Surprise! Menlu-Wamen Bawa Oleh-oleh AS, ExxonMobil-Google - CNBC Indonesia

 

Surprise! Menlu-Wamen Bawa Oleh-oleh AS, ExxonMobil-Google

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Market
Senin, 20/09/2021 06:50 WIB
Foto: Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi (Ist Kementrian Luar Negeri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kunjungan kerja Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama Wakil Menteri (Wamen) I BUMN Pahala Nugraha Mansury dan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono pada 16-17 September 2021 di Los Angeles (LA) dan Houston, AS, membuahkan sejumlah nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah institusi global.

Perusahaan-perusahaan 'raksasa' dan institusi tersebut di antaranya ExxonMobil, Google Health, Baylor College of Medicine (BCM), dan Dynavax Technologies.

ExxonMobil yang bermarkas di Texas, AS ialah perusahaan penghasil dan pengecer minyak yang dibentuk pada 30 November 1999 dan tercatat di Bursa New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham SOM.

Google Health adalah cabang dari Google yang dimulai pada 2006, sementara BCM atau dulu bernama University of Dallas Medical Department adalah salah satu kampus kesehatan terbesar di dunia.

Adapun Dynavax adalah perusahaan biofarmasi asal AS yang tercatat di Bursa Nasdaq dengan kode saham DVAX.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi (Ist Kementrian Luar Negeri)
Foto: Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi (Ist Kementrian Luar Negeri)
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi (Ist Kementrian Luar Negeri)

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan pertemuan dengan ExxonMobil di lakukan di LA dan Houston dalam kunjungannya bersama Wamen BUMN Pahala dan Wamenkes Dante.

Pertemuan dengan ExxonMobil tersebut salah satu bentuk kerja sama antara Kementerian Luar Negeri dengan Kementerian BUMN untuk mendukung BUMN Go-Global.

"Yang intinya mendukung kerjasama BUMN dengan dunia luar, termasuk investasi keluar yang sifatnya strategis Kerjasama ini memiliki arti penting terutama dalam upaya memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dan mendukung pembangunan ketahanan energi nasional," jelas Retno dalam siaran resminya, dikutip Senin (20/9/2021).

Kerja sama Exxon Mobil dan Pertamina, kata Retno ini diharapkan dapat mendorong hilirisasi dan pemanfaatan teknologi pemrosesan bagi Pertamina untuk meningkatkan produksi, kilang atau refinery, dan petrokimia serta memperluas akses pasar produk turunan migas yang bernilai tambah.

Peluang kerja sama penurunan emisi dan transisi energi Indonesia melalui teknologi hijau, seperti carbon capture dan upaya dekarbonisasi lainnya, juga dibahas dalam pertemuan tersebut.

"Tentunya pembahasan ini akan kita lanjutkan saat menghadiri pertemuan COP 26 di Glasgow November mendatang. Tentunya kita berharap MOU antara Pertamina dan ExxonMobil ini dapat segera diimplementasikan," ujar Retno.

Dalam kesempatan yang sama, Pahala Mansury menjelaskan, kerja sama antara Pertamina dan ExxonMobil ini merupakan kerja sama lanjutan setelah sebelumnya telah menjalin kerja sama dalam pengembangan upstream.

Dalam kerja sama kali ini, kata Pahala, terdiri dari kerja sama hilirisasi dan pemanfaatan teknologi termasuk pengembangan infrastruktur untuk memastikan energi di Indonesia bisa memiliki akses infrastruktur hilirisasi yang lebih baik.

"Kita memiliki kerjasama yang strategis dengan ExxonMobil khususnya dalam pengembangan di upstream. Dan penandatanganan di downstream atau hilirisasi energi ini akan melengkapi kerjasama Pertamina dan Exxon Mobil sebagai perusahaan energi terbesar di dunia saat ini," jelas Pahala.

Sebelumnya lewat ExxonMobil Cepu Limited, ExxonMobil sudah meneken Kontrak Kerja Sama (KKS) Cepu pada 17 September 2005, yang mencakup wilayah kontrak Cepu di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

NEXT: Ada Kabar buat Bio Farma

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi (Ist Kementrian Luar Negeri)

Foto: Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi (Ist Kementrian Luar Negeri)

Selain dengan ExxonMobil, Pemerintah Indonesia menegaskan terus berupaya berkolaborasi dengan pihak-pihak berkompeten dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

Menlu Retno mengatakan, dirinya bersama Wamen BUMN Pahala Mansury dan Wamenkes Dante Saksono sudah menyepakati perjanjian bilateral dengan Baylor College of Medicine (BCM), Dynavax Technologies, dan Google Health, dalam kunjungan kerja pada 16-17 September lalu di LA dan Houston AS.

Secara rinci, Retno menjelaskan, pertemuan dengan BCM dan Dynavax untuk melakukan kerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) dalam pengembangan seed vaccine dengan platform protein rekombinan.

"Dynavax adalah produsen salah satu adjuvant terbaik di dunia. Adjuvant adalah suatu zat yang berfungsi menguatkan seed vaccine protein rekombinan," jelas Retno.

"Sebagaimana diketahui, salah satu BUMN Indonesia di bidang farmasi, yaitu Bio Farma, tengah melakukan kerja sama pengembangan vaksin dengan Baylor College of Medicine dengan menggunakan platform protein rekombinan," kata Retno melanjutkan.

Kerja sama antara Bio Farma dengan Dynavax, kata Retno dalam rangka untuk membangun kemandirian vaksin.

Ke depannya, Bio Farma dan Dynavax secara bersama-sama dapat mengembangkan vaksin mandiri platform protein rekombinan.

Adapun, pengembangan vaksin antara Bio Farma dan BCM kata Retno saat ini sudah memasuki tahap uji pra-klinis dan segera dilanjutkan ke tahap uji klinis yang diharapkan dapat selesai pada akhir tahun ini.

Dalam pertemuannya dengan BCM, pemerintah Indonesia juga melakukan penandatanganan yang pertama 'Amandemen Agreement Bio Farma - BCM' dengan menambahkan kerja sama pengembangan seed vaccine untuk multi varian Covid-19, termasuk di dalamnya varian delta.

Selain itu juga dilakukan penandatangan atau MoU mengenai strategic partnership yang akan memperkuat kerja sama yang strategis beyond Covid-19.

"Termasuk misalnya mencakup pemagangan tim kita di Baylor," ujar Retno.

Kemudian, pemerintah dalam hal ini Bio Farma juga menjajaki kerja sama dengan Google Health, yang telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui solusi teknologi digital.

"Dan untuk mendukung konsep digital dan wellness corner pada 20-50 apotek milik BUMN di Indonesia," jelas Retno.

Pahala menegaskan kerjasama dengan Google Health diharapkan dapat melakukan pengembangan sebagai antisipasi dalam penanganan medis.

Kerja sama dengan Google Health ini, kata Pahala merupakan kerja sama lanjutan, karena sebelumnya Indonesia sudah melakukan kerjasama untuk bisa melakukan pengembangan data mengenai masalah kesehatan di Indonesia.

"Tentunya dengan menjaga privasi yang ada, dan ini ke depannya, Google sebagai perusahaan teknologi dengan kemampuan artificial intelligent yang baik untuk bisa melakukan pengembangan preemptive medication," jelas Pahala.


Baca Juga

Komentar