Xi Jinping Perkuat Pengaruh China di Tibet - Republika

Xi Jinping Perkuat Pengaruh China di Tibet
Seorang biksu memuji Xi sebagai pemimpin spiritual.
Sabtu , 12 Jun 2021, 13:12 WIB
Presiden China Xi Jinping.
EPA
Presiden China Xi Jinping.
Rep: Dwina Agustin Red: Teguh Firmansyah
REPUBLIKA.CO.ID, LHASA -- Presiden China Xi Jinping memperkuat kehadirannya di wilayah Tibet. Beijing memperluas kampanye pendidikan politik saat merayakan ulang tahun ke-70 kekuasaannya atas Lhasa.
Para pejabat China mengatakan, kampanye itu adalah kunci untuk masa depan wilayah yang mencakup lebih dari 12 persen daratan China. Daerah itu juga merupakan rumah bagi 3,5 juta warga, sebagian besar etnis Tibet. Warga sipil dan tokoh agama yang diatur pemerintah untuk diwawancarai dalam perjalanan lima hari itu berjanji setia kepada Partai Komunis dan Xi.
Seorang biksu di kuil Jokhang yang bersejarah di Lhasa menyatakan, Xi adalah pemimpin spiritual wilayah itu. Ketika ditanya oleh wartawan yang melakukan tur atas undangan Pemerintah China? "Saya tidak mabuk ... saya berbicara dengan bebas kepada Anda," kata biksu bernama Lhakpa, berbicara dari halaman yang diabaikan oleh kamera keamanan dan pengamat pemerintah.
Potret Xi terlihat di hampir semua situs yang dikunjungi wartawan selama perjalanan ke Tibet. "Poster-poster itu bertepatan dengan program pendidikan politik besar-besaran yang disebut pendidikan 'rasa terima kasih kepada partai'," kata sarjana veteran studi Tibet di University of London's School of Oriental and African Studies, Robert Barnett.
Di sebuah sekolah pelatihan agama utama di pinggiran Lhasa, Tibet's College of Buddhism, bendera China berkibar di atas kuil dan gambar Xi ditampilkan secara mencolok di setiap asrama dan ruang kelas. "Kami sekarang berada di bawah pimpinan Partai Komunis, tentu saja kami harus belajar politik," kata wakil direktur perguruan tinggi tersebut, Kelsang Wandui.
Sekitar 40 persen dari program studi sekolah didedikasikan untuk pendidikan politik dan budaya. Wandui menyatakan bahwa para biksu akan merayakan peringatan 100 tahun Partai Komunis pada 1 Juli mendatang.
Kementerian Luar Negeri China pun mengeklaim kondisi ekonomi dan Tibet saat ini sangat membaik dengan dukungan China. "Hak kebebasan beragama dari semua kelompok etnis di Tibet dilindungi oleh konstitusi dan hukum," ujar pernyataan tersebut.
Beijing mengatakan, pihaknya membebaskan secara damai Lhasa pada 1951, setelah pasukan China memasuki negara itu dan mengambil alih pemerintahannya. Pemimpin spiritual Buddhisme Tibet, Dalai Lama, melarikan diri dari Tibet pada 1959 setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan China. Sejak itu, dia mendirikan pemerintahan di pengasingan yang berbasis di Dharamsala, India.
Laporan Reuters tidak melihat gambar Dalai Lama yang sebelumnya umum di rumah-rumah di seluruh Tibet dalam perjalanan dari 31 Mei hingga 5 Juni. Menurut kelompok hak asasi manusia dan warga Tibet yang telah meninggalkan wilayah itu, foto-foto pemimpin spiritual itu sekarang dilarang keras.
"Sejak Dalai membelot, dia tidak melakukan sesuatu yang baik untuk rakyat Tibet," kata sekretaris Departemen Pendidikan Tibet, Fan Chunwen.
sumber : Reuters

Komentar

Baca Juga

Opsi Media Informasi Group

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek