WHO Jelaskan Beda Imunitas dari Infeksi Alami Vs Vaksin COVID-19

Orang-orang yang terinfeksi COVID-19, tubuhnya secara alami dapat mengembangkan respons imun. Hanya saja imun yang dimikiliki para penyintas ini disebut-sebut bisa jadi masih 'kurang' sehingga otoritas kesehatan tetap merekomendasikan vaksin COVID-19.
Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Soumya Swaminathan, menjelaskan ada perbedaan antara imun yang timbul karena infeksi alami dibandingkan imun yang dipicu vaksin. Perbedaan yang paling utama ada pada tingkat antibodi yang dihasilkan.
"Setelah terinfeksi COVID orang-orang memang akan memiliki respons imun, tapi ini akan berbeda pada tiap individu tergantung apakah kamu mengalami gejala ringan atau parah. Hal yang kita tahu dari berbagai studi adalah bila gejalanya ringan biasanya antibodi yang terbentuk sedikit," kata Soumya seperti dikutip dari situs resmi WHO, Senin (23/8/2021).
Sementara pada vaksin, setidaknya para peneliti sudah berusaha melakukan standarisasi tingkat respons antibodi yang dibuktikan dalam uji klinis. Hanya sebagian kecil orang yang mungkin tidak memiliki respons antibodi memadai dari vaksin.
"Jadi saat seseorang divaksinasi, kita bisa lebih yakin dan memprediksi respons imun apa yang akan terjadi pada sebagian besar orang. Ini perbedaan utama antara imunitas dari infeksi alami dan imunitas dari vaksin," ungkap Soumya.
Kementerian Kesehatan RI menyebut para penyintas COVID-19 di Indonesia bisa mendapat vaksinasi minimal setelah tiga bulan sembuh.
Simak Video "6 Vaksin Corona yang Sudah Kantongi Restu dari WHO"

(fds/up)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar