KABAR Terbaru Omicron Ditemukan di Jakarta, Simak Penjelasan Dinas Kesehatan DKI yang Sebenarnya - Tribun-medan - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

KABAR Terbaru Omicron Ditemukan di Jakarta, Simak Penjelasan Dinas Kesehatan DKI yang Sebenarnya - Tribun-medan

Share This

 

KABAR Terbaru Omicron Ditemukan di Jakarta, Simak Penjelasan Dinas Kesehatan DKI yang Sebenarnya - Tribun-medan.com

KABAR Terbaru Omicron Ditemukan di Jakarta, Simak Penjelasan Dinas Kesehatan DKI yang Sebenarnya

 TRIBUN-MEDAN.com - 

Pemprov DKI menyatakan kabar di media sosial mengenai temuan 4 kasus virus Corona varian Omicron adalah informasi tidak benar alias hoaks.

Berdasarkan hasil klarifikasi Litbangkes Kementerian Kesehatan pada Rabu (8/12/2021) hingga sekarang virus varian baru tersebut belum ditemukan di ibu kota.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan mereka secara aktif melakukan Whole Genome Sequencing (WGS) setiap harinya untuk mendeteksi varian virus corona.

"Setidaknya sudah 2.500 spesimen diperiksa dan 40 persen di antaranya adalah variant of concern dan sejauh ini tidak ditemukan varian Omicron," kata Widyastuti dalam keterangannya, dikutip Kamis (9/12/2021).

Ilustrasi ilmuwan mempelajari infeksi Covid-19
Ilustrasi ilmuwan mempelajari infeksi Covid-19 (SHUTTERSTOCK/Blue Planet Studio)

Adapun Dinkes DKI secara periodik mendapat hasil pemeriksaan WGS, dan sampai sekarang belum ditemukan varian Omicron.

Dinkes DKI sendiri mengapresiasi pemerintah pusat yang memperpanjang masa karantina pelaku perjalanan luar negeri selama 10 dan 14 hari, dengan tujuan untuk mencegah penyebaran varian Omicron.

"Penguatan surveilans WGS dan 3T terus ditingkatkan, selain upaya 6M dan vaksinasi yang optimal," pungkasnya.

BUKAN Omicron tapi Varian Delta

 - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menegaskan pemberitaan tentang empat orang di Cikarang Barat kabupaten Bekasi terpapar COVID19 varian Omicron tidak benar.

Kepastian tersebut didapat setelah KSP melakukan klarifikasi informasi tersebut dengan Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Bekasi dr. Sri Enny Mainiarti.

“Tidak ada bukti dan tidak ada statement apapun dari saya bahwa varian Omicron sudah masuk bekasi,” kata Abraham menirukan pernyataan Kadinkes Bekasi, Rabu, (8/12/2021).

Kata Abraham, hasil penelusuran tim Dinkes Bekasi ke laboratorium yang melakukan testing menunjukan, empat orang yang dinyatakan positif terpapar COVID19 tersebut, sebenarnya positif Delta bukan Omicron sebagaimana ramai dibicarakan.

“Keempat warga yang positif sudah dilakukan karantina, dan juga dilakukan tracing pada kontak erat. Langkah-langkah sudah dijalankan sesuai protokol,” tutur Abraham

Abraham menyayangkan, pemberitaan soal empat orang positif COVID19 di Bekasi dilakukan tanpa melalui klarifikasi dari sumber utama, yakni pihak Dinkes atau Kemenkes.

“Hoax semacam ini bisa merugikan masyarakat dan menimbulkan kepanikan yang tidak diperlukan,” sambungnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga membantah tegas kabar ditemukannya empat kasus varian Omicron di Bekasi.

juru bicara vaksinasi COVID-19 dr Siti Nadia Tarmizi, Corona B.1.1.529 hingga kini belum ditemukan di Indonesia.

"Belum ada," tegas dr Nadia, Rabu (8/12)

Sebagai informasi, sebelumnya media sosial dihebohkan oleh informasi tentang munculnya varian Omicron di Bekasi di sejumlah media online.

Dalam pemberitaanya disebutkan, empat orang dinyatakan terpapar Covid-19 varian Omicron setelah dilakukan pemeriksaan sample di Laboratorium Farmalab, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.

Keempat orang itu diduga tertular virus omicron seusai melakukan perjalanan ke luar negeri.

KSP dan Kementerian Kesehatan membantah kabar tersebut.

Gejala Omicron

Dikutip dari Metro.co.uk, gejala varian Omicron disebutkan "sangat ringan" dan diyakini menunjukkan gejala yang sama seperti varian Covid-19 lainnya.

Berikut ini gejala Omicron, yang dirangkum Tribunnews.com dari Metro.co.uk dan NDTV,

1. Suhu tinggi di bagian dada atau punggung;

2. Kelelahan luar biasa;

3. Tidak ada penurunan signifikan tingkat saturasi oksigen;

4. Tidak mengalami kehilangan rasa atau bau;

5. Tenggorokan gatal;

6. Sebagian besar pasien pulih tanpa rawat inap.

Walaupun gejalanya digambarkan sangat ringan, varian Omicron ini dapat menular dengan cepat.

Dikutip dari CNBC, Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr Angelique Coetzee, menggambarkan gejala Omicron "sangat ringan".

Coetzee mengatakan, pada 18 November 2021 ia mulai melihat pasien yang datang dengan "gejala yang tidak biasa", yang sedikit berbeda dari varian Delta.

"Dimulai dengan seorang pasien lelaki berusia 33 tahun, dan dia berkata bahwa dia sangat lelah selama beberapa hari terakhir."

"Dia juga merasakan sakit dan nyeri di tubuhnya, ditambah sedikit sakit kepala," ujar Coetzee pada BBC, Minggu (28/11/2021).

Coetzee menambahkan, pasien itu tidak mengalami sakit tenggorokan, namun terasa gatal.

Tetapi, ia tidak mengalami gejala batuk dan kehilangan rasa atau bau, gejala yang dikaitkan dengan jenis virus sebelumnya.

Coetzee menguji pasien itu dan hasilnya positif.

Tak hanya itu, empat anggota keluarga si pasien juga dinyatakan positif Covid-19 varian Omicron.

Di hari itu, ia juga melihat lebih banyak pasien bergejala sama, yang berbeda dari varian Delta.

Sekitar setengah dari pasien Coetzee diketahui tidak divaksinasi.

Hal tersebut mendorongnya memperingatkan komite penasihat vaksin Afrika Selatan, di mana ia juga menjadi anggotanya.

Pasien varian Omicron lain yang Coetzee lihat sejauh ini, juga mengalami apa yang ia gambarkan sebagai gejala "sangat ringan".

Gejala Varian Delta meski Sudah Divaksin

Gejala pada varian Delta bisa menyebar dengan cepat di antara orang yang belum divaksin.

Namun, varian Delta juga bisa saja menginfeksi orang yang sudah divaksin dua kali.

Diketahui, varian Delta ini pertama kali didokumentasikan di India pada Oktober 2020 dan merupakan varian yang paling dominan.

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, studi besar menganalisis data yang dikumpulkan menggunakan aplikasi Zoe COVID Study antara 8 Desember 2020 hingga 4 Juli 2021.

Hanya sebagian kecil responden yang divaksinasi lengkap melaporkan infeksi simtomatik (bergejala).

Dari 906 pasien yang termasuk dalam kelompok infeksi simtomatik tersebut, dengan rincian:

- 39 persen melaporkan bersin sebagai gejala;

- 41,6 persen melaporkan sakit kepala;

- 43 persen pilek;

- 43,7 persen mengalami kelelahan;

- 61,9 persen mengalami demam.

Meskipun sebagian kecil responden menunjukkan tanda-tanda penyakit, penelitian ini menambah banyak bukti bahwa vaksin sangat efektif melawan penyakit terobosan.

Hanya 0,5 persen dari pasien yang divaksinasi satu kali dan 0,2 persen pasien yang divaksinasi penuh dalam penelitian ini dinyatakan positif Covid-19.

Penelitian ini juga menemukan bahwa infeksi lebih mungkin muncul tanpa gejala pada mereka yang sudah divaksinasi penuh.

Selain itu, mereka yang telah menerima kedua suntikan vaksin juga hanya memiliki setengah kemungkinan untuk memiliki gejala berkepanjangan yang dikenal sebagai Long-Covid.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Baca Selanjutnya: Omicron

(Tribunnews/ Taufik Ismail/Danang Triatmojo)

Baca Selanjutnya: Varian delta

Baca Selanjutnya: Omicron

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages