7 Keluarga Terancam Terkurung Gegara Tol Yogya-Solo Minta Ganti Rugi
Tujuh keluarga di Dusun Pasekan, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah terancam terisolir akibat proyek tol Yogya-Solo. Warga tersebut meminta pemerintah ganti rugi sekalian daripada terkucil.
"Kalau pihak tol mau bebaskan tanah ya sebenarnya kita juga ingin pindah. Kalau tidak mau ya sudah, bagaimana lagi," ungkap warga Dusun Pasekan, Diono pada detikcom, Selasa (21/9/2021) siang.
Keinginan itu, sebut Diono, pernah disampaikan warga saat petugas pelaksana tol datang ke lokasi. Namun tidak ada hasilnya.
"Dulu saat pihak tol menanyai kami sudah saya sampaikan permintaan itu. Tapi kayaknya tidak dikabulkan, mintanya warga ya dibeli sekalian tujuh rumah," sambung Diono.
Meskipun permintaan sudah diajukan, sambung Diono, nyatanya tidak berhasil. Warga 14 keluarga lainnya sudah pindah tapi permintaan itu belum ada hasilnya.
"Nyatanya tidak berhasil. Padahal timur ada sungai, selatan ada sungai, barat dan Utara nanti ada tol," kata Diono.
Apabila pemerintah tetap enggan dan memberikan fasilitas jalan, imbuh Diono, untuk kehidupan sehari hari warga juga repot. Jumlah tujuh keluarga sulit untuk kemasyarakatan.
'"Dengan cuma tujuh KK dan pisah dari keluarga lain juga akan repot. Bagaimana kalau punya hajatan, gotong royong atau ada kematian sementara warga lain jauh," jelas Diono.
Bersambung ke halaman berikutnya.
"Hanya rumah saya yang sudah bersertifikat. Yang lain katanya belum, jadi kalau mau membayar sebenarnya ringan," kata Tunggal pada detikcom di rumahnya.
Warga tujuh rumah itu, kata Tunggal sebenarnya ingin diganti rugi sekalian oleh pemerintah. Meskipun pekarangan miliknya kena 77 meter tetapi tidak semua.
"Tanah saya yang depan itu kena sekitar 77 meter tapi juga belum cair. Pengin sekalian semua diganti rugi bersama warga yang tersisa saat ini," imbuh Tunggal.
Kepala Seksi Pengadaan Tanah BPN Klaten, Sulistyono menjelaskan status tanah warga itu belum dicek fisiknya. Statusnya masih simpang-siur.
"Di Desa Ngabeyan yang 7 bidang tanah yang katanya terisolir belum saya cek fisiknya. Untuk status tanahnya juga masih simpang siur, apakah itu tanah bekas kas desa atau tanah Oro-Oro ( Tanah Negara ) saya masih menunggu kepastian dari pihak Desa," jelas Sulistyono pada detikcom saat dikonfirmasi.
Ada juga informasi, sambung Sulistyono, jika tanah tersebut juga belum bersertifikat. Bahkan tiga diantaranya belum selesai prosesnya.
"Ya infonya demikian (tidak ada sertifikat). Soalnya yang 3 bidang terkena tol masih belum bisa diajukan SPP nya," tambah Sulistyono.
Sebelumnya diberitakan, di saat warga lain diguyur uang ganti rugi proyek tol Yogya-Solo jutaan sampai miliaran rupiah, tujuh kepala keluarga keluar di Klaten, Jawa Tengah terancam terisolir. Tujuh keluarga di Dusun Pasekan, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten tersebut bakal dikepung sungai dan jalan tol.
"Jadi nanti seperti orang terisolasi. Sebab di timur ada sungai, selatan juga sungai sedangkan di Barat dan Utara nantinya jalan tol," ungkap Diono, warga Dusun Pasekan kepada detikcom di rumahnya, Senin (20/9/2021) siang.
Baca artikel detikfinance, "7 Keluarga Terancam Terkurung Gegara Tol Yogya-Solo Minta Ganti Rugi" selengkapnya https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5733788/7-keluarga-terancam-terkurung-gegara-tol-yogya-solo-minta-ganti-rugi.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
(hns/hns)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar