Milisi Houthi Cegah Bantuan Kemanusiaan, 37.000 Warga Yaman Terancam Kelaparan di Marib - TRIBUNNEWS - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Milisi Houthi Cegah Bantuan Kemanusiaan, 37.000 Warga Yaman Terancam Kelaparan di Marib - TRIBUNNEWS

Share This

 

Milisi Houthi Cegah Bantuan Kemanusiaan, 37.000 Warga Yaman Terancam Kelaparan di Marib

By
M Nur Pakar
aceh.tribunnews.com
4 min

SERAMBINEWS.COM, SANAA - Milisi Houthi di Yaman melanjutkan blokade selama berminggu-minggu di sebuah distrik di Provinsi Marib.

Akibatnya, bantuan kemanusiaan tidak bisa disalurkan kepada 37.000 warga yang terkepung di kawasan itu, kata para pejabat dan pekerja bantuan PBB, Minggu (17/10/2021).

Dilansir AP, milisi Houthi yang didukung Iran telah maju di Distrik Abdiya selatan, Marib dalam beberapa pekan terakhir ini.

Sehingga, memaksa pasukan pemerintah yang diakui secara internasional untuk mundur, kata pejabat militer dari kedua belah pihak.

"Houthi melakukan genosida di Abdiya, mencegah makanan, obat-obatan dan kebutuhan dasar lainnya," kata Gubernur Provinsi Marib, Sheikh Sultan al-Aradah.

Serangan terhadap Abdiya merupakan bagian dari serangan Houthi untuk merebut kota Marib yang dikuasai pemerintah.

Houthi mulai mengintensifkan serangan mereka pada Februari 2021.

Tampaknya didorong oleh keputusan Presiden Joe Biden untuk mengakhiri dukungan AS kepada koalisi yang dipimpin Saudi.

Namun, mereka menghadapi perlawanan keras dari pemerintah dan pasukan suku yang dibantu oleh koalisi.

Yaman telah dilanda perang saudara sejak 2014, ketika Houthi merebut ibu kota, Sanaa.

Sekaligus memaksa Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi dan pemerintahnya yang diakui secara internasional melarikan diri ke selatan, kemudian ke Arab Saudi.

Koalisi yang dipimpin Saudi memasuki perang tahun depan untuk mencoba mengembalikan pemerintah ke tampuk kekuasaan.

Perang telah memburuk menjadi jalan buntu dan melahirkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Ribuan pejuang, sebagian besar Houthi, tewas dalam bentrokan dan serangan udara di sekitar kota Marib.

Houthi biasanya menyerang garis pemerintah, sehingga menjadi sasaran empuk di padang pasir terbuka untuk pesawat tempur koalisi.

Anak-anak yang direkrut oleh Houthi termasuk di antara mereka yang tewas dalam pertempuran itu.

Plakat dengan foto tentara anak-anak menjadi hal biasa di jalan-jalan di daerah yang dikuasai pemberontak termasuk ibu kota, Sanaa.

Puluhan warga sipil, termasuk wanita dan anak - anak berusia dua tahun, juga tewas dalam serangan Houthi di kota Marib.

Serangan menggunakan rudal balistik dan drone bermuatan bahan peledak.

Houthi ingin merebut Marib yang kaya energi dari pemerintah untuk menyelesaikan kendali mereka di utara Yaman.

Sebuah langkah yang akan memperkuat posisi dalam setiap negosiasi di masa depan untuk mengakhiri konflik yang menghancurkan.

Mereka sejauh ini menentang seruan internasional berulang kali untuk gencatan senjata nasional dan keterlibatan dalam negosiasi untuk menyelesaikan konflik.

Dua pekerja bantuan PBB mengatakan Houthi telah memblokir bantuan kemanusiaan ke distrik itu dan membatasi pergerakan orang selama sekitar tiga minggu.

Mereka mengatakan beberapa ribu orang telah mengungsi di tengah penembakan tanpa pandang bulu.

Termasuk serangan rudal terhadap bangunan tempat tinggal dan infrastruktur di Abdiya.

Blokade juga mencegah pemindahan pasien yang terluka dan pasien lain ke luar distrik, kata para pekerja.

Pada Jumat (15/10/2021), sebuah rudal balistik menghantam Rumah Sakit Ali Abdel-Mughni.

Sebuah fasilitas kesehatan utama di Abdiya yang memberikan perawatan medis mendesak kepada masyarakat, kata organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders.

Pemberontak memasuki pusat distrik itu tetapi pertempuran sengit tetap terjadi di beberapa daerah di tengah serangan udara koalisi.

Koalisi yang dipimpin Saudi mengatakan meluncurkan puluhan serangan udara terhadap Houthi untuk menghentikan kemajuan di distrik tersebut.

Dalam panggilan telepon Sabtu (16/10/2021) dengan Tim Lenderking, utusan khusus AS untuk Yaman, al-Aradah menyerukan masyarakat internasional membuat keputusan berani.

Dimana, menunjuk milisi ini sebagai kelompok teroris dan menuntut para pemimpinnya sebagai penjahat perang.

Mohammed Abdel-Salam, kepala perunding dan juru bicara pemberontak, mengklaim memerangi militan yang terkait dengan al-Qaida dan kelompok Negara Islam.

Dia juga mengklaim koridor kemanusiaan tersedia di Abdiya tetapi PBB tidak serius dalam mencari solusi kemanusiaan.

Abdel-Salam tidak memberikan bukti yang mendukung klaimnya dan tidak menanggapi panggilan telepon yang meminta komentar.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengutuk eskalasi Houthi di Marib.

Dia mengatakan hal itu menunjukkan pengabaian mencolok terhadap keselamatan warga sipil.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages