Taliban Kepung Kabul, Afghanistan Janji Hentikan Pertempuran

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berjanji akan mencegah pertumpahan darah lebih lanjut. Janji itu dikeluarkan saat gerilyawan Taliban mendekati ibu kota negara Afghanistan, Kabul.
Dalam pidatonya, yang pertama sejak Taliban melancarkan serangan besar-besaran, Ghani menyatakan ingin menghentikan kekerasan sebagai misi bersejarah.
"Saya tidak akan membiarkan perang yang dipaksakan menyebabkan lebih banyak kematian," ujar Ghani yang tampak muram, seperti dikutip AFP, Sabtu (14/8).
Ghani tak memberikan indikasi bahwa ia akan mengundurkan diri atau bertanggung jawab atas keruntuhan militer di negaranya. Ia hanya menyebut, angkatan bersenjata dapat dimobilisasi kembali. Konsultasi juga tengah ditempuh untuk mencoba membantu mengakhiri perang.
Salah satu pengamat di Afghanistan, Sayed Naser Mosawi mengatakan, presiden sepertinya tidak punya pilihan lagi.
"Pesan presiden tak cukup definitif untuk mengatakan dia bersedia berjuang sampai akhir. Tapi bagi saya, dia mungkin bersedia memberikan semacam penyelesaian, jika bukan berarti menyerah," terangnya.
Pidato Presiden Afghanistan itu muncul usai Amerika Serikat (AS) mengirimkan pasukannya untuk mengawasi evakuasi kedutaan dan ribuan warga dari negara tersebut.
Sejak Mei, situasi di Afghanistan mulai kacau. Taliban mengintensifkan serangan setelah pasukan AS dan Anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ditarik.
Beberapa kota besar pun berhasil direbut Taliban. Pemerintah hanya menguasai wilayah di bagian tengah, timur, dan Ibu Kota Kabul.
Sementara itu, Taliban berhasil merebut Kota Mazhar-i-Sharif pada Sabtu (14/8) kemarin, melalui pertempuran sengit. Keberhasilan itu semakin membuat kelompok milisi ini dekat dengan Kabul.
Taliban juga sudah menguasai Kota Herat dan Kandahar yang merupakan kota kedua dan ketiga terbesar di Afghanistan. Mereka dilaporkan menduduki 20 dari 34 provinsi di Afghanistan.
Terakhir,Taliban juga berhasil mengambilalih kota utama Afghanistan timur, Jalalabad pada Minggu (15/8). Pengambilalihan bahkan terjadi tanpa perlawanan sedikit pun dari pemerintah setempat.
"Membiarkan Taliban lewat [menguasai] adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan warga sipil," ujar seorang pejabat di Jalalabad.
Jatuhnya ketiga kota tersebut, menjadikan Kabul sebagai benteng terakhir yang dijaga oleh pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar