Dan sebelum diresmikan pada 1930, pada masa kolonial Belanda, Pasar Gede dianggap sebagai mediator perdagangan masyarakat China dan Belanda serta pribumi.
Selain itu, pada masa tersebut Pasar Gede juga dikenal sebagai Pasar Priyayi. Pasalnya, dagangan yang dijual di pasar ini terkenal dengan kualitas yang bagus jika dibandingkan dengan pasar-pasar lainnya.
Kini di usianya 91 tahun, Pasar Gede di Solo menjadi salah satu bukti sejarah berkembangnya Kota Solo dari masa ke masa.
Selamat Ulang Tahun Pasar Gede Hardjonagoro 12 Januari 1930 - 12 Januari 2021.
Dipublikasikan oleh
Nugroho Meidinata
Solopos.com/Nugroho Meidinata

Solopos.com, SOLO -- Sejarah mencatat, tepat hari ini, Pasar Gede di Solo tepat berusia 91 tahun.
Pasar yang diresmikan oleh Paku Buwana X pada 12 Januari 1930 ini dibangun oleh arsitek Belanda bernama Ir Herman Thomas Kartsen.
Kala itu, pembangunan Pasar Gede Hardjonagoro Solo menghabiskan biaya sekitar 650.000 Gulden atau kini setara dengan Rp2,47 miliar.
Dibangun dengan biaya fantastis, tak ayal Pasar Gede Solo menghasilkan bangunan yang begitu cantik dan juga cocok untuk dijadikan lokasi berfoto seperti sekarang.
Sementara itu, berdasarkan artikel sejarah yang ditayangkan di situs resmi Kemendikbud, nama Pasar Gede sendiri merujuk pada bangunan yang berbentuk besar menyerupai benteng di pintu masuk utama berbentuk singgasana besar dan atap yang lebar.
Sedangkan nama Hardjonagoro diambil dari nama seorang keturunan China yang mendapat gelar KRT Hardjonegoro dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Simbol Harmoni Kehidupan
Dikutip dari Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya 2017 yang diterbitkan Universitas Sebelas Maret atau UNSSolo, dari sejarah Pasar Gede Solo, pasar ini menjadi simbol harmoni kehidupan sosial budaya yang telah berkembang di Solo pada masa itu.
Hal ini terbukti dengan adanya sebuah klenteng Vihara Avalokitesvara Tien Kok Sie yang berada di dekat Pasar Gede Solo dan masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Berdasarkan historinya, Pasar Gede Solo mengalami tiga masa, yakni kerajaan, post kolonial dan masa kemerdekaan.
Dan sebelum diresmikan pada 1930, pada masa kolonial Belanda, Pasar Gede dianggap sebagai mediator perdagangan masyarakat China dan Belanda serta pribumi.
Selain itu, pada masa tersebut Pasar Gede juga dikenal sebagai Pasar Priyayi. Pasalnya, dagangan yang dijual di pasar ini terkenal dengan kualitas yang bagus jika dibandingkan dengan pasar-pasar lainnya.
Kini di usianya 91 tahun, Pasar Gede di Solo menjadi salah satu bukti sejarah berkembangnya Kota Solo dari masa ke masa.
Selamat Ulang Tahun Pasar Gede Hardjonagoro 12 Januari 1930 - 12 Januari 2021.
Dipublikasikan oleh
Nugroho Meidinata
0 Komentar