Riset Perikanan Perguruan Tinggi Perlu Dikoneksikan ke Industri
Jakarta, Beritasatu.com- Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Prof. Rokhmin Dahuri mengatakan hasil-hasil riset yang dilakukan perguruan tinggi pada bidang perikanan hendaknya berorientasi pada industri.
“Jangan berhenti pada tahap penemuan atau sekedar purwarupa saja, tetapi dapat dimanfaatkan industri dan masyarakat,” ujar Rokhmin di Jakarta, Kamis (16/12/2021).
Untuk itu kata dia, diperlukan peran pemerintah dalam mempertemukan hasil riset perikanan dengan pihak industri, agar industri tidak bergantung pada sektor impor. "Hasil penelitian tersebut harus dapat menjadi inovasi," kata dia.
Menurut dia, sektor perikanan memiliki peluang yang besar di Tanah Air, seiring meningkatnya konsumsi dan daya beli masyarakat.
CEO dan Cofounder eFishery, eFishery perusahaan rintisan bidang akuakultur, Gibran Huzaifah, mengatakan kehadiran teknologi dalam bidang perikanan dapat membuka kolaborasi. Jumlah pembudidaya yang telah bergabung dalam ekosistem eFishery mencapai 27.000 orang. Angka ini meningkat 1.074 % dibandingkan jumlah pembudidaya yang menggunakan layanan eFishery di 2020.
“Inovasi yang dihasilkan teknologi itu membuka akses kepada seluruh pelaku usaha dan menciptakan value bersama-sama. Kalau tahun ini kami bisa merangkul 27.000 pembudidaya, tahun depan kami bidik 200.000 pembudidaya yang tersebar di 250 kabupaten/kota bisa bergabung dalam ekosistem kami,” kata Gibran.
Dengan semakin bertambahnya jumlah pembudidaya ikan dan udang yang menggunakan teknologi eFishery, Gibran menyebut perputaran ekonomi di sektor perikanan budidaya maupun industri pendukungnya semakin meningkat.
Sebut saja jumlah pakan ikan yang didistribusikan eFishery kepada pembudidaya melalui fitur Kabayan (Kasih, Bayar Nanti). Fitur itu diberikan kepada para pembudidaya berbentuk modal pakan, yang dapat dibayarkan oleh pembudidaya setelah menikmati hasil panen.
Fitur itu juga menggandeng sejumlah financial institute untuk memberikan pinjaman modal kepada pembudidaya. Sejak Kabayan pertama kali diperkenalkan pada 2020 lalu, Gibran mencatat jumlah petani yang memanfaatkan kemudahan dalam membeli pakan tersebut mencapai 6.000 orang dengan total jumlah pakan yang disalurkan mencapai 25.000 ton atau setara Rp 400 miliar. “Tahun depan, kami targetkan jumlah pembudidaya yang memanfaatkan Kabayan sebanyak 30.000 orang, dengan total pembiayaan mencapai Rp 1,3 triliun dan jumlah pakan yang disalurkan sebanyak 100.000 ton,” terang dia.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar