Jerman: Amerika Serikat Bisa Kehilangan Kepercayaan dari Uni Eropa karena AUKUS
Tempo.co
Eka Yudha Saputra
![Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen memberikan pernyataan pers tentang hasil perundingan Brexit, di Brussel, Belgia 24 Desember 2020. [Francisco Seco / Pool via REUTERS]](https://statik.tempo.co/data/2020/12/25/id_989976/989976_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Jerman mengatakan Amerika Serikat berisiko kehilangan kepercayaan dari sekutu Uni Eropa karena merugikan Prancis dengan perjanjian trilateral AUKUS bersama Australia dan Inggris.
Para duta besar Uni Eropa menunda persiapan untuk peresmian dewan perdagangan dan teknologi pada 29 September dengan Amerika Serikat, sebuah pertemuan yang disebut-sebut sebagai kemajuan besar dalam aliansi trans-Atlantik.
"Salah satu negara anggota kami telah diperlakukan dengan cara yang tidak dapat diterima, jadi kami perlu tahu apa yang terjadi dan mengapa," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membela Prancis, dikutip dari Reuters, 21 September 2021.
Dia meminta eksekutif Uni Eropa agarpersiapan dewan perdagangan dan teknologi AS dihapus dari agenda hari Rabu, kata para diplomat UE.
Seorang juru bicara mengatakan Komisi Eropa masih menentukan apakah pertemuan AS harus berjalan sesuai rencana.
Prancis mengatakan sedang menilai semua opsi dalam menanggapi pembatalan kontrak kapal selam Australia senilai US$40 miliar (Rp570 triliun) minggu lalu, sementara sekutu terbesar Uni Eropa, Jerman, mendukungnya, mengatakan Washington dan Canberra telah merusak kepercayaan antara sekutu yang akan sulit untuk dibangun kembali.
Menteri Urusan Eropa Jerman Michael Roth mengatakan UE perlu mengatasi perbedaannya dan berbicara dengan satu suara.
"Kita semua perlu duduk di meja; kepercayaan yang hilang harus dibangun kembali - dan ini jelas tidak akan mudah. Tetapi kami ingin memberikan kontribusi yang konstruktif," katanya sebelum pertemuan dengan rekan-rekannya di Brussels.
Wakil menteri urusan Eropa Lituania Arnoldas Pranckevicius merujuk pada "ketidakpercayaan trans-Atlantik" yang perlu diselesaikan.
Sekutu NATO di Eropa menyebut perjanjian AUKUS sebagai kegagalan Washington untuk berkomunikasi dan berkonsultasi selama penarikan mundur Barat yang kacau dari Afghanistan.
Australia mengatakan tawaran Amerika Serikat untuk mengakses teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir terlalu bagus untuk ditolak. Australia akan menjadi negara kedua setelah Inggris pada 1958 yang diberikan teknologi semacam itu, yang memungkinkan Australia membantu AS mencegah supremasi militer Cina di Asia-Pasifik.
Australia mengatakan akan membatalkan pesanan kapal selam konvensional dari Prancis, yang bertenaga diesel-listrik, dan sebaliknya akan beralih ke teknologi kapal selam nuklir AS dan Inggris di bawah kemitraan keamanan baru bernama AUKUS.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan dia ingin tahu mengapa negaranya, yang memiliki kehadiran militer yang kuat di Indo-Pasifik, tidak dilibatkan dalam perjanjian tersebut. Diplomat top UE juga tidak diajak berkonsultasi.
Menteri Urusan Eropa Prancis Clement Beaune menggambarkan hubungan dengan Australia saat ini berada pada titik yang sangat sulit.
"Kami tidak bisa bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kami perlu melihat semua opsi," katanya di Brussels.
Para menteri luar negeri Uni Eropa, yang bertemu di New York, juga menyatakan solidaritas dengan Prancis.
Beaune menyambut baik dukungan Uni Eropa, menekankan bahwa perjanjian AUKUS adalah masalah Eropa, bukan hanya masalah Prancis, dan blok tersebut harus lebih tegas dalam membela kepentingannya, meskipun tidak jelas langkah apa yang dapat diambil blok tersebut dengan cepat.
REUTERS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar