Jejak Mistis di Balik Hilangnya Para Pendaki Bocah di Gunung Guntur
Garut -
M Gibran, bocah 14 tahun asal Garut hilang misterius saat mendaki Gunung Guntur. Kasus bocah hilang di Gunung Guntur ternyata tak sekali ini saja terjadi.
Hilangnya pendaki di Gunung Guntur secara misterius menjadi cerita tersendiri di balik indahnya gunung yang berada di Tarogong Kaler, Garut tersebut. Dalam dua tahun terakhir, tercatat ada dua pendaki berusia di bawah umur yang hilang misterius di gunung tersebut.
Pertama, pada tahun 2020 lalu, seorang pendaki bernama Afrizal Putra Martian hilang di Gunung Guntur. Afrizal hilang di Gunung Guntur hari Jumat, 3 Juli 2020. Kala itu, dia muncak bersama sejumlah temannya dan tiba di kawasan Pos 3 Gunung Guntur sekira pukul 17.00 WIB.
Mereka memutuskan bermalam di pos 3. Saat malam di lokasi, Afrizal diketahui sempat kencing di dekat tenda. Menurut ayah Afrizal, Agung saat dikonfirmasi detikcom Minggu, 5 Juli 2020, setelah kencing Afrizal mulai menunjukkan gelagat aneh.
"Dia sempat ngobrol sendirian. Kemudian teman-temannya nanya, kamu ngobrol sama siapa. Anak saya menjawab iyeu jeung si brother (ini sama si brother) sambil nunjuk ke arah gelap," ungkap Agung.
Remaja berusia 16 tahun itu kemudian beristirahat di dalam tenda bersama teman-temannya. Mereka bangun pagi-pagi, namun terkejut karena Afrizal sudah tak ada di sana.
Sejak saat itu Afrizal menghilang tanpa jejak. Pencarian kemudian dilakukan tim SAR gabungan setelah menerima laporan hilangnya Afrizal dari teman-temannya.
Afrizal kemudian ditemukan keesokan harinya, tepatnya Sabtu, 4 Juli 2020. Saat itu, Afrizal ditemukan di sebuah batu besar yang berada di mata air Curug Citiis.
Anehnya, dia ditemukan dalam kondisi telanjang hanya menggunakan celana dalam. Agung mengatakan, anaknya mengaku buntu selama hilang.
"Katanya dia buntu. Jalan ke sana buntu jalan ke sini buntu. Tapi kondisinya sadar," kata Agung.
Kejadian hilangnya pendaki secara misterius kembali terulang tahun ini. M Gibran Arrasyid (14) hilang seketika saat mendaki Gunung Guntur.
Kejadian bermula saat Gibran mendaki Gunung Guntur bersama 13 orang temannya pada Sabtu (18/9) sore. Mereka tiba di pos 3 sekitar pukul 17.00 WIB dan bermalam di sana.
Hari Minggu (19/9) pagi sekitar jam 04.00 WIB, rombongan kemudian kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Guntur. Namun, Gibran dikabarkan enggan ikut dan memilih bertahan di tenda.
"Sekitar pukul 08.00 WIB, rombongan kembali turun ke pos 3. Tapi Gibran sudah tidak ada di lokasi," ucap Kapolsek Tarogong Kaler Iptu Masrokhan.
Sejak saat itu Gibran menghilang misterius. Teman-temannya berupaya mencari namun tidak membuahkan hasil. Mereka kemudian melaporkan hilangnya Gibran ke petugas jaga.
Operasi SAR kemudian dilaksanakan tim SAR gabungan dipimpin Basarnas dengan ratusan personel dari berbagai institusi, organisasi hingga komunitas warga.
Setelah 5 hari mencari, akhirnya Gibran berhasil ditemukan. Dia ditemukan dalam kondisi selamat di kawasan Curug Cikoneng. Lokasi berjarak sekitar 750 meter dari pos 3.
Gibran pertama kali ditemukan oleh Ade Leji (55) warga setempat sekaligus sesepuh Gunung Guntur hari Jumat (24/9) sore sekitar pukul 16.00 WIB.
"Sekira pukul 16.00 WIB unsur SAR gabungan menerima informasi dari warga bahwa survivor (Gibran) ditemukan di Curug Cikoneng. Kemudian dievakuasi pada pukul 17.41 WIB," ujar Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah.
Gibran kemudian dievakuasi dan dilarikan ke Puskesmas untuk mendapat perawatan medis. Di Puskesmas Tarogong , Gibran sempat berbincang dengan detikcom. Dia berbagi pengalamannya selama lima hari menghilang.
Gibran mengaku sempat bertemu dengan lima sosok misterius yang terdiri dari 4 perempuan dan satu lelaki. Mereka menawarkan makanan padanya.
"Ada lima orang, yang perempuan pakai baju putih. Makanannya ada ikan, nasi. Tapi saya enggak dimakan karena enggak kenal," kata Gibran.
Gibran mengaku sadar namun tak bisa berbuat banyak saat itu. Namun, dia mengaku selama lima hari tak merasakan malam.
"Lima hari itu terang saja, nggak ada malam," ungkap Gibran.
Terlepas dari hal di luar nalar yang terjadi kepada para pendaki yang hilang, dua kejadian ini sudah sepatutnya dijadikan pelajaran bagi para pendaki untuk selalu waspada dan berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Detikcom juga sempat berbincang dengan Ade Leji, kuncen Gunung Guntur melalui sambungan telepon hari Sabtu (25/9) kemarin. Pria yang akrab disapa Mang Ade itu menitipkan pesan untuk para pendaki.
"Ada tiga syarat kalau mau mendaki (Gunung Guntur). Jangan sompral, jangan bersiul, jangan banyak nanya jalan," ujar Mang Ade.
(mso/mso)
Komentar
Posting Komentar